Home » Dua “Sandra Dewi” Cilik di SD St Theresia I, Cerdas Seperti Lintang Dalam Laskar Pelangi (2-Habis)

Dua “Sandra Dewi” Cilik di SD St Theresia I, Cerdas Seperti Lintang Dalam Laskar Pelangi (2-Habis)

oleh humas YTK

Pangkalpinang, YTKNews.id – Bukan SD St Theresia I Pangkalpinang namanya, kalau kita tidak bertemu dengan Sandra Dewi cilik, Lintang yang lain, bahkan Einstein-Einstein baru di sekolah itu. Sebab citra itu begitu melekat dan terasa fasih dalam percakapan siapapun tentang SD Theresia I Pangkalpinang.

Aroma ini begitu terasa hari itu, ketika saya melakukan interview kepada dua gadis cilik di almamternya artis nasional, Sandra Dewi dan pebasket nasional, Abraham itu. Dua gadis cilik itu, satunya kelas IV (empat), yang lainnya kelas VI (enam).

Gadis cilik bermasker hitam, namanya Velove Valeria. Ia suka disapa dengan nama Velove. Lantas, Charista Prestella Eliani Caca, ketika itu memakai masker pink muda. Kepada saya, ia mengaku lebih suka disapa Charista.

Velove saat ini, duduk di bangku kelas IV. Charista yang tampak lebih dewasa, sudah menginjak kelas VIA SD Theresia I.

Kepada gadis-gadis cilik ini, saya tidak menyodorkan gadget untuk bermain game atau belajar virtual. Yang saya sodorkan malah bermacam-macam pertanyaan. Walaupun sesungguhnya pertanyaan kerap membuat komunikasi antar personal menjadi tidak menarik. Tetapi sengaja saya lakoni itu, demi mengajak dua gadis cilik berkacamata itu untuk belajar sebagai narasumber.

Charista Prestella Eliani Caca

Anda pasti tidak membayangkan bahwa jawaban-jawaban mereka mengagetkan saya. Tetapi itu yang terjadi.

Contohnya, ketika saya bertanya perihal prestasi, Charista memulai jawaban dengan membentangkan perspektifnya tentang prestasi.  Ia menjawab seperti mahasiswa Filsafat semester pertama yang sedang menjawab pertanyaan dosen tentang defenisi sebuah konsep.

“Menurut saya, jika prestasi itu hanya diraih di dalam sekolah tidak akan bisa bercerita ke mana-mana, tetapi jika berprestasi ke luar sekolah maka akan membuat kita bersemangat,” tutur Charista di Kompleks SD St Theresia, Senin, 7 Maret 2022.

Wajar adanya, Ketika Charista menjawab pertanyaan seperti itu. Pasalnya, sejak kelas III SD, tepatnya tahun 2018, Charista sudah menorah prestasi tingkat Kota Pangkalpinang. “Saya juara lomba cerita tingkat Kota Pangkalpinang,” imbuh Charista.

Tidak hanya itu, Charista juga pernah mengikuti ajang lomba bercerita bersama teman-temannya dari 34 Provinsi di Indonesia. Saya juga pernah mengikuti lomba cerita 34 provinsi dalam bahasa daerah. Saya menjadi satu-satunya dari Provinsi Bangka Belitung yang diutus,” ungkap gadis cilik yang pernah mengikuti lomba baca Kitab Suci, tahun 2021, di Keuskupan Pangkalpinang ini.

Sedangkan lagu yang dibawakan oleh Charista pada ajang itu adalah Bujang Katak, sebuah lagu daerah di Kepulauan Bangka Belitung.

Prestasi-prestasi itu diraih amoy cilik itu, jika tidak melalui Latihan yang diberi oleh guru-gurunya. “Prestasi dalam hal bercerita ini dapat saya raih, karena Bu Harianti dan Pak Heri terus membimbing saya dalam eskul,” tutur Charista.

