Home » Dalam Rangka Hidup Sehat, Peserta Didik Kelas VII SMP Santa Theresia Diajak B2SA

Dalam Rangka Hidup Sehat, Peserta Didik Kelas VII SMP Santa Theresia Diajak B2SA

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Tim Bidang Ketahanan Pangan dari Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang memberikan penyuluhan menarik tentang Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Berbasis Pangan Lokal kepada siswa kelas 7 SMP Santa Theresia Pangkalpinang pada 14 Mei lalu. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan pentingnya gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan makanan lokal yang mudah ditemui sehari-hari.

B2SA adalah singkatan dari Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman. Makanan beragam berarti mengandung berbagai jenis nutrisi seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Bergizi artinya makanan tersebut memiliki zat gizi makro (seperti karbohidrat dan protein) dan mikro (seperti vitamin dan mineral). Seimbang berarti porsinya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin, dan aktivitas. Sementara itu, aman berarti makanan tersebut bebas dari bahan berbahaya seperti pewarna kimia atau pestisida.

Dalam penyuluhan ini, tim menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan pangan lokal yang sangat beragam. Melalui data yang ada terdapat 100 jenis sumber karbohidrat seperti jagung, singkong, ubi jalar, dan sagu. Selain itu, terdapat 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan yang bisa menjadi sumber gizi harian.

“Daripada selalu makan nasi, kita bisa mencoba sumber karbohidrat lain seperti singkong atau jagung. Untuk protein, tak harus selalu daging, tapi bisa dari tempe, kacang-kacangan, atau ikan,” jelas salah satu pemateri.

Penyuluhan ini juga mengajarkan bahwa konsep B2SA menggantikan pola lama “4 Sehat 5 Sempurna” yang sudah dianggap kurang tepat. Dalam konsep lama, susu dianggap sebagai penyempurna, padahal gizi seimbang bisa didapat tanpa harus minum susu setiap hari. Sementara dalam B2SA, susu disamakan dengan sumber protein lain seperti telur atau ikan, dan porsi makan diatur lebih detail.

Setelah mendengarkan penjelasan, siswa diajak praktik langsung melalui lomba “Isi Piringku”. Mereka diminta menyusun menu ideal dengan komposisi karbohidrat, lauk-pauk, sayur, dan buah yang seimbang. Melalui kegiatan ini, mereka belajar bahwa pola makan tidak sehat bisa menyebabkan masalah seperti kurang gizi, gangguan pertumbuhan, hingga risiko penyakit serius seperti diabetes dan jantung di masa depan.

Kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari para siswa.

“Ternyata makan bergizi tidak harus mahal, bisa dari bahan lokal seperti ubi atau kacang hijau,” ungkap Xavier salah satu siswa.

Kepala Sekolah, Lan Cen, S.Ag. juga mengungkap apresiasinya terhadap kegiatan yang diadakan ini.

“Saya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan sosialisasi Konsumsi Makanan Sehat dan Bergizi Berbasis Pangan Lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang melalui Bidang Ketahanan Pangan.” ungkapnya.

Lan Cen, S.Ag mengungkapkan bahwa pendidikan tentang pola konsumsi makanan sehat tidak hanya penting untuk mendukung tumbuh kembang peserta didik, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran akan kekayaan pangan lokal yang dimiliki daerah, mencintai produk pangan lokal yang sehat dan bernilai.

“Saya berharap kegiatan semacam ini dapat diadakan lagi dan menjadi program berkelanjutan sehingga tercipta generasi muda yang lebih sehat, cerdas, serta juga peduli terhadap potensi pangan daerahnya,” pungkasnya.

 

Kontributor: Alexander

Anda mungkin juga suka