Batam, YTKNews.id- SMA Katolik Yos Sudarso menggelar pentas seni (pensi) dan seminar yang bertemakan Bhineka Tunggal Ika. Rangkaian acara ini diiisi oleh siswa kelas X dilaksanakan pada hari Jumat (10/12/2021).
Pentas seni tersebut dibagi menjadi 2 kategori, pertama terkait Penguatan Profil Belajar Pancasila, dan kedua Deklarasi Sekolah Anti Perundungan atau sering disebut dengan Program Roots Day.
Kepala SMA Yos Sudarso, Sumiyati mengatakan anak-anak yang yang menjalani penguatan Profil Pelajar Pancasila kelas X sebanyak 371 siswa. Sementara itu produk yang dihasilkan dari proyek Penguatan Profil Belajar Pancasila adalah poster yang bertemakan Bhineka Tunggal Ika sebanyak 250 poster. Ada juga produk yang berbentuk kreasi, seperti musik, tari, drama, video editing, dan puisi dengan tema Bhineka Tunggal Ika sebanyak 29 produk.
Tak hanya itu, ia mengungkapkan ada juga yang menghasilkan karya tulis dalam bentuk essay. Dimana melalui karya tulis dalam bentuk essay mampu menanamkan nilai literasi. Karya tulis tersebut dibukukan dan dibagikan kepada tamu-tamu undangan.
“Pada Proyek program Roots Day ini, para siswa menghasilkan poster tentang Stop Bullying, lalu impianku apa, mungkin mereka punya harapan terhadap sekolah ini, ceritaku apa, kami akan, dan kami tidak akan apa. Jadi mereka membuat poster itu menjadi agen perubahan supaya sekolah ekosistemnya nyaman untuk belajar. Lalu diakhiri dengan sekolah anti perundungan,” kata Sumiyati.
Diakuinya pada hari puncak, siswa Kelas X memamerkan produk dari proyek implementasi penguatan Profil Pelajar Pancasila, sekaligus unjuk kreasi dan deklarasi Sekolah Anti Perundungan/ Roots Day.
Ia mengatakan Roots Day adalah program dari Kemendikbud Ristek terkait sekolah anti perundungan yang akan diakhiri dengan deklarasi sekolah anti perundungan. Proyek Kebhinekaan dan Program Roots Day sangat erat kaitannya antara keberagaman dengan perundungan.
“Maka dengan tema yang sangat berdekatan ini bisa berjalan secara bersamaan, siswa mampu meningkatkan toleransi yang tinggi. Jadi bukan hanya memahami dan mengenal tetapi saling menerima keunikan dari perbedaan itu baik suku, agama, ras dan budaya,” katanya.
Ia berharap dengan adanya pensi ini siswa mampu berfikir kritis dalam mencari solusi kreatif atas stereotif negatif yang kemungkinan pernah didengar, dilihat, dan dibaca oleh siswa yang menempel mungkin pada suku, agama tertentu .
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam mewakili Wali Kota Batam, Kepala Dinas Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Perwakilan Kepala LPMP Provinsi Kepri, Ketua Yayasan Tunas Karya, tokoh-tokoh agama, kepala sekolah YTK Se-Kepri, serta sekolah penggerak SMA di Kota Batam dan perwakilan kelompok keberagaman seperti Pemuda Ansor dan Pemuda Katolik, para orangtua, dan seluruh siswa.
Pensi ini digelar dengan protokol kesehatan yang ketat, dengan wajib mengenakan masker dan jaga jarak, dan setiap peserta dan tamu undangan wajib dicek suhu tubuhnya sebelum memasuki lokasi kegiatan.(JnP/YTKNews.id)
Penulis : Sumiyati