Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu
Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia.
Tanjung Pandan, YTKNews.id – Penggalan kalimat ini terasa akrab di telinga kita selama masa pra paskah yang sudah kita lewati. Sebagaimana diketahui bersama, pra paskah merupakan salah satu masa penting bagi umat Katolik.
Sebuah retret agung untuk mengenangkan sengsara Kristus demi terwujudnya keselamatan bagi umat manusia. Umat Katolik umumnya mengisi masa ini dengan berpuasa, pantang dan laku tobat. Ada pula tradisi yang lazim ditemui di masa ini, yakni ibadat Jalan Salib.
Meski masa pra paskah sudah usai, nyatanya momen penuh makna tersebut masih terang di ingatan para siswa SD Regina Pacis. Masih banyak hal yang berkesan untuk dapat diceritakan kembali, terlebih tatkala keempat belas perhentian dalam Jalan Salib tersebut didaraskan oleh tiga puluh satu peserta didik dengan penuh khidmat di aula sekolah sewaktu masa pra paskah.
Salah satu siswa ada yang mengatakan seru dan menyenangkan melakukan proses ini. “Belajarnya terasa bervariasi,” imbuhnya.
Wali kelas V A, Suster Eufrasia F.Ch yang merancang kegiatan ini menilai para anak-anak cukup antusias dan dapat mengikutinya dengan khusyuk. Semua anak pun mendapat tugas membaca perhentian secara bergantian. Ada anak yang sedang berpuasa, tetapi juga tidak mau ketinggalan untuk ikut.
“Saya kagum dengan mereka, tidak ada yang mengeluh letih. Suasana sungguh hening dalam aula. Di kesempatan yang berikutnya, sudah sepatutnya kita perkenalkan kepada anak-anak yang lain tentang doa ini. Kita ini kan sekolah Katolik,” ungkap biarawati Charitas kelahiran Belitang empat puluh satu tahun silam.
Lebih lanjut Suster mengatakan pernah menggali materi tentang pengalaman kegagalan anak-anak. Setiap orang pasti pernah mengalami gagal dan jatuh.
“Oleh sebab itu, saya terinspirasi bagaimana supaya anak-anak juga belajar dari Tuhan Yesus, yang tiga kali jatuh memanggul salib dan anak-anak pun memahaminya.” pungkasnya.
Pelaksanaan Jalan Salib berjalan tertib dan lancar. Dimulai dari nyanyian pembukaan sampai prosesi penutup. Air muka mereka pun memancar haru biru, diliputi dan dibaharui kembali oleh daya sang Ilahi. Kegiatan ini juga seraya mengingatkan kita kembali akan khazanah Katolik satu ini yang memang sarat akan makna. nys
Reporter : Stefanus Harry