Tanjungpinang, YTKNews.id—Suasana penuh semangat dan kekompakan mewarnai lapangan SMAS Katolik Santa Maria, Tanjungpinang. Rangkaian acara yang berlangsung pada Selasa, 19 Agustus 2025 ini adalah bentuk peringatan SMAS Katolik Santa Maria terhadap hari ulang tahun Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2025 lalu.
Acara yang berlangsung selama sehari ini dikemas dengan aneka lomba tradisional yang cukup menarik. Mengawali lomba, panitia membukanya dengan unjuk kreatifitas yang dilakukan dengan parade fashion show yang dibawakan oleh masing-masing kelas. Lomba ini terbilang unik, pasalnya dalam pembuatan gaun dan kostum pasangan fashion show, berasal dari olahan barang bekas yang tidak dipakai lagi. Selain memamerkan keindahan, lomba fashion show juga melatih kreatifitas dan inovasi dari masing-masing kelas dalam menciptakan gaun yang indah yang memanjakan mata. Kostum dan corak yang ditampilkan tidak hanya sekadar kostum, melainkan di dalamnya tersirat makna perjuangan dan nasib bangsa Indonesia di era masa kini.
Setelah lomba fashion show berakhir, acara berpindah ke dalam ruangan yang ditunjuk untuk melaksanakan lomba cerdas cermat. Moderator dan dewan juri yang ditunjuk juga sudah tak sabar melaksanakan agenda cerdas cermat yang bertemakan dengan perjuangan. Tentu hal ini berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Lomba ini tidak hanya melatih adu kecepatan, melainkan melatih adu ketepatan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh moderator. Suasana cukup tegang tergambar pada sesi ini. Adanya persaingan sengit yang membuat lomba ini semakin panas.
Ketegangan memudar tatkala panitia menjelaskan tata cara lomba yang tak kalah seru yaitu lomba makan kerupuk. Kehebohan penonton semakin menjadi-jadi, apalagi ketika peserta lomba menjalankan aksi tanpa malu-malu. Lomba ini secara tidak langsung menyiaratkan akan pentingnya rasa percaya diri saat bersaing dengan kelompok yang berbeda kubu.
Lomba yang tak kalah heboh juga akan digelar, yaitu lomba estafet karet dan sundul air. Lomba ini dilakukan secara berkelompok di mana masing-masing peserta harus fokus dalam memindahkan karet dan air ke tempat yang berbeda. Hanya bedanya, kalau lomba estafet karet dilakukan dengan cara memindahkan karet dari satu peserta ke peserta yang lain, sementara lomba sundul air dilakukan dengan cara memindahkan air dari ember milik panitia ke baskom milik masing-masing kelompok.
Keseruan, kehebohan, dan kekompakan tergambar pada acara yang berlangsung selama sehari ini. Tidak hanya siswa, guru dan tenaga non kependidikan juga merasakan hal yang sama. Bertambahnya satu tahun usia negara Indonesia ini adalah dasar mengapa SMAS Katolik Santa Maria wajib bersyukur dan bersukacita. Efrillya selaku guru SMAS Katolik Santa Maria berharap, melalui momen sukacita ini semakin mempertebal rasa nasionalisme dan cinta tanah air terhadap bumi pertiwi yang kita cintai ini dalam bentuk prestasi dan mengharumkan nama sekolah. (mil)
Kontributor: Efrillya Damayanti, S.Pd