Pangkalpinang, YTKNews.id — “Seru dan sangat kompetitif!” jawab Tania, salah satu penonton ketika ditanya kesannya mengikuti pertandingan Bilun antar-Sekolah Dasar se-Kota Pangkalpinang pada Rabu, 25 September lalu. Perlombaan Bilun ini diselenggarakan oleh SMP Santa Theresia dalam rangka pesta pelindung dan ulang tahunnya yang ke-73. Sesuai dengan tema perayaan yakni “Memajukkan mutu Pendidikan dengan merujuk pada Kearifan Lokal”, sekolah mengadakan pelbagai perlombaan bertemakan kebudayaan. Salah satu perlombaan yang diadakan adalah lomba permainan tradisional dan salah satunya adalah pertandingan bilun.
“Bilun merupakan salah satu permainan tradisional yang mulai ditinggalkan anak muda dan kita perlu melestarikannya.” ujar Bambang Hermansah, selaku ketua panitia lomba Bilun.
Bilun merupakan salah satu permainan tradisional khas Bangka Belitung yang biasanya dikenal juga dengan sebutan “gobak sodor”. Permainan ini dimainkan oleh dua tim yang saling berlawanan dengan beranggotakan 5 orang setiap timnya. Di dalam pertandingan, ada tim yang harus melewati hadangan tim lawan dan setiap anggota tim yang berhasil melewati semua hadangan lawan berhasil mendapatkan poin yang akan digunakan untuk menentukan kemenangan. Dalam permainan ini, para pemain dapat belajar banyak hal seperti menyusun taktik, cara berkoordinasi dengan teman satu tim yang efektif, dan juga belajar untuk bermain secara sportif.
Perlombaan yang berlangsung dari pagi hingga sore ini diikuti oleh 13 tim dari 11 Sekolah Dasar se-Kota Pangkalpinang. Sekolah-sekolah tersebut adalah SD Santa Theresia 1, SD Santo Paulus 1, SD Santo Paulus 2, SD Negeri 1, SD Negeri 2, SD Negeri 11, SD Negeri 22, SD Negeri 28, SD Negeri 30, SD Negeri 42, SD Negeri 46. Perlombaan ini juga dipimpin oleh 6 orang wasit yang berasal dari guru-guru olahraga yang sudah punya jam terbang tinggi dalam memimpin pertandingan bilun.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih atas terlaksananya Santher Culture Fest yang melaksanakan olahraga tradisional di Pangkalpinang. Usul dari kami kalau bisa menjadi program untuk ke depannya.” ujar Edi, salah satu guru pendamping SD ketika ditanya untuk pesan kesannya dalam acara ini.
Kontributor: Alexander