Home » Membanggakan, Dua Siswi SMA St Yosef Sabet Juara Storytelling (2) : Perjuangan di “Panggung Belakang”

Membanggakan, Dua Siswi SMA St Yosef Sabet Juara Storytelling (2) : Perjuangan di “Panggung Belakang”

oleh

( Foto : dibalik layar SMA St Yosef pembuatan Storryteling )

Pangkalpinang, YTKNEWS.ID—Cerita sukses  dua siswi SMA St Yosef sabet juara storryteling, ternyata mempunyai kisah tersendiri mengenai perjuangan kru cameramen, pembimbing dan peserta di panggung belakang.

Bob  Budiman Febriansyah, guru dan kameran, mempunyai cerita spesial berkaitan dengan panggung belakang pembuatan video storytelling. Bob mengisahkan proses syuting storytelling yang dilalui selama tiga hari di mana ia membantu Sarah Tjendera dan Valencia Sutanto dalam proses pengambilan gambar dan editing video.

Pada hari pertama, Bob sudah membayangkan konsep syuting ketika mendapatkan gambaran perlombaan dari Valen dan Sarah.

( Foto : dibalik layar SMA St Yosef pembuatan Storryteling )

“Kami sepakat untuk menghadirkan suasana teatrikal dalam video tersebut dengan memberikan efek ‘spotlight’ sehingga perhatian audiens akan terfokus kepada pencerita, oleh karena itu kami mulai memilih ruang kelas yang cocok untuk proses pengambilan gambar, kemudian menyiapkan tempat dan alat,” kata Bob.

Ia mengungkapkan bahwa pada hari kedua, dimulailah proses syuting yang dimulai dari pukul 09.00 Wib. Ia mengatakan bahwa saat itu Sarah dan Valen sudah bersiap dengan kostum dan script storrytelling, akan tetapi syuting berjalan agak ‘alot’ hari itu.

“Mungkin disebabkan oleh efek nervous masing-masing dari mereka yang baru pertama kali syuting di depan kamera, sehingga ekspresinya tidak begitu lepas dalam penceritaan,” katanya.

( Foto : dibalik layar SMA St Yosef pembuatan Storryteling )

Menurut Bob, kendala lain yang dihadapi adalah cuaca yang tiba-tiba turun hujan ketika Valen dan Sarah bersiap untuk syuting, kemudian ditambah lagi dengan suara bising dari kendaraan ataupun suara dari rumah ibadah yang mau tidak mau menunda proses syuting hingga suara-suara tersebut hilang.

“Tantangan lainnya adalah video ini harus disyuting maksimal 8 menit tanpa proses cutting, sehingga apabila tiba-tiba ada bocoran suara di tengah-tengah rekaman, maka kami harus mengulang kembali, belum lagi masalah overtime karena batas waktu hanya boleh 8 menit,” kata Bob.

“Alhasil proses syuting pada hari tersebut tidak berjalan dengan baik. Kami pun mendapatkan materi seadanya hingga pukul 18:00 Wib. Karena sudah kelelahan, akhirnya Valen dan Sarah pulang dan proses syuting dilanjutkan kembali keesokan harinya,” katanya.

( Foto : dibalik layar SMA St Yosef pembuatan Storryteling )

Bob menceritakan bahwa pada hari ketiga, Valen dan Sarah terlihat lebih bersemangat dibandingkan hari sebelumnya, kondisi cuaca pun sangat mendukung, serta bocoran suara dari luar lokasi syuting pun lebih tenang dibandingkan dengan hari sebelumnya, sehingga proses syuting dapat berjalan dengan lancar dari jam 09.00-14.00 Wib.

Menurut Bob, usai proses syuting, Sarah dan Valen langsung melanjutkan dengan proses editing karna batas pengumpulan video tersebut tinggal keesokan harinya sebelum jam 12 siang. Proses editing pun hanya sekedar mengatur warna dan pencahayaan, serta penambahan subtitle.

Namun diakui Bob bahwa proses editing berjalan cukup lama, hingga jam 8 malam, hal itu menurutnya disebabkan oleh device sekolah yang belum memadai.

“Tak sampai disitu saja, kesulitan pun berlanjut karena ada bagian awal video yang hilang pada video yang sudah selesai diekspor oleh Sarah, sehingga Sarah harus mengekspor ulang videonya hingga pukul 12 malam, saat itu Pak Achiles juga turut menemani kami,” katanya.

Usia menceritakan proses pembuatan video storytelling yang berlangsung selama tiga hari tersebut, Pak Bob mengapresiasi perjuangan dan kerja keras yang dilakukan oleh Sarah dan Valen yang akhirnya memberikan hasil yang sangat baik dengan berhasil meraih juara 1 dan juara 3.

“Tentu saja ini prestasi yang sangat luar biasa dan patut diacungi jempol, Sarah Tjendera sebagai peraih juara 1, dan Valencia Sutanto meraih juara 3,” kata Bob.

Sarah mengatakan bahwa ia merasa bersyukur dan sangat senang karena kerja keras yang dilakukan selama 3 hari tidak sia-sia dan membuahkan hasil yang luar biasa. Ia juga memberi motivasi untuk teman-teman dan adik-adik kelasnya untuk bisa meniru prestasi yang ia peroleh.

“Jangan pernah menyerah dan teruslah berusaha, karena usahamu tidak akan mengkhianati hasilmu,” kata Sarah.

Sementara itu, Valen mengaku senang karena berhasil meraih juara 3, ia mengaku lega karena usaha dan kerja keras yang telah dilakukan membuahkan hasil yang sangat baik.

“Jangan takut apabila disuruh untuk mengikuti lomba ataupun kompetisi, ada alasan kenapa kalian dapat dipilih dan dipercaya, menang atau kalah itu urusan belakangan, hal yang paling penting adalah pelajaran dan pengalaman yang kalian dapatkan,” kata Sarah.

Pak Prima selaku pembimbing mengapresiasi perjuangan dan kerja keras yang telah diberikan oleh Sarah dan Valen. Untuk itu ia mengajak siswa-siswi lain agar mampu mengikuti jejak dari Sarah dan Valen.

“Bila ingin suatu usaha yang kita lakukan berhasil dan mendapatkan hasil yang gemilang, kita harus menunjukkan totalitas dan usaha kita, sebab tiada hasil yang akan mengkhianati usaha,” kata Prima. (**/JnP)

Reporter : Alexia Dea Ariyanti

Anda mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

* Dengan menggunakan formulir ini Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh situs web ini.