Kata gadis cilik bercita-cita jadi dokter ini, para gurunya mengajar dengan sabar. Dalam mengajar, kata Charista, para guru itu termasuk Bu Harianti dan Pak Herry begitu tulus memberi motivasi. “Kalau dalam ajang perlombaan, kalah  itu tidak apa-apa, yang penting mendapat pengalaman, karena dari Setiap pengalaman kita bisa belajar,” tutur Charista mengulangi pesan-pesan motivasi dari guru eskulnya..

Amoy cilik yang sejak TK Besar sudah memakai kacamata, tidak hanya pandai dalam bercerita. Ia pun jenius dalam ilmu pasti. “Matematika, saya lebih sering mendapat nilai serratus,” kata Charista.

Mungkin bagi siswa lain, matematika menjadi mata pelajaran yang sulit, tetapi bagi pemilik cita-cita dokter ini, matematika adalah pelajaran yang seru. Saya pun makin kaget, dan bertanya, “kok bisa?” Ia menjawab dengan santai. “Iya, bisa. Karena bagi saya matematika itu membantu kita untuk membentuk cara berpikir yang logis,” ujarnya yang membuat saya semakin tercengang.

Belum usai ketercenganganku, Charista menimpali lagi dengan gagasan yang tidak menggambarkan bahwa ia masih duduk di kelas enam sekolah dasar. “Matematika itu membantu kita memecahkan masalah,” tutupnya.

 

Bersama Kepala Sekolah

 

Velove Valeria

Aura kejeniusan itu kembali terseruak di ruangan Kepala SD St Theresia I Pangkalpinang. Kali ini datang dari sosok amoy cilik bernama Velove Valeria. Ia, anak Pangkalpinang. Tetapi lafal bahasanya, seperti anak Singapura. Ternyata, ia sering bertutur dan mengikuti lomba bercerita dalam Bahasa Inggris.

“Saya mengikuti lomba cerita Inggris, pada tahun 2021,” ungkap Velove. Kata Velove lagi, ia mendapat juara dua, dan mendapat uang duaratus ribu.

Nilai dalam bahasa Inggris, kerap ia raih angka seratus. “Bahasa Inggris ini seru karena interaktif dan gak pakai hafalan,” tuturnya mengalir. Tentang Bahasa Inggris, Velove suka belajar grammar. Dan ia suka dengan kehebatan guru-guru Bahasa Inggris dalam mengajar.

Ternyata Velove juga tidak hanya jago dalam Bahasa Inggris. Amoy cilik berkacamata ini mengaku pernah juara Sains tingkat kecamatan. “Saya juara III dan mendapat piagam,”tuturnya.  Selain itu, Velove pun mengaku sering mendapat nilai seratus dalam matematika. “Matematika itu enak dan seru, karena melatih berpikir kita,” ujarnya dengan senyum sumringah di balik masker hitam yang ia kenakan.

Menurutnya lagi, Matematika itu seru karena gurunya tegas, disiplin, tetapi sabar. “Bahkan wali kelas saya mengajar, kadang-kadang menyelibkan lawakan,” imbuh Velove.

Yang mengejutkan saya, ketika gadis cilik ini mengungkapkan bahwa ia bercita-cita jadi Perancang Busana.  Dalam benakku, saya bertanya, mengapa Velove tidak bercita-cita menjadi dokter seperti kakak kelasnya, Charista? Ia seperti mengerti akan keheranan saya itu.

“Saya-saya suka jadi Perancang Busana, karena sejak TK saya sudah ikut lomba mewarnai batik” ujarnya jujur.

Kalau Charista, jago dalam bercerita, Velove pun tidak kalah, walaupun ia masih kelas empat. “Saya  pernah ikut lomba cerita Maling Kundang,” ceritanya.

Di bagian akhir interview, ia mengaku selain menjadi peraga busana, ia pun bercita-cita jadi guru. “Saya ingin mengajarkan orang-orang untuk menjadi pintar, seperti guru-guru mengajarkan saya di sini,” tutup Velove. (***)

Reporter : Fadli Kelen

Anda mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

* Dengan menggunakan formulir ini Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh situs web ini.