Home » Untuk Pertama Kali di Kota Tanjung Balai, Seminar Gerakan Anti Bullying Terlaksana di SD St. Yusuf

Untuk Pertama Kali di Kota Tanjung Balai, Seminar Gerakan Anti Bullying Terlaksana di SD St. Yusuf

oleh Redaktur Ytknews

Tanjung Balai, YTKNews.id— SD Santo Yusuf menjadi sekolah dasar (SD) pertama yang jadi tempat penyelenggaraan seminar yang satu ini.

Hari itu, Rabu, 8 November 2023.  Anak-anak SD Santo Yusuf pun diwajibkan untuk belajar di rumah. Ternyata, hari itu, ada Seminar Gerakan Anti Bullying dengan tema “Membangun Generasi Berkarakter untuk Menciptakan Lingkungan yang Harmonis di Gedung Nasional Kabupaten Karimun yang diikuti oleh orang tua dan guru.

Seminar ini dilaksanakan sebagai salah satu perwujudan pelaksanaan program kerja Team Pencegahan Tindak Kekerasan yang telah dibentuk di SD Santo Yusuf Karimun.

Dalam sambutannya, Benediktus Slamet,S.S. kepala sekolah mengharapkan terciptanya lingkungan yang harmonis bagi anak baik di rumah maupun di sekolah. Sehingga anak merasa nyaman di ke dua tempat tersebut.

Kepala Bidang Pembinaan SD, Linda Hariani,S.Si.,M.M.Pd. merasa bangga dengan acara itu. Bagi Linda, acara ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan secara mewah di Kabupaten Karimun. “Karena selama ini sekolah lain hanya menyelenggarakan di sekolah dan hanya melibatkan peserta didik saja tanpa melibatkan orangtua,” ujar Linda.

Linda juga mengharapkan agar orangtua dapat bekerjasama dengan para guru untuk mewujudkan tema yang digagas oleh panitia dan juga Nawa Cita yang digagas oleh Bapak Presiden Indonesia, Joko Widodo, yang dikenal dengan “Revolusi Mental”.

Narasumber dalam seminar ini, adalah ibu Rica Irma Dhiyanti, M.Si. Perempuan yang biasa dipanggil Ibu Ica ini, ternyata bukan kaleng. Ica, ternyata adalah seorang ahli di bidang psikologi pendidikan.

Uniknya acara itu dimulai dengan permainan “boneka Rusia.”  Dalam permainan itu, beberapa orangtua dan anak yang ikut serta acara diminta untuk membuka boneka tersebut dan memberikan boneka yang ada di dalamnya kepada peserta lain sampai tidak bisa dibuka lagi.

Merlin, salah satu orangtua yang mengungkapkan kesannya atas permainan tersebut dimana masalah yang besar masih dapat dipecahkan setelah diuraikan satu persatu.

Pada intinya, ibu Ica menyatakan bahwa bullying atau perundungan adalah tindakan negatif yang kita lakukan dengan sengaja atau tidak sengaja baik berupa perkataan maupun tindakan. Ica juga memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis perundungan, karakter pelaku dan korban perundungan.

Harapan yang disampaikan Netty Siahaan, selaku orangtua bahwa kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan Kembali di waktu mendatang.

“Jadi kesimpulannya adalah orangtua dapat mengupgrade diri sendiri untuk menjadi pendidik buat anak kita sendiri. Kegiatan ini menjadi masukkan bagi orangtua untuk mendidik anak dan menilai karakter anak sendiri,” pungkas Netty.(In)

Kontributor Karimun: Andreas Eko Joko Suprapto

Anda mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

* Dengan menggunakan formulir ini Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh situs web ini.