Pangkalpinang, YTKNews.id — Setelah masa penilaian Sumatif Tengah Semester (STS) berlalu, SMP Santa Theresia mengadakan pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disebut juga dengan P5 yakni mulai dari 19-30 September dan perayaan P5 digelar bersamaan dengan perayaan syukur pesta nama ulang tahun sekolah pada 1 Oktober. Kali ini kegiatan P5 di SMP Santa Theresia mengusung tema “Kearifan Lokal” untuk digali lebih dalam oleh peserta didik. Menariknya masing-masing jenjang mengambil topik berbeda namun dengan tema yang sama. Jenjang kelas 7 mengambil tema kearifan lokal dari segi lagu-lagu daerah Bangka, jenjang kelas 8 mengambil tema kearifan lokal dari segi permainan tradisional Bangka, dan kelas 9 mengambil tema kearifan lokal segi masakan kuliner Bangka.
Peserta didik diajak terlebih dahulu mengenal kearifan lokal yang ada di Indonesia contohnya dibeberapa daerah seperti upacara adat wiwitan masyarakat Jawa, upacara nangluk merana dan upacara ngaben dari Bali, tradisi mappalette bola masyarakat suku Bugi dan beberapa lagi contoh kearifan lokal lainnya. Selain itu, peserta didik juga diajak untuk menggali lebih dalam mengenai pengertian, ciri-ciri, fungsi kearifan lokal bagi masyarakat, serta jenis-jenis kearifan lokal. Kemudian pada kegiatan-kegiatan selanjutnya, peserta didik diajak untuk memperdalam lagi kearifan lokal di Bangka.
“Dengan tema P5 kali ini, kita mengajak anak-anak untuk mengenal bahkan menyanyikannya bersama kelompok. Harapannya dengan kegiatan ini lagu daerah kita masih tetap mereka kenal dan tidak tenggelam dengan lagu-lagu popular masa kini” ungkap Tabe Ida Silaban, koordinator P5 jenjang kelas 7.
Sikap gotong-royong, kerja sama, kebhinekaan global dan kreatifitas ingin dikembangkan dalam kegiatan P5 ini. Seperti dengan kerja sama membentuk kelompok yang kompak dalam bernyanyi, kreatifitas dalam membuat permainan tradisional, bahkan gotong royong dalam menghasilkan kuliner tradisional.
“Di kelas 8 kendala menarik yang dialami anak-anak adalah saat membuat laying-layang, karena mereka perlu melakukan perhitungan dalam pembuatannya. Namun dengan demikian, hal ini mengingatkan kita untuk terus melestarikan dan merawat kearifan yang ada, khususnya di daerah kita, serta ini merupakan salah satu sarana menyeimbangkan penggunaan gawai untuk anak-anak” ucap Alexander Ivan Pasca Putra, selaku koordinator jenjang kelas 8.
“Saat ini anak-anak lebih canggih mengenal makanan atau masakan bahkan minuman masa kini, bahkan tidak sedikit yang menyukai makanan cepat saji. Melalui kegiataan ini, kita diajak lagi untuk melihat bahwa ada loh makanan tradisonal Bangka yang juga tak kalah enaknya” ucap Finsensia Suprapti selaku koordinator P5 kelas 9.
“Bahkan masih ada yang sulit membedakan mana masakan, jajanan, bahkan kue tradisonal kita. Untuk itu kita ajak anak-anak memasak jenis-jenis menu yang telah ditentukan dalam kelompok. Dengan pengalaman ini, harapannya anak-anak bisa mengerti dan mengolahnya di tengah perkembangan jaman yang pesat ini.” imbuhnya.
Reporter: Marcelina Sandra Dewi