Home » Murid Kelas VII SMP Santa Theresia Diajak Menggali Budaya Lewat Gerak

Murid Kelas VII SMP Santa Theresia Diajak Menggali Budaya Lewat Gerak

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Dalam upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, SMP Santa Theresia melaksanakan kegiatan kokurikuler perdananya dengan tema Kearifan Lokal. Merujuk pada seni tari tradisional, pelaksanaan kokurikuler ini berlangsung mulai dari tanggal 22 – 26 September lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan berbagai seni tradisional Indonesia serta menumbuhkan kreativitas murid dalam mengembangkan karya seni yang berakar pada budaya daerah. Kelas VII bertema tari, kelas VIII bertema permainan, dan kelas IX betema kuliner.

Dalam kegiatan ini, kelas VII dibimbing oleh tim guru kokurikuler untuk menciptakan tari kreasi yang terinspirasi dari gerak dan irama tari tradisional. Kegiatan dimulai dengan pengenalan kearifan lokal dari koordinator kokurikuler kelas VII yakni Seta Dewa, S.Sn. dan Jovinka Agathadianti, S.Sn. Seluruh murid kelas VII dikumpulkan di GOR untuk mendengarkan pemaparan kegiatan yang akan dilakukan selama kegiatan kokurikuler. Setelah itu, murid diajak dalam kelompok masing-masing untuk membuat peta pikiran terkait dengan kearifan lokal yang mereka temui. Sangat beragam dan berhasil memancing ketertarikan murid untuk menggali informasi kearifan lokal di tempat mereka berpijak, yakni Negeri Serumpun Sebalai.

Selesai dengan peta pikiran, murid diajak untuk beralih dari teori ke praktik pada hari kedua. Sesuai kelompok, murid dibimbing untuk membuat sebuah tari kreasi dengan diiringi musik daerah yaitu musik melayu. Alunan lagu Campak dan Zapin Melayu mengiringi seluruh rangkaian aktivitas hingga hari kedua berakhir. Selama dua hari, murid kelas VII megkreasikan dan berlatih menghapal gerakan-gerakan untuk tari kreasi mereka. Mengikuti arahan guru pendamping, beberapa kelompok terlihat merevisi kembali gerakan dengan penuh semangat.

Untuk melihat kemajuan per kelompok, para guru mendampingi dan memberi evaluasi. Hingga di akhir hari keempat, semua kelompok sudah siap dengan tari kreasinya masing-masing. Proses pengambilan video mulai dilakukan hari itu. Video setiap kelompok ditayangkan dan ditonton bersama-sama di GOR. Selama proses latihan dan penayangan video, wali kelas VII sekaligus guru pendamping memilih 2 kelompok terbaik untuk diikutkan pada lomba tari kreasi antar kelas pada tanggal 1 Oktober lalu dalam perayaan pesta pelindung sekolah.

“Sulit juga membuat gerakan untuk tarinya. Kelompok kami perlu referensi, jadi kami cari-cari melalui Youtube. Ada rasa bangga setelah berhasil dan terpilih mewakili kelas untuk lomba antar kelas VII”, ujar Viola, perwakilan kelas VIIA.

Terpilihnya dua kelompok per kelas tentunya membakar semangat murid. Dengan tekun dan ulet, mereka mempersiapkan diri dengan matang demi mengharumkan nama kelas masing-masing. Persiapan dilakukan mulai dari menyelaraskan gerakan hingga menyiapkan kostum ala penari profesional dengan segala propertinya.

Selaku kepala sekolah, Lan Cen, S.Ag. menyatakan dukungannya.

“Saya sungguh mengapresiasi semangat seluruh murid. Anak-anak berlatih dengan tekun, bekerja sama, dan berani mengekspresikan diri melalui gerak, musik, dan kostum yang indah. Kegiatan ini bukan sekedar lomba namun juga wujud nyata pembelajaran yang memadukan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai budaya dalam satu pengalaman yang bermakna. Terima kasih kepada para guru pembimbing, tim projek kokurikuler kelas VII” ungkapnya.

Penampilan 10 tim tari kreasi yang memeriahkan perayaan pesta pelindung sekolah membuka jalan melahirkan cikal-bakal penari profesional. Tim B Kelas VII E keluar sebagai juara pertama, diikuti Tim A Kelas VII B sebagai juara kedua, dan Tim A Kelas VII A sebagai juara ketiga.

“Saya berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan di tahun-tahun mendatang, tidak hanya sebagai projek seni, tetapi juga sebagai sarana membangun kebanggaan terhadap warisan budaya lokal dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air.” tambahnya.

“Semoga pengalaman ini menumbuhkan kreativitas, kerja sama, dan kepekaan estetik dalam diri para murid. Kiranya semangat belajar melalui budaya ini menjadi salah satu cara kita menghayati nilai pelindung sekolah yang kita rayakan, yaitu semangat untuk melayani, berkarya, dan mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan dan sesama”, pungkas Lan Cen, S.Ag. dengan mantab.

Kontributor: Theresia Feby

Anda mungkin juga suka