Pangkalpinang, YTKNews.id — Meskipun dapat menikmati waktu belajar mandiri di rumah masing-masing seiring berlangsungnya Penilaian Sumatif Akhir Jenjang kelas 9, semangat religius siswa kelas 8A dan 8B justru menyala-nyala. Pada Selasa dan Kamis, 6 dan 8 Mei ini, mereka berinisiatif mengadakan ziarah rohani ke Taman Doa Bintang Samudra (TBS) Sungailiat dalam rangka menghidupi Bulan Maria dan semangat tahun Yubileum 2025 yang bertema “Peziarah Pengharapan”. Guna mendapat izin dari orang tua dan memastikan kelancaran kegiatan, para peserta didik meminta pendampingan dari A. Ivan Pasca Putra, selaku guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Syukurnya lagi, kegiatan ini didukung oleh sekolah dengan meminjam bus besar milik Yayasan Tunas Karya sebagai sarana transportasi.
Setibanya di lokasi, mereka memulai ziarah dengan menyusuri rute Jalan Salib yang dihisasi pemandangan alam yang sangat asri dan hijau. Sambil melihat patung-patung peristiwa jalan salib di setiap perhentian yang dibentuk sangat indah, para peserta merenungkan makna pengorbanan Kristus dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Usai menyelesaikan Jalan Salib, para peserta ziarah berkumpul melingkar di depan Patung Bunda Maria menggendong jenazah Yesus (Pieta) untuk mendaraskan Doa Rosario bersama. Pada doa rosario tersebut, para peserta didik diundang untuk mendoakan keluaga mereka, masa depan mereka hingga mendoakan sekolah dan teman-teman mereka.
Ivan kemudian memberikan refleksi mendalam tentang peran Bunda Maria dan teladannya dalam kehidupan iman kristiani.
“Bunda Maria dapat disebut Bintang Samudra atau dalam bahasa latinnya Stella Maris karena Bunda Maria kita anggap sebagai Ibu kita sendiri yang pasti mau membantu kita, bersama-sama berdoa untuk kita guna mengarungi gelombang kehidupan ini.” ungkapnya.
Ia sebelumnya juga menjelaskan makna gelar “Bintang Samudra” yang melambangkan Maria sebagai penuntun umat beriman di tengah badai kehidupan, layaknya bintang yang memandu pelaut di lautan luas.
“Bunda Maria sesungguhnya punya beberapa gelar lain seperti yang ada di dalam doa Litani Santa Perawan Maria yang dipopulerkan oleh Santo Petrus Kanisius pada abad ke-16. Semua gelar yang dimiliki Maria ini mengingatkan kita akan pentingnya peran Bunda Maria dalam spiritualitas Katolik, sebagai teladan keutamaan dan kekudusan dalam peran keibuannya, dan sebagai tanda akan kehidupan yang akan datang” tambahnya.
Setelah renungan, para siswa diajak berdoa secara pribadi di depan Patung Bunda Maria Bintang Samudra, memohon bimbingan dan kekuatan dalam perjalanan hidup mereka. Kegiatan ditutup dengan foto bersama di depan patung Bunda Maria Bintang Samudra dan makan siang bersama di cafetaria yang ada di sana sebagai ungkapan syukur atas kebersamaan yang penuh makna ini.
Kontributor: Alexander