Pangkalpinang, YTKNews.id– Sekolah-sekolah di berbagai daerah mulai menggelar proses pembelajaran tatap muka, begitu juga SD Santa Theresia I mulai menggelar proses pembelajaran tatap muka pada Senin, 23 Agustus 2021.
Kepala SD Santa Theresia, Suyati mengatakan pembelajaran tatap muka adalah proses interaksi secara langsung antara peserta didik dengan pendidik sesuai dengan objek yang dituju atau tepat sasaran.
“Karena pendidik dapat berinteraksi secara langsung dengan peserta didik, maka apa yang disampaikan oleh pendidik dan apa yang akan ditransfer dapat diterima peserta didik tanpa perantara, dan tidak ada persepsi yang muncul sehingga pembelajaran terjadi dengan sesungguhnya,” kata Suyati, Rabu (25/8/2021).
Suyati mengatakan bahwa proses pembelajaran tatap muka yang diterapkan di SD Santa Theresia I mengikuti aturan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan, dimana proses pembelajaran untuk setiap kelasnya berlangsung selama dua hari dalam seminggu.
“Misalnya Senin itu Kelas 1 dan 2, Selasa itu Kelas 3 dan 4, Rabu Kelas 5 dan 6, kemudian Kamis Kelas 1 dan 2, Jumat Kelas 3 dan 4, Sabtu Kelas 5 dan 6,” katanya.
Ia mengungkapkan setiap harinya proses pembelajaran tatap muka di SD Theresia I menerapkan protokol kesehatan (prokes) covid-19 secara ketat, dan setiap kelas dibagi menjadi dua shift mengingat adanya pembatasan jumlah siswa dalam satu kelasnya.
“Karena dalam satu kelas dibatasi hanya boleh 18 siswa maka kami bagi menjadi dua shift, yang pertama Jam 7 sampai 9, dan kedua Jam 9.30 sampai 11.30. Ada jedah diantara shift pertama dan kedua untuk penyemprotan cairan disinfektan,” ungkapnya.
“Di sekolah anak-anak diwajibkan untuk cuci tangan, kemudian pengukuran suhu tubuh, jika diperiksa dua kali namun suhu anak masih 37,5°Celcius maka orang tua akan dipersilakan untuk membawa anaknya pulang, jadi benar-benar anak itu dalam keadaan sehat,” ungkap Suyati.
Ia mengatakan penerapan proses pembelajaran tatap muka di SD Santa Theresia I telah dimonitor dan dievaluasi (monev) oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sejak hari pertama, dan pihak LPMP mengapresiasi sekolah yang telah mengambil langkah-langkah sesuai prokes dan mampu mengantisipasi kondisi yang tak terduga.
“Kondisi yang tak terduga itu seperti pada hari pertama itu hujan, maka kami bawa anak-anak ke aula yang telah kami siapkan dengan tempat duduk yang berjarak sesuai prokes satu dengan lainnya, sehingga anak yang telat dijemput dapat menunggu dengan tertib sambil menunggu jemputan mereka,” katanya.
Ia berharap para orang tua peserta didik mengizinkan anaknya untuk hadir ke sekolah, karena menurutnya apabila masih ada anak-anak yang belajar secara daring maka para pendidik harus menyiapkan dua materi untuk belajar tatap muka dan daring, kecuali untuk para peserta didik yang memiliki komorbid sehingga mendapatkan pengecualian.
“Harapan kami nanti kalau melihat kawan-kawannya sudah sekolah mudah-mudahan yang lain juga ikut sekolah,” kata Suyati.(JnP/YTKNews.id)