Tanjungpandan, YTKNews.id—Sekolah Regina Pacis Belitung menjadi salah satu sekolah Inklusi di Belitung. Itu berarti di sekolah Regina Pacis ada peserta didik berkebutuhan khusus atau sering di sebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Hal ini menjadi alasan Yayasan Tunas Karya (YTK) bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Terapan Persona (LPT Persona) Pangkalpinang mengadakan In House Training (IHT) Peningkatan Kompetensi Guru. Menariknya peningkatan kompetensi pendidik ini dofokuskan pada pendampingan Peserta Didik Berkebutuhan Khusu di Sekolah Regina Pacis Belitung.
IHT ini dipandu langsung oleh Ketua YTK, RD Servasius Samuel, S. Psi, M. Psi, Psikolog sekaligus pengurus LPT Persona. dan Ibu Lia Hervika, M. Psi, Psikolog menjelaskan macam-macam ABK serta Menekankan empati dan menyatu dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
Kegiatan ini berlangsung, Senin, 19 Agustus 2024, di Aula KB-TK Regina Pacis Tanjungpandan. Kegiatan itu, di ikuti 25 guru dan 4 Kepala Sekolah, pastor paroki Regina Pacis RD. Fransiskus Paskalis Maing yang lebih akrab disapa Romo Frengky dan Angggota Pengurus YTK Romo Stefanus Tomeng Kelen.
IHT ini dibuka dengan sambutan mewakili Kepala Sekolah Regina Pacis Belitung, Sr. M. Ancilla, FCh, S. Pd yang lebih akrab disapa Sr. Ancilla. Dalam sambutan nya ia mengatakan IHT ini sudah menjadi program yayasan. “Program ini sudah ada dalam RKAT yayasan tahun 2023 dan dijalankan di tahun 2024,” ungkap Sr. Ancilla.
Pada kesempatan lain Romo Frangky menekankan pendekatan hati terutama untuk ABK. “Pendekatan hati akan menumbuhkan buah yang bagus,” ungkap Rm. Frangky dalam sambutanya.
Di kesempatan berikutnya Rm. Stef menekankan untuk membangun empati pada ABK. “Anak kita bukan hanya anak yang sehat-sehat saja. Melainkan mereka yang butuh perhatian khusus,” ungkap Romo Stefan
Pada sela-sela materi, terkuak banyak sharing dari guru-guru sekolah Regina Pacis tentang pengalaman pendampingan ABK yang sudah terjadi selama ini. Para Guru menceritakan bagaimana mereka menerapkan rasa empati pada ABK. Terutama mereka menceritakan bagaimana mereka menjadi teman seperjalanan bagi ABK .
Salah satu guru SD Regina Pacis Tanjungpandan Kristianus Viktor Ago Mage, mengungkapkan hal yang sama ketika ditanyai tim Promosi sekolag Regina Pacis. “Menurut saya kegiatannya menarik dan seakan mempertegas apa yang sudah kita lakukan terhadap anak-anak kita yang istimewa. Saya pikir kita bukan ahli tapi kita sudah sungguh luar biasa menangani anak-anak kita yang istimewa dengan berbagai pendekatan sederhana misalnya bertemu dengan orang tua, anak-anak juga berusaha merangkul anak-anak istimewa ini seperti anak kita,” ungkap Viktor.
“Dari pemaparan materi oleh narasumber kita baik Romo Sam juga Ibu Lia, saya pikir membantu kita untuk berpikir secara bijak dan tentu bisa menemukan kelebihan dan keistimewaan anak-anak kita,” lanjutnya di sela-sela waktu persiapan pulang.
Dalam perjalanan belajar Bersama anak ABK ini, ternyata banyak prinsip yang menjadi standar guru-guru Regina. Bagi Viktor, ia menggunakan istilah “Back to your house.”
“Dalam pengalaman saya menangani anak-anak baik yang reguler maupun istimewa ini, saya selalu menggunakan prinsip sederhana “Back to your house.” Inti dari prinsip ini adalah, apabila ada sesuatu yang salah dengan anak-anak hal pertama yang saya lakukan adalah bertemu dengan orang tua untuk mencari tahu situasi anak di rumah. Hal ini sungguh membantu dari pengalaman saya,”lanjut Viktor sesaat meninggalkan aula KB-TK Regina Pacis Tanjungpandan.
Pada akhir pertemuan ini, guru dan kepala sekolah memainkan peran menjadi ABK dengan tujuan menghayati dan merasakan sendiri mejadi ABK di dalam kelas. (sfn)
Kontributor : Siprianus