Pangkalpinang, YTKNews.id — Sabtu, 18 Mei 2024 lalu, siswa-siswi SMP Santa Theresia melakukan kunjungan ke Museum Timah Pangkalpinang yang beralamatkan di jalan Batin Tikal, Kec. Taman Sari, Kota Pangkalpinang. Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja Perpustakaan SMP Santa Theresia di Tahun 2024. