Home » Dua Guru SMP Santo Paulus Ikuti Diklat Pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia yang Berorientasi PISA

Dua Guru SMP Santo Paulus Ikuti Diklat Pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia yang Berorientasi PISA

oleh humas YTK
Jujui Sagala,S.Pd. (kanan)

Pangkalpinang, YTKNews.id- Berita membanggakan datang dari tenaga pendidik komunitas SMP Santo Paulus Pangkalpinang. Pasalnya dua guru SMP Santo Paulus berkesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) Programme For International Student Assessment (PISA).

Kedua guru tersebut adalah Guru fisika SMP Santo Paulus, Saryadi terpilih mengikuti diklat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Hotel Harris Bandung pada tanggal 8-14 November 2021, dan Guru Mata pelajaran Bahasa Indonesia Jujui Sagala, S.Pd., di hotel Golden Tulip Essensial Tangerang pada tanggal 22-29 November 2021.

Dikutip dari laman Youtube KEMENDIKBUD RI, PISA adalah gagasan dari organisasi antar bangsa untuk kerjasama ekonomi dan pembangunan/ Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berbasis di Paris Perancis, yang mana penilaiannya dirancang oleh para ahli pendidikan dari seluruh dunia.

PISA adalah tentang bagaimana memanfaatkan hasil-hasil penilaian dan menerjemahkannya menjadi jutaan data dan menyatukan jutaan data itu untuk menciptakan sebuah gambaran tentang seperti apa sistem pendidikan yang paling efektif.

Saryadi mengatakan kegiatan tersebut terlaksana karena Rahmat Tuhan dan SMP Santo Paulus salah satu sekolah yang terpilih sebagai contoh mewakili kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di tingkat nasional.

“Hanya tiga sekolah yang terpilih untuk mewakili kota Pangkalpinang mengikuti kegiatan tersebut yaitu SMP Santo Paulus, SMP Negeri 7, dan SMP Muhamadiyah. Saya bersyukur karena rahmat Tuhan bisa berjalan dengan baik,” kata Saryadi, Senin (13/12/2021).

Saryadi (baju oranye)

Ia mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih para guru untuk berorientasi pada PISA, yaitu menguji dan membandingkan prestasi anak-anak sekolah di seluruh dunia dengan maksud meningkatkan metode pendidikan.

“Penilaian tingkat dunia yang diselenggarakan setiap tiga tahun untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah yang berusia 15 tahun,” kata Saryadi.(JnP/YTKNews.id)

Reporter : N. Yuliasari

Anda mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

* Dengan menggunakan formulir ini Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh situs web ini.