Batam, YTKNews.id. Pada 10 November 2025 yang lalu, SMA Yos Sudarso kembali mengapresiasi sastra dan budaya lewat perayaan Bulan Bahasa. Dirayakan bertepatan dengan Hari Pahlawan, SMA Yos Sudarso mencoba merangkul dua momen untuk dirayakan bersama oleh para siswa. Perayaan Bulan Bahasa tahun ini dirancang dengan fokus bahasa yakni Bahasa Mandarin. Tema yang unik yaitu budaya Tiongkok diangkat dengan judul “CHARMS”, Chinese History and Rich Masterpiece Showcase. Tidak seperti biasanya, selain lomba fashion show dan lomba menyanyi, kali ini panitia juga menampilkan dua seniman kaligrafi yang diiringi oleh pemain alat musik tradisional Tiongkok bernama guzheng dan penampilan tari kreasi bertema Tiongkok dari siswi-siswi kelas XI SMA Yos Sudarso.

Tema tahun ini direalisasikan oleh salah satu guru Bahasa Mandarin SMA Yos Sudarso, Laoshi Julianto, S.Pd. “Biasanya, Bulan Bahasa dari tahun ke tahun kan Bahasa Indonesia dan Inggris. Nah, kebetulan Bahasa Mandarin menjadi fokus di tahun ini untuk memperkaya wawasan kita terhadap sastra dan menyebarkan budaya sastra Tionghoa kepada siswa maupun guru-guru yang non-Chinese,” ujarnya mengawali wawancara.
Sejak awal persiapan, panitia sudah menetapkan konsep Bulan Bahasa yang berhubungan dengan mid-autumn festival atau festival musim gugur. Selama kurang lebih empat bulan mereka melakukan berbagai perancangan dan persiapan, mulai dari perencanaan konsep, penyusunan proposal, pengajuan perizinan, hingga penyusunan jadwal dan pembagian tugas setiap divisi.

Setiap kegiatan yang diselenggarakan tentunya tidak akan luput dari tantangan dan kesulitan, begitupun dengan acara “CHARMS” ini. Amanda, selaku sekretaris kegiatan Bulan Bahasa ini mengatakan, “Salah satu tantangan terbesar yang kami hadapi adalah kesulitan mencari waktu untuk berkumpul bersama secara langsung, karena setiap anggota panitia memiliki jadwal dan kesibukan masing-masing. Namun, kendala ini berhasil kami atasi dengan cara melakukan rapat secara online melalui Google Meet. Dengan cara ini, kami tetap bisa berdiskusi, mengambil keputusan, dan mengoordinasikan persiapan tanpa terhambat jarak dan waktu,” ujarnya.
Di sisi lain, Navhaulin, salah satu panitia divisi kesenian juga mengatakan hal yang serupa. Selain kendala persiapan, hambatan juga muncul saat hari pelaksanaannya. “Tantangan saat hari-H lebih ke pengaruh cuaca yang mengakibatkan rundown kami itu berubah sepenuhnya. Akan tetapi pada akhirnya kami masih bisa menanganinya,” tambahnya.
Senada dengan itu, Laoshi Julianto juga mengatakan bahwa kendala terbesar yang dialami selama persiapan adalah keterbatasan waktu untuk berkoordinasi dengan siswa mengenai pembahasan dan perencanaan kegiatan. Namun, ia sangat mengapresiasi kerja keras seluruh panitia yang mampu melakukan persiapan dengan kompak hingga hari pelaksanaan.
Penyelenggaraan acara Bulan Bahasa ini bukan hanya ajang untuk mengapresiasi sastra, tetapi juga merupakan salah satu cara bagi SMA Yos Sudarso untuk melibatkan murid-muridnya dalam acara, baik sebagai panitia di belakang layar maupun sebagai penampil di atas panggung. Selain itu, acara ini juga menjadi kesempatan bagi siswa-siswi SMA Yos Sudarso untuk belajar menghargai keberagaman budaya. Terlepas dari berbagai tantangan, acara CHARMS tetap berlangsung meriah dan berhasil mencapai tujuan pelaksanaannya, yaitu memperkenalkan kekayaan budaya, sastra, dan seni Tiongkok kepada siswa-siswi SMA Yos Sudarso. (dn)
Kontributor : Vanessa dan Alexandra Greta (XI.A)
