Mentok, YTKNews.id- Hembusan angin sejuk Puri Sadana menjadi saksi bisu transformasi semangat 60 siswa kelas 6 SD Santa Maria dalam kegiatan rekoleksi yang berlangsung selama dua hari penuh, dari 24-25 April 2025. Mengusung tema “Aku Dikasihi dan Berani Meraih Mimpi”, kegiatan ini bukan sekadar retret biasa, melainkan sebuah perjalanan batin yang dirancang untuk menyentuh hati, membangkitkan keberanian, dan menanamkan keyakinan akan potensi diri.
Sejak kedatangan, aura antusiasme terpancar dari wajah setiap siswa. Mereka didampingi oleh guru kelas 6 yang penuh perhatian, Felix dan Donaria, serta dua guru lainnya yang turut memberikan dukungan. Selain itu, para tutor profesional dari Puri Sadana juga hadir untuk memfasilitasi setiap sesi dengan keahlian dan dedikasi tinggi.
Sesi-sesi yang terstruktur dengan apik membawa para siswa menyelami makna kasih dalam hidup mereka. Melalui cerita, diskusi mendalam, dan aktivitas yang menyentuh, mereka diajak untuk menyadari betapa berharganya diri mereka dan bagaimana kasih dari orang-orang terdekat menjadi fondasi yang tak ternilai harganya. Guru pendamping tak hanya mendampingi, tetapi juga aktif berinteraksi dan memberikan semangat kepada para siswa.
“Kami ingin anak-anak benar-benar merasakan bahwa mereka dicintai,” ujar salah satu tutor.
“Ketika kita menyadari betapa besar kasih yang melingkupi kita, rasa takut untuk bermimpi besar akan perlahan menghilang.”
Hari kedua menjadi panggung bagi semangat untuk meraih mimpi. Para tutor profesional dengan penuh motivasi berbagi kiat-kiat untuk menetapkan tujuan, mengenali bakat dan minat, serta membangun mentalitas pantang menyerah. Rekoleksi ini tidak hanya berkutat pada olah pikir dan batin. Keseruan dan tantangan fisik hadir melalui sesi outbound yang dirancang khusus untuk mengasah ketangkasan dan kekompakan tim. Teriakan semangat dan tawa riang menggema di area outbound saat para siswa berjuang bersama melewati berbagai rintangan. Mereka belajar untuk saling percaya, berkomunikasi efektif, dan menyadari bahwa kekuatan sebuah tim terletak pada solidaritas dan kerjasama. Para guru pendamping juga turut berbaur dan memberikan dukungan moral kepada para siswa.
“Kegiatan outbound ini mengajarkan kami bahwa untuk mencapai tujuan, kita tidak bisa berjalan sendiri,” ungkap Andreas, dengan wajah sedikit berkeringat namun penuh senyum. “Kita butuh teman untuk saling membantu dan menyemangati.”
Meskipun kepala sekolah tidak dapat hadir, guru pendamping menyampaikan pesan dan harapan dari pihak sekolah. Beliau menekankan bahwa rekoleksi ini adalah investasi penting dalam pembentukan karakter siswa dan mengucapkan terima kasih kepada para tutor dan guru pendamping atas dedikasi mereka.
“Kami berharap, melalui pengalaman ini, anak-anak tidak hanya semakin termotivasi dalam belajar, tetapi juga tumbuh menjadi pribadi yang dewasa, memiliki keyakinan diri yang kuat, dan berani menghadapi tantangan di masa depan,” tutur Felix menyampaikan pesan dari sekolah.
Di penghujung rekoleksi, setelah dua hari yang penuh makna, para siswa berkumpul untuk sesi penutup. Wajah-wajah mereka memancarkan harapan dan tekad yang baru. Mereka membawa pulang bukan hanya kenangan indah, tetapi juga pemahaman yang lebih dalam tentang arti kasih dan keberanian untuk menggapai setiap impian yang terukir dalam hati.
Kontributor: Suwito