Mentok, YTKNews.id– Pekan kedua Desember 2024 menjadi momen yang tak terlupakan bagi para peserta didik SD Santa Maria Mentok. Walau SD Santa Maria seperti halnya sekolah lain sedang menutup smester genap dengan asesmen sumatif akademik, SD Katolik satu-satunya di Mentok ini, juga mengaadakan kegiatan olahraga dan permainan tradisional yang sarat akan nilai edukasi, yakni bola beracun.
Permainan yang mengharuskan peserta untuk menghindari lemparan bola yang dikreasikan oleh peserta didik dari barang bekas ini ternyata mampu membangkitkan semangat juang dan kerja sama tim yang tinggi di antara para siswi. Selama tiga hari penuh, lapangan sekolah dipenuhi oleh tawa riang dan sorakan semangat dari para peserta.
Amelia Arlan, guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) SD Santa Maria Mentok, menjelaskan bahwa permainan bola beracun dipilih karena memiliki banyak manfaat bagi perkembangan peserta didik. “Selain menyenangkan, permainan ini juga melatih ketangkasan, kecepatan, dan refleks. Namun yang lebih penting adalah, bola beracun mengajarkan nilai-nilai penting seperti sportivitas, kerja sama tim, dan kemampuan untuk menerima kekalahan,” ujar Amelia.
Senada dengan Amelia, Kepala Sekolah SD Santa Maria Mentok, Maria Susanti, juga merasa sangat antusias dengan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ini.
“Anak-anak telah belajar secara nyata lewat kegiatan ini,” pungkasnya.
Sejalan dengan itu Maria Susanti, Kepala SD Santa Maria juga mendukung kegiatan yang mencerminkan deep learning yang enjoyfull dan meaningfull.
“Kami ingin agar para siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial yang baik. Melalui permainan tradisional seperti ini, mereka belajar untuk menghargai proses, bukan hanya hasil akhir, Di sanalah ada pengalaman belajar yang berarti dan bermakna bagi mereka. Dan dalam kurikulum nanti kami pun siap untuk menerapkan deep learning,” ungkap Maria Susanti.
Dalam wawancara eksklusif dengan tim redaksi, beberapa siswi mengungkapkan perasaan mereka setelah mengikuti permainan bola beracun. “Seru banget! Saya jadi lebih kompak sama teman-teman satu tim,” ujar Venerine, siswi kelas 3B. Sementara itu, Belvania, siswi kelas 4A, mengaku bahwa permainan ini membuatnya lebih percaya diri. “Awalnya saya agak takut kena bola, tapi lama-lama jadi terbiasa dan berani,” ungkapnya.
Uniknya, pelaksanaan permainan bola beracun di SD Santa Maria Mentok mengadopsi konsep Sport Education Station yang diperkenalkan oleh Amelia Arlan. Konsep ini menekankan pada pendekatan belajar aktif yang melibatkan siswa secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi permainan.
“Dengan melibatkan siswa dalam seluruh proses, mereka tidak hanya menjadi pemain, tetapi juga belajar untuk menjadi pemimpin, wasit, dan pelatih. Hal ini akan membekali mereka dengan keterampilan hidup yang berguna di masa depan,” jelas Amelia.
Kegiatan permainan bola beracun di SD Santa Maria Mentok diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk lebih sering menyelenggarakan kegiatan yang menggabungkan unsur pendidikan dan rekreasi. Dengan demikian, generasi muda dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
(Reporter: Suwito)