Batam, YTKNEWS.ID—Setelah sekian lama, tidak menyambangi sekolah ini, akhirnya pagi itu, Sabtu, 11 Juli 2022, saya menyambangi lagi SD Yos Sudarso I Batam. Untuk menuju ke sana, saya melewati koridor yang terbangun unik. Tembok penyangga berupa tiang atap koridor itu, menyeruakan sensasi bangunan biara klasik, dan mengkomunikasikan keramah-tamaan lewat gambaran warna merah pada batu bata keramik dan garis putih yang mempertegas wujud batu bata merah.
Ketika masuk di dalamnya, saya diajak ke ruangan St Kristoforus. Lantas, dalam ruangan itu, saya berjumpa dengan tiga gadis cilik berwajah bak bintang-bintang Indonesian idol. Tidak hanya itu, ada juga seorang cowok cilik, berkacamata dan sepintas terlihat seperti Einstein kecil.
Ketika melihat keempat siswa-siswi SD Yos Sudarso I Batam itu, saya sedikit gugup. Pasalnya, mereka memperlihatkan raut wajahnya, seolah-seolah sedang menunggu pertanyaan dari saya. Bahkan mereka duduk seperti narasumber talkshow yang datang ke ruangan itu dengan membawa begitu banyak informasi dan argument yang ingin mereka bagikan.
Memalingkan wajah ke kanan, dekat dinding ruangan itu, ada Callysta Feodora Silaban. Gadis cilik yang mengaku asli Batam ini, seolah-seolah memblokir rasa ‘kepo’ dalam diri saya. Pasalnya, pertanyaan pertama saya hanya satu kalimat, ia menjawab dalam penjelasan jika ditulis bisa melebihi dua ratusan lebih kata.
Uniknya siswi kelas enam SD ini mengaku sekolah di SD Yos Sudarso I, bukan hanya karena bisa cerdas, tetapi Pendidikan moralnya terjamin dan pengembangan bakatnya pun terakomodir. “Di sekolah ini, bakat nyanyi saya makin berkembang. Karena para pendidik di sini, memberi support,” kata Callysta.
Ternyata Callysta juga memilik akun Youtube dengan nama, “Callysta Feodora Silaban.” Kini subscriber youtube sudah mencapai 1,17 ribu dan 29 video.
Ia merasa ada support dari sekolah. “Sekolah memberikan semangat seperti dalam membuat video (shooting) dan juga sering memposting video dan foto di sosmed tentang kegiatan sekolah,” pungkas Callista.
Selain itu saya juga terperangah pada sosok Kendrick Kristofer Kardiman, satu-satunya narasumber cowok Ketika itu. “Saya asli Batam dan orang tua dari Jakarta,” tutur Kendrick.
Walaupun nilai bahasa Inggris nya kerap 100, tetapi Kendrick lebih suka pelajaran IPA. “Saya suka dengan IPA, karena selain belajar teori, ada juga eksperimen,” jawab Kendrick seperti ilmuwan yang selalu punya kemauan untuk membuktikan tepri-teori tertentu.
Narsumber berikutnya adalah Winnie Evelyne. Seperti dikatakan para filsuf, Winnie ini pribadi yang paradoks. Pasalnya di satu pihak, nilai matematika nya lebih sering seratus, tetapi di pihak lain, ia malah jadi duta perpustakaan. Padahal belajar mantematika lebih bersahabat dengan angka, sedang duta perpustakaan, ia harus banyak belajar bercerita tentang apa yang dibacanya.
Dan pada pemungkas wawancara, saya harus bertanya kepada seorang gadis cilik yang kerap disapa dengan nama Tekla Clara Cetta Kinasih.
Tekla ini asli Batam. Ia mengaku masuk SD Yos Sudarso I Batam, karena fasilitas bagus dan guru-gurunya bagus dalam mengajar. “Tidak hanya itu, di SD Yos ini juga sering ada lomba. Jadinya sangat seru, apalagi pelajarannya juga sangat bagus,“ tutur Tekla. (sfn)
Peliput : fadli kelen