Pangkalpinang, YTKNews.id—Jarang terdengar, anak-anak TK mengadakan camping dan tidak tidur di rumah. Rasanya sulit, anak-anak seusia TK harus meninggalkan kasur yang empuk dan belaian ibunda di rumah, demi sebuah acara camping. Tetapi itulah yang terjadi di TK St Paulus Pangkalpinang.
Selama dua hari, TK milik Yayasan Tunas Karya (YTK) ini, mengadakan kegiatan yang terhitung unik untuk usia anak-anak inii. Apa kegiatan itu? Ternyata pada Jumat dan Sabtu, 26 dan 27 Mei 2023 itu, anak-anak TK St Paulus tidak tidur di rumah masing-masing, karena mereka mengadakan camping di sekolah.
Mereka tidak menangis, justru terlihat begitu antusias menjalaninya. Menjadi menarik, ketika anak-anak itu datang, mereka membawa segala perlengkapan camping mulai dari kasur, bantal, baju tidur serta perlengkapan untuk membersihkan badan.
Tak ayal, ketika mereka tiba di sekolah, anak-anak itu disambut bagai orang penting, oleh para ibu gurunya. Dalam hitungan menit, mereka pun mengawali aktivitas itu, dengan berdoa. Nyanyi bersama juga menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi mereka hari itu.
Dinamika dalam momen itu pun berjalan begitu berwarna. Pasalnya usai bernanyi, mereka langsung bersiap untuk mulai dengan game menggambar secara berkelompok. “Tujuannya adalah agar anak-anak bisa berkerjasama dalam membuat suatu gambar secara bersama-sama,” ujar Kepala TK St Paulus Pangkalpinang, Elly Pujiastuti.
Sebagai anak-anak, selain game, mereka juga suka snack. Dan tibalah kesempatan, anak-anak itu pun mendapatkan pembagian snack. Mereka pun menikmati snack jasuke, dan dinikmati secara bersama-sama. Sepintas, acara snack itu, seperti acara puncak. Ternyata tidak. Ada cara lain yang menjadi momen spesial bagi mereka.
Di situ, mereka yang biasanya ribut kalau berkumpul, tetapi begitu terlihat hening. Mereka hening, karena memasuki acara api unggun, sebuah acara yang biasa dijalani oleh anak-anak remaja dan orang muda. Dan menariknya, dalam sesi api unggun itu ada renungannya. Renungan ini dihantar sendiri oleh kepala sekolah, Elly Pujiastuti.
Lantas dinamika kegiatan itu terus mengalir. Seakan-akan tidak ada jedah. Begitulah pembahasaan atas kontinuitas kegiatan itu. Pasalnya, selang beberapa menit kemudian, anak-anak itu, sudah beranjak ke sesi kembang api. Sepertinya itulah aktivitas dan keseruan terakhir malam itu. Sebab, usai itu, mereka terlihat mencuci muka, membersihkan badan dan memakai baju tidur. Tanda bahwa mereka bersiap untuk tidur.
Hari pun berlanjut. Pagi, hari kedua, usai bangun tidur, anak-anak pun melanjutkan dengan snack. Snack kali ini, pisang keju. Setelah mendapatkan asupan snack, para ibu Guru bagaikan gembala, menuntun kawanan anak-anak itu, berjalan-jalan santai, mengelilingi kompleks TK St Paulus.
Beberapa saat setelah berjalan-jalan, mereka pun kembali tiba di sekolahnya. Apakah mereka langsung masuk kelas? ternyata tidak. Lagi-lagi, para Ibu Guru mengajak anak-anak yang lucu dan ceria itu, untuk bermain game. “Permainan ini, untuk melatih motorik kasar anak seperti memindahkan bola,” terang Elly. “Salah satu permainan, bermain bola kaki,” imbuh Kepala TK Paulus yang juga pandai musik itu.
Kegiatan itu, kata Elly, sangat menguras tenaga anak-anak. “Tetapi mereka sangat senang melakukannya,” imbuh wanita kelahiran Lampur ini.
Akhirnya, segala dinamika permainan dan aktivitas itu pun berujung. Mereka pun menikmati sarapan pagi itu. Dan menunya, begitu lesat dan masakan khas Indonesia. Tidak lain, tidak bukan, adalah, nasi goreng. Anak-anak beigtu lahap menyantapnya.
Setelah itu, mereka melanjutkanan permainan ringan, pesan berantai. Dan sebagai anak-anak jaman now, sebuah kegiatan tanpa foto bersama adalah mustahil, maka mereka pun terlihat begitu sumringah tatkala harus masuk ke sesi foto-foto, bersama ibu guru dan mengucapkan Sayonara.
“Kegiatan camping ini terlihat seru, karena bertujuan agar anak bisa melawan rasa takut mereka ketika harus tidur di sekolah bersama ibu guru dan teman-teman tanpa ada orang tua mereka,” pungkas Elly Pujiastuti. (sfn)
Kontributor : Fransiska Sura