Pangkalpinang, YTKNews.id – Selama dua pekan, SMP Santa Theresia melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yangkerap disebut dengan P5. Kali ini tema yang diusung adalah Bhinneka Tunggal Ika. Peserta didik kelas 9 diajak untuk lebh dalam lagi mengenal kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia. Peserta didik dimnta dalam kelompoknya untuk mencari kebudayaan-kebudayaan di Indonesia. Masing-masing kelompok di dalam satu kelas memilih kebudayaan daerah yang berbeda-beda. Peserta didik diberikan kesempatan untuk mengeksplor lebih jauh tentang keunikan, adat idtiadat, rumah adat, dan topic-topik lainnya yang mungkin belum banyak diketahui.
Peserta didik kelas 9 juga diminta menampilan dalam bentuk poster keberagaman, poster inilah yang nanti akan dipamerkan dalam gelar karya. Tidak hanya itu, peserta didik juga diberikan kesempatan dalam kelompoknya untuk mengekspresikan hasil karya. Sebelum membuat karya, kelompok diajak untuk membuat rencana kerja. Setelah rencana kerja sudah matang didiskusikan, lalu kemudian saatnya eksekusi pembuatan karya.

Pemberian kesempatan bereksplorasi ini nampaknya menggugah antusia peserta didik dalam berekpresi, hal ini terlihat dari beragamnya karya yang mereka buat. Ada yang membuat miniatur candi Borobudur, miniatur Ondel-ondel, miniatur rumah adat, tarian daerah, busana daerah,lagu nasional, film pendek, bahkan lukisan karya kelompok.
Cukup banyak yang membuat miniatur rumah adat, namun uniknya dari kelas 9A-9E rumah adat yang dibuatpun beragam. Ada rumah Gadang, rumah Honai, rumah Panggung Betawi dan rumah-rumah adat yang lainnya. Selain itu, ada juga kelompok yang membuat display baju adat Pokko Toraja Sulawesi Selatan. Karya-karya mereka inilah yang ditampilkan pada perayaan gelar karya P5yakni 13 Desember lalu. Pengunjungpun antusias untuk bertanya dari mana asal kebudayaan karya yang dibuat. Bahkan kelompok juga ada yang menarikan tari kreasi Kalimantan “Fly High” yang mendapat tepuk tangan meriah oleh penonton.

“Harapannya anak-anak bisa semakin memahami dan sadar bahwa mereka hidup di lingkungan yang beragam suku dan agama, sehingga mereka bisa menjaga dan mempererat hubungan, solidaritas, toleransi, dan kerjasama tanpa membeda-bedakan. Sebagai pelajar tentunya dengan cara bersikap toleran terhadap seluruh temannya di sekolah.” ungkap Seta Dewa, koordinator Tim P5 ini.
Reporter: Marcelina Sandra D.