Home » Dari Mentok Untuk Bangka, Komunitas Santa Maria Hadirkan Sebuah Karya Seni Yang Menyentuh Hati

Dari Mentok Untuk Bangka, Komunitas Santa Maria Hadirkan Sebuah Karya Seni Yang Menyentuh Hati

oleh Tarsisius Ramto Idong

Pangkalpinang, YTKNews.id – Di tengah panasnya siang kota Pangkalpinang, Komunitas Sekolah Santa Maria Mentok berhasil menghadirkan kesejukan lewat sebuah karya seni yang menyentuh hati: film pendek dan penampilan paduan suara yang memukau ratusan pendidik dari berbagai unit Yayasan Tunas Karya dan Sekolah Katolik lainnya yang ada di Pulau Bangka. Karya ini ditampilkan dalam rangka Hari Studi Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah Katolik Wilayah Bangka, yang digelar di GOR SMP Santa Theresia Pangkalpinang, Senin (12/5).

Film pendek berjudul “Sekolah Merdeka Bukan Sekedar Nama” menjadi sajian pembuka yang menyita perhatian. Puluhan pasang mata terpaku pada layar, hanyut dalam alur cerita yang tidak hanya realistis, tetapi juga menggugah nurani. Suasana seketika berubah hening saat film diputar—kekaguman, haru, dan rasa bangga tampak jelas dari wajah-wajah para peserta studi yang menyaksikannya.

Usai pemutaran, tepuk tangan menggema dan pujian pun mengalir deras dari berbagai penjuru peserta yang menyaksikan. Banyak yang menyampaikan betapa film tersebut begitu menginspirasi dan mencerminkan realitas yang akrab dalam dunia pendidikan.

Cuplikan adegan dalam Film

Film ini merupakan hasil kolaborasi ide dan kreativitas Riko Zulkarnain dan Tarsisius Ramto Idong. Tarsisius, yang akrab disapa Tri, menyampaikan bahwa proses produksi film ini semuanya dimainkan oleh guru dari Sekolah Santa Maria Mentok. “Kami tidak berjalan sendiri. Tanpa keterlibatan dan semangat kebersamaan dari rekan-rekan guru di komunitas Santa Maria Mentok, film ini tidak akan jadi seperti sekarang,” ungkapnya penuh syukur.

Salah satu guru yang turut bermain dalam film, Ruth Okloisa, mengaku bangga dan terharu bisa terlibat dalam produksi ini. “Rasanya seperti melihat cermin kehidupan nyata kita sebagai guru dan siswa. Saya tidak menyangka hasilnya akan sebagus ini,” ujarnya.

Senada dengan Ruth, Restu Hutasoit, yang juga tampil dalam film, mengatakan bahwa pengalaman ini menjadi momen berharga baginya. “Kita tidak hanya berbagi cerita, tapi juga menyuarakan harapan lewat film. Senang juga bisa terlibat dalam peran di tengah kesibukan jam kerja yang padat, Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan,” katanya.

Cuplikan adegan dalam Film


Tak hanya lewat film, Komunitas Sekolah Santa Maria Mentok juga menyampaikan pesan mendalam melalui musik. Lagu
“Merakit” yang dipopulerkan oleh Yura Yunita mereka bawakan dalam format paduan suara yang syahdu dan penuh penghayatan. Lagu ini menjadi simbol harapan, tentang pentingnya percaya pada diri sendiri, optimisme, dan semangat untuk bangkit dari kegagalan.

Riko Zulkarnain yang turut terlibat dalam proses persiapan penampilan ini mengungkapkan rasa bangganya. “Paduan suara ini bukan hanya tentang menyanyi. Ini tentang menyuarakan semangat kami sebagai pendidik yang terus ‘merakit’ mimpi, meski tak mudah,” tuturnya.

Kepala Sekolah SMP Santa Maria Mentok, Letisia Pare, turut memberikan apresiasinya. Ia merasa bangga atas penampilan yang ditunjukkan komunitas sekolahnya. “Film dan lagu ini mewakili suara hati para guru. Kami tidak hanya mengajar, tapi juga belajar bersama dalam proses yang panjang dan penuh makna. Ini adalah wujud nyata dari sinodalitas yang menghidupkan pendidikan yang membebaskan,” ungkapnya hangat.

Dengan tema besar “Sinodalitas Menuju Pendidikan yang Membebaskan”, Komunitas Santa Maria Mentok bukan sekadar tampil. Mereka berbicara lewat karya—tentang harapan, perjuangan, dan semangat untuk terus melangkah bersama demi pendidikan yang lebih baik.

Kontributor : HuMas Santa Maria Mentok

Lonk Film : https://youtu.be/oOh6waoIRW4?si=my4cesT8QpSKCY5y

Anda mungkin juga suka