Home » Menuju Karya Pelayanan yang Bermakna dan Penuh Harapan, Guru Dan Karyawan SMP Santa Theresia Adakan Kegiatan Rekoleksi

Menuju Karya Pelayanan yang Bermakna dan Penuh Harapan, Guru Dan Karyawan SMP Santa Theresia Adakan Kegiatan Rekoleksi

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Dalam upaya mempererat komunio dan memurnikan kembali motivasi pelayanan pendidikan, para guru dan karyawan SMP Santa Theresia mengadakan rekoleksi tahunan pada 30 Oktober 2025 di Rumah Pembinaan Umat (RPU) Belinyu. Rekoleksi yang telah menjadi agenda rutin ini terasa istimewa tahun ini karena didampingi oleh Romo Marsen Damanik, imam yang pernah bertugas di Paroki Bernadeth yang dekat dengan SMP Santa Theresia dan baru berpindah tugas ke Belinyu pada 1 Oktober yang lalu. Dengan semangat yang segar, Romo Marsen mengantar para pendidik dan tenaga kependidikan menyelami kembali panggilan mulia mereka dalam karya pendidikan Katolik.

Mengusung tema “Mengajar dengan Hati, Mendidik dengan Jiwa”, rekoleksi dirancang untuk mengajak seluruh peserta merefleksikan perjalanan pelayanan mereka di SMP Santa Theresia. Romo Marsen membuka sesi dengan mengajak para peserta menengok kembali motivasi awal mereka melayani, lalu menimbang bagaimana motivasi itu berkembang, memudar, atau bahkan dipertajam sepanjang perjalanan. Ia menegaskan pentingnya selaras dengan visi Yayasan Tunas Karya dan visi sekolah, sehingga setiap tugas tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi dipahami sebagai bagian dari perutusan.

Dalam sesi bimbingannya, Romo Marsen mengajak peserta melihat perutusan pendidikan ini melalui terang spiritualitas Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus. Ia menekankan bahwa karya pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi partisipasi dalam membangun tubuh Kristus melalui pembentukan karakter, pendampingan, dan keteladanan. Peserta diajak untuk menyadari bahwa mengajar dengan hati dan mendidik dengan jiwa berarti hadir dengan kasih, integritas, dan kesediaan untuk terus dibentuk oleh Allah.

Salah satu bagian yang paling berkesan adalah sesi sharing kelompok kecil. Para guru dan karyawan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berbagi alasan mereka bersyukur menjadi bagian dari SMP Santa Theresia. Sesi ini berlangsung hangat dan penuh kejujuran. Banyak peserta mengungkapkan rasa syukur atas suasana kerja yang saling mendukung, kesempatan untuk bertumbuh, serta relasi yang akrab di lingkungan sekolah. Menariknya, sesi sharing ini tidak berhenti pada hal-hal yang menyenangkan; peserta juga diajak melihat bagaimana rasa syukur ini nyata memengaruhi tugas harian mereka, menjadi kekuatan untuk menghadapi tantangan, serta menjadi dasar untuk merumuskan langkah-langkah mengatasi kesulitan dalam pelayanan.

Suasana kebersamaan makin terasa ketika masing-masing kelompok mempresentasikan hasil sharing. Banyak cerita inspiratif muncul, tentang guru yang menemukan kembali semangat mengajar, karyawan yang merasa dihargai dalam perannya, hingga pengalaman-pengalaman kecil tetapi bermakna yang meneguhkan semangat pelayanan mereka. Rekoleksi ini membuka ruang dialog, saling mendukung, dan memperkokoh identitas bersama sebagai keluarga besar SMP Santa Theresia.

Sebagai puncak rekoleksi, seluruh peserta merayakan Ekaristi di kapel RPU. Dalam homilinya, Romo Marsen kembali mengarahkan para pendidik untuk melihat bahwa karya mereka hanya dapat bertumbuh jika berakar pada Kristus. Ekaristi menjadi momentum pemurnian niat, penyerahan diri, dan pembaruan komitmen untuk melayani dengan penuh cinta dan dedikasi.

Rekoleksi hari itu menjadi sebuah pengalaman yang memperkaya batin, memperkuat persaudaraan, dan meneguhkan kembali panggilan setiap pribadi sebagai pendidik dan pelayan. Melalui refleksi, sharing, dan perayaan iman, para guru dan karyawan pulang dengan semangat baru: melayani bukan hanya dengan kemampuan, tetapi dengan hati; mengajar bukan hanya dengan ilmu, tetapi dengan jiwa sehingga pekerjaan sehari-hari yang terasa rutin diberi makna dan menjadi berarti. Rekoleksi ini menjadi sebuah langkah bersama menuju karya pelayanan yang lebih bermakna dan penuh harapan.

Kontributor: Lidwina

Anda mungkin juga suka