Batam, YTKNews.id—-Berbicara tentang sosok guru sejati, menurut Tim Digital SD Yos Sudarso 1 Batam, sosok ini adalah salah satunya. Beliau Bernama Hendrina Linong, S.Pd lahir di Lewoleba, 18 Maret 1972. Ia berkeluarga dengan Bapak Germanus Asan Uran dan dianugerahi tiga putri cantik dan manis yang kini sudah bekerja.
Hendrina, sapaan akrabnya adalah sosok yang periang, suka berbagi, dan tegas dalam menegur jika ada perilaku yang salah dan keliru dari anak-anak murid maupun rekan kerjanya. Ia memulai karier di SD Yos Sudarso 1 Batam sebagai guru pengganti Ibu Yuliana yang pada tanggal 1 Oktober 2007 telah dipanggil Tuhan. Kemudian, ia melanjutkan tugasnya sebagai guru PTT Yayasan, hingga akhirnya menjadi pegawai tetap pada 1 Juli 2010. Awal kariernya dimulai dengan mengajar sebagai guru kelas di berbagai tingkatan SD dari kelas 1 sampai 4.
Pada tanggal 2 September 2018, ibu guru berkulit hitam manis ini mengalami sakit yang serius yaitu kanker darah jenis Multiple Mylone Stadium 3A, yang mewajibkan beliau dirawat dan menjalani proses pengobatan yang disebut kemoterapy di rumah sakit kanker MRCC Siloam Semanggi di Jakarta Selatan selama kurang lebih 1 tahun. Demi pengobatan ini ia bahkan harus stay di sana. Namun, berkat semua doa dan dukungan dari Pengurus Yayasan Tunas Karya dan seluruh lapisan di SD Yos Sudarso 1 Batam mulai dari Kepala Sekolah hingga ke siswa-siswinya terkasih, akhirnya pada tanggal 9 September 2019 beliau kembali pulih dan pulang ke Batam setelah beberapa kali perpanjangan cuti sakit.
Paska kesembuhannya, beliau tidak lagi mengajar sebagai guru di dalam kelas. Ia dipindah tugaskan menjadi tata usaha/staff sampai sekarang. Pekerjaan sebagai guru dinilai cukup berat mengingat beliau yang masih rutin melakukan rawat jalan setiap 3 bulan sekali ke Jakarta untuk kemoterapy. “Jika saat ini saya masih ada di Yayasan Tunas Karya, semua adalah kebaikan Tuhan serta perhatian dan kepedulian Yayasan Tunas Karya dan Keluarga SD Yos Sudarso 1 Batam,” ujarnya berkisah. Baginya, Yayasan Tunas Karya sangat memperhatikan semua guru dan karyawan dengan baik dan terus memberikan support, serta izin untuk urusan kesehatan, dll.
Dalam kesempatan ini beliau juga berpesan bagi semua teman-teman di bawah naungan Yayasan Tunas Karya. “Teruslah melakukan tugas dan pelayanan dengan ikhlas, selalu bersukacita serta terus melakukan yang terbaik untuk kemajuan sekolah tempat kita bekerja, penuh tanggungjawab,” ujarnya mengawali pesan. “Tetaplah menjaga nama baik sekolah masing-masing dan Yayasan Tunas Karya kita tercinta,” tambahnya. Ia pun menyelipkan pesan tambahan yang mengharukan. “Dan jika bapak ibu mengalami sakit, jangan pernah berputus asa. Berserah pada Tuhan sepenuhnya, berusahalah jalani nikmati sakit yang dialami dengan tetap bersyukur dalam kondisi apapun yang menurut kita sebagai manusia tidak mungkin, namun bagi Tuhan mungkin,” pungkasnya mengakhiri pesan.
Sepenggal kisah sosok kita kali ini mengajak kita untuk senantiasa percaya bahwa Tuhan akan menyempurnakan semua doa dan harapan. Sebagai pendidik, tetaplah satukan hati, untuk memajukan pendidikan. Buka Hati, Sentuh Pikiran, Bentuk Masa Depan untuk putra-putri yang sudah dipercayakan bersekolah kepada kita. (Dwi)
Kontributor : Tim Digital SD Yos Sudarso.