Pangkalpinang, YTKNews.id- Pergantian tahun dalam kalender China selalu menjadi momentum yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Tidak hanya masyarakat etnis Tionghoa saja melainkan masyarakat lain juga. Ini menunjukan bahwa keberagaman yang ada di Indonesia bukanlah jurang pemisah namun sebagai jembatan pemersatu.
Begitu pun halnya SMA Santo Yosef yang merayaakan Imlek bersama-sama guru, karyawan, dan siswa-siswi dari beragam latar belakang dengan menggelar aksi berbagi kasih.
Aksi berbagi kasih tersebut dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap sesama untuk membangun kerukunan dan persaudaraan. Aksi tersebut juga menjadi simbol saling menghargai satu sama lain dalam perbedaan.
Aksi yang dilakukan ini berhasil mengumpulkan 50 paket bahan pokok dari guru dan karyawan. Dalam setiap paket terdiri dari beras 5 kg, minyak goreng1 liter, susu, dan mie instan.
Paket-paket tersebut kemudian didistribusikan ke lingkungan sekitar sekolah terkhusus kelurahan Gajah Mada. Selain itu siswa-siswi berhasil mengumpulkan 400 kg beras yang akan didistribusikan ke panti asuhan, orang tua siswa/alumni yang kehilangan pekerjaan, tunawisma, dan masyarakat yang membutuhkan.
Kepala SMA Santo Yosef, Frans S.Pd.Ekop., mengatakan Selama pandemi ada batasan kegiatan sehingga selama 2 tahun ada beberapa pembiasaan/ kendala pengembangan karakter peduli, kerja sama, persaudaraan, dan kerukunan.
“Maka Imlek menjadi momen untuk melatih karakter yang sempat hilang selama pandemi. Harapan dari beberapa kegiatan tersebut dapat mengobati kerinduan siswa untuk bergembira, kepekaan, dan kepedulian terhadap sesama,” kata Frans, Minggu (30/1/2022).
Tidak hanya aksi berbagi kasih, SMA Santo Yosef juga menggelar perlombaan antar kelas dengan nuansa Imlek. Semua siswa ikut terlibat menyemarakkan perayaan Imlek dengan mengikuti lomba antara lain lomba menghias kelas, memasak, dan yel-yel.
Untuk lomba menghias kelas, setiap kelas harus menghias kelasnya dengan nuansa Imlek dengan kreatif dan inovatif. Selain itu, kelas disusun dengan menunjukan sisi kekeluargaan dan kebersamaan dalam perayaan Imlek.
Kemudian ada lomba memasak yang merupakan bagian aksi dari mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) kelas X, XI, XII, dimana siswa-siswi berpartisipasi dengan membuat makanan khas Tionghoa dengan bahan utamanya adalah ikan. Tujuannya agar siswa-siswi dapat melestarikan kuliner tradisonal dan meningkatkan keterampilannya.
Ada pula lomba yel-yel, yaitu siswa-siswi membuat yel-yel yang kreatif dan menunjukkan semangat Imlek serta kekompakan mereka.
“Lomba menghias kelas dan memasak melatih kerjasama dan kreativitas. Lomba yel yel untk meningkatkan percaya diri dan motivasi meski di masa pandemi covid-19,” kata Frans.
“Anak-anak senang dan antusias ada kegiatan, terutama kelas XII yang di kelas X sudah terdampak Covid-19 sehingga momen ini menjadi kenangan mereka di SMA. Komunitas sekolah makin rukun dalam persaudaraan,” katanya.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan doa bersama mohon keselamatan, kebahagiaan, dan kemakmuran bagi keluarga besar SMA Santo Yosef.
Reporter : Alexia Dea Ariyanti