Home » Penuh Cinta! Komunitas Sekolah Paulus Pangkalpinang Berdoa Bersama Penutupan Bulan Rosario

Penuh Cinta! Komunitas Sekolah Paulus Pangkalpinang Berdoa Bersama Penutupan Bulan Rosario

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNes.id — Di bawah langit cerah yang menyinari pagi itu, suara anak-anak bergema lembut di Gua Maria Lourdes Budi Mulia. Kompleks Biara Bruderan Budi Mulia di Paroki Santa Bernadeth ini menjadi saksi kegiatan rohani yang menyentuh hati: Doa Rosario dan Perayaan Ekaristi bersama komunitas Sekolah Paulus Pangkalpinang. Melibatkan siswa dari TK Santo Paulus, SD Santo Paulus I, SD Santo Paulus II, hingga SMP Santo Paulus, acara ini menandai penutupan Bulan Rosario dengan penuh kedamaian dan refleksi pada 31 Oktober lalu.

Suasana hening di gua seperti pelukan hangat dari alam. Cuaca cerah membuat semuanya terasa lebih khidmat, membantu anak-anak dan guru fokus dalam doa. Dipimpin oleh Reny Setyawati, guru matematika dari SMP Santo Paulus Pangkalpinang, anak-anak bergiliran mendaraskan Salam Maria. Mereka merenungkan Peristiwa Sedih, mengingat penderitaan Yesus melalui misteri-misteri itu.

“Memimpin doa bersama anak-anak ini seperti mengajak mereka menyelami kedalaman iman. Mereka begitu antusias bergantian mengucapkan Salam Maria. Saya harap ini menjadi kebiasaan sehari-hari, karena doa adalah jembatan hati kita ke Tuhan.” ucap Reny Setyawati, dengan senyum hangatnya, berbagi pengalamannya.

Setelah Doa Rosario, acara berlanjut ke Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Yosef Setiawan, Pastor Paroki Santa Bernadeth. Romo Yosef memandu seluruh jemaat dalam misa yang penuh makna.

“Hari ini, kita merayakan iman bersama anak-anak yang polos dan tulus. Ekaristi ini mengingatkan kita bahwa Tuhan hadir di tengah kita, terutama melalui doa dan kasih,” ungkap Romo Yosef usai acara.

Pengkotbah dalam misa ini adalah Diakon Lorensius Novensius, yang akrab disapa Diakon Aven. Dengan tema “Semua karena Cinta”, Diakon Aven menyoroti pentingnya cinta kasih dalam hidup sehari-hari. Ia mengajak guru dan anak-anak untuk mencintai hidup doa, termasuk Doa Rosario setiap hari.

“Cinta harus melampaui aturan. Aturan jangan sampai menghalangi kita mencintai sesama. Cinta adalah nilai utama yang Tuhan ajarkan,” ujar Diakon Aven dengan penuh semangat.

Ia juga menekankan agar semua meneladani Bunda Maria, yang setia pada kehendak Tuhan.

Nyanyian dalam misa dipimpin oleh Celestine Kimberly, siswi SD Santo Paulus II. Suaranya yang merdu membawa nuansa syahdu.

“Saya senang sekali memimpin nyanyian hari ini. Rasanya seperti bernyanyi untuk Bunda Maria langsung. Ini membuat doa kami lebih hidup,” cerita Celestine dengan mata berbinar.

Lektor ditugaskan kepada Stesha dari SD Santo Paulus I, yang membacakan bacaan suci dengan jelas dan percaya diri.

“Awalnya saya nervous, tapi setelah mulai, rasanya tenang. Ini pengalaman berharga, belajar membaca Firman Tuhan di depan banyak orang,” sambung Stesha sambil tersenyum malu-malu.

Sementara itu, Yohana dari SD Santo Paulus I bertugas sebagai pembaca Doa Umat.

“Doa umat ini seperti menyampaikan harapan kita semua ke Tuhan. Saya berdoa agar kita semua bisa lebih mencintai satu sama lain, seperti yang dikatakan Diakon Aven,” ucap Yohana dengan tulus.

Doa Rosario, sebagai inti kegiatan ini, bukan sekadar rutinitas. Ini adalah doa bersama Bunda Maria kepada Tuhan, di mana kita merenungkan misteri kehidupan Yesus melalui lensa Maria. Maknanya dalam: Doa Rosario mengajak kita meneladani Bunda Maria yang setia dan taat pada kehendak Tuhan. Pesannya sederhana tapi mendalam – doa ini mengingatkan kita untuk hidup dalam kasih, melewati cobaan dengan iman, dan selalu dekat dengan Tuhan. Di bulan Oktober, yang didedikasikan untuk Rosario, kegiatan seperti ini memperkuat komitmen rohani, terutama bagi anak-anak yang sedang tumbuh.

Acara ini tak hanya menyatukan komunitas sekolah, tapi juga meninggalkan pesan abadi: cinta adalah dasar segalanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia, momen seperti ini mengingatkan kita untuk kembali ke sumber iman. Semoga semangat ini terus menyala di hati setiap peserta.

Kontributor: Edi Woda

Anda mungkin juga suka