Parittiga, YTKNews,id—Untuk pertama kalinya Sekolah St. Hilarius Parittiga mengadakan perhelatan bertajuk “Saint Hilarius Art Competition”. Acara bersama yang diadakan oleh TK, SD, dan SMP St Hilarius ini dilaksanakan pada 30 dan 31 Januari 2023 di Kompleks Sekolah St. Hilarius Parittiga.
Acara tersebut masuk dalam rangkaian Pesta Nama Pelindung dan Ulang Tahun Sekolah St. Hilarius ke-23 dengan mengambil tema “Menghidupi Spritualitas Santo Hilarius dengan Karya dan Suka Cita”.
“Kalau bisa acara ulang tahun sekolah kita tahun ini harus open house, selain pentas seni. Kita tunjukkan kepada masyarakat sekitar, kegiatan-kegiatan kita. Ayo, undang sekolah-sekolah di Parittiga untuk memeriahkan dan berkompetisi, supaya tidak hanya kita saja yang menikmati acara ini. Dengan begitu, kita juga bisa promosi,” usul Pak Herman dalam rapat panita beberapa minggu sebelumnya.
Tepat pukul 08.00 WIB, Senin, 30 Januari 2023, Hermanus Talar dan Melva Hilderia Sibarani, selaku MC mulai membuka acara dengan semangat. Seluruh guru, karyawan, peserta didik dari TK sampai SMP, orang tua/wali murid bersorak riuh. Turut hadir dalam acara pembukaan, rombongan dari KUPT Kecamatan Parittiga, yang diwakili oleh Bapak Kunang, Ibu Darsiah, dan Bapak Santo. Kepala Kesusteran Parittiga, Suster Agnes, Komite Sekolah, dan dewan juri yang berkompeten di bidangnya juga turut hadir dalam pembukaan.
Hujan deras mengguyur opening Saint Hilarius Art Competition pagi itu. Satu yang sangat menarik perhatian adalah Tarian Wonderland Indonesia yang dibawakan oleh anak-anak SMP St. Hilarius. Pertunjukan yang dibawakan oleh 13 siswa itu terdiri dari 5 perempuan dan 8 laki-laki, tampil memukau dan membius para penonton hingga berdecak kagum.
Alunan musik-musik daerah sebagai iringan sangat selaras dengan gerakan 5 penari ini. Lentik, gemulai, tapi energik dan penuh semangat. Meskipun dengan kostum yang sederhana, tetapi mereka berhasil memadukan antara musik, koreografi, dan isi cerita dengan sangat luwes. Tak henti-hentinya para penonton bertepuk tangan baik di awal, tengah, maupun di akhir tarian yang berdurasi delapan menit. Hujan lebat yang mengguyur justru menambah cerita dalam tarian menjadi lebih dramatis.
“Kami sempat merasa takut terjatuh saat menari karena kondisi lantai yang basah. Namun di saat kami maju menuju lapangan, semua rasa takut hilang. Kami tetap semangat selama tampil dan apapun hasilnya hujan tidak bisa memberhentikan kami dalam menari,” tutur Verlya, salah satu penari.
Fheleen, salah satu penari tersebut juga mengatakan, “Kami memilih Wonderland Indonesia karena menceritakan tentang banyak budaya Indonesia. Saya dan tim ingin tampil yang wow bagi para penonton. Dengan tarian yang banyak akan budaya budaya Indonesia dan gerakan kami yang bermacam macam, kami berharap para penonton bisa ikut menjunjung tinggi budaya Indonesia. Kami berproses selama kurang lebih satu bulan. Mudah-mudahan apa yang kami suguhkan bisa diapresiasi oleh para penonton.”
Reporter: Har