Batik jumputan adalah jenis batik yang dibuat dengan teknik ikat celup atau tie dye. Teknik ini menggunakan ikatan atau lilitan pada kain untuk menciptakan pola sebelum kain dicelupkan ke dalam pewarna, menghasilkan motif unik yang tidak ditemukan pada batik tradisional.
Selasa, 13 Mei 2025, menjadi hari yang cukup menyenangkan bagi anak-anak KB & TK B. Mereka mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Mengembangkan Kreativitas melalui Kearifan Lokal”. P5 yang mengambil tema kearifan lokal melalui seni batik ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal, serta menumbuhkan rasa cinta budaya pada siswa.

“Anak-anak, kita harus bekerja sama dalam menyelesaikan batik ini, ya. Jika ada teman yang bingung dalam mengerjakan pembuatan batik ini, ayo dibantu, diajak, dan diberitahukan cara pengerjaan yang benar,” ucap Ibu Tina, selaku wali kelas KB.
Adapun cara pembuatan batik jumputan tersebut dimulai dengan memilih kain yang sesuai dan mengikat bagian-bagian kain yang akan diwarnai. Setelah itu, pewarnaan dilakukan dengan menggunakan pewarna wantex. Proses pewarnaan ini membutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kehati-hatian karena menggunakan air hangat. Setelah proses pewarnaan selesai, kain dijemur di bawah sinar matahari yang terik agar menghasilkan warna yang kuat. Kemudian, anak-anak akan membuka ikatan pada kain yang telah dijemur dan menemukan motif yang unik dan beragam. Motif batik jumputan ini sangat bergantung pada cara mengikat, banyaknya ikatan, dan pewarnaan yang dilakukan.
“Wow, keren! Hasil dari pembuatan batik yang dikerjakan oleh anak KB & TK B sangat luar biasa,” ujar Mama Grayson terpukau.

Setelah kegiatan berakhir, Ibu Yolan, selaku wali kelas B1, menyampaikan bahwa, “Diharapkan setelah kegiatan ini berlangsung, anak-anak semakin mengenal budaya warisan lokal Indonesia dan semakin menumbuhkan rasa cinta serta bangga terhadap budaya sendiri.”
Penulis: Agustina Dewi Trianti