Batam, YTKNews.id—Menunjukkan keseriusan dalam meningkatkan kompetensi tata kelola kepustakaan sekolah-sekolahnya, Yayasan Tunas Karya (YTK), tidak hanya mengadakan Diklat Pengelolaan Perpustakaan bagi para pustakawan/pustakawati di Kepulauan Bangka Belitung. Pasalnya, pustakawan dan Pustakawati YTK di Kepulauan Riau pun, akhirnya mendapat gilirannya. Diklat ini berlangsung di Meeting Room Mikael SMAKYS, Selasa dan Rabu, 20 dan 21 Oktober 2025.
Di sela-sela memberi materi, Siprianus S.Ag, salah seorang anggota Pengurus YTK, mengungkapkan bahwa kegiatan ini meningkatkan kompetensi perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SPN). Siprianus juga menambahkan, kegiatan ini penting, karena kebanyakan pustakawan dan pustakawati YTK, bukan dari Sarjana Perpustakaan.
Selebihnya, menurut Siprianus, diklat tersebut, menjadi kesempatan untuk menyamakan persepsi tentang tata kelola perpustakaan khususnya di ruang lingkup yayasan pendidikan milik Keuskupan Pangkalpinang itu.
Lewat materi yang dibawakan, mantan Kepala SD Katolik Tanjungpinang dan Carolus Ujung Beting ini, mengajak peserta untuk memahami fungsinya jabatannya sebagai pustakawan dan pustakawati, juga mengetahui fungsi perpustakaan.
Bersama dengan Adrick Bernardy, S.Pd.Ing, para pustakawan pustakawati dimotivasi untuk mendesain program kerja pustakawan. Tidak hanya itu, pada sesi terakhir, Adrick, menggiring para peserta masuk dalam suasana rekoleksi. Dalam suasana hening, ditemani suara lembut insrrumen yang keluar dari sound meeting room itu, para pustakawan dimotivasi untuk membiasakan diri mengevaluasi kerja alias membuat supervise atas kerjanya.
Akhirnya momen spesial bagi para pustakawan dan pustakawati YTK itu pun, berujung. Ditandai dengan ketukan 3 kali, Ketua YTK, RD Servasius Samuel, S.Psi, M.Psi menutup ajang pelatihan yang jarang diadakan itu.
Dalam kata sambutannya, Romo Samuel menekan jabatan sebagai pustakawan dan pustakawati bukanlah jabatan kelas dua. “Oleh karena itu, dengan pelatihan ini, kita pun melatih diri untuk supervisi, monitoring dan evaluasi kerja,” tandas Romo Samuel.
“Diklat boleh selesai, tetapi persoalan belajar tidak selesai. Maka hidupkan group-gorup WA, agar menjadi media yang baik untuk belajar,” tegas Romo yang juga Psikolog ini. “Karena dengan belajar terus-menerus, para pustakawan juga memenuhi tuntutan lembaga untuk menjamin pelayanan Pendidikan yang unggul,” tambahnya.
“Memang gaji tidak seberapa, tetapi pekerjaan yang kita lakukan ini begitu mulia, karena bagian dari visi dan misi Yayasan Tunas Karya,“ kata Romo Samuel sedikit memuji pustakawan dan pustakawati.
Lantas, Pustakawati SMP Katolik Tanjungpinang, Siti Rohani, yang mewakili peserta, mengaku bangga atas perhatian YTK kepada para pustakawan-pustakawati. “Kami bangga karena Yayasan (YTK-red) memperhatikan pekerjaan kami, walaupun banyak orang di luar sana yang menganggap pekerjaan ini kelasnya rendah,” ungkap Siti.
“Kami juga saling mengukir kerja dan prestasi dalam tugas kami ke depan, karena YTK sudah mendukung kami,” pungkas pustakawati senior ini.
Pelatihan ini diikuti oleh 14 Pustakawan dan Pustakawati sekolah-sekolah di wilayah Kepulauan Riau. Sedangkan kepanitian dikomandani Kadiv SDM dan Personalia YTK, Kristiawan Tri Wardhana, S.Pd. Ing dan dibantu oleh panitia lokal SMAK Yos Sudarso Batam, di bawah koordinator kepala sekolahnya, Christina Sumiyati, S.Pd, M.M. (sfn)
Reporter : Stefan Kelen II
Foto : Joe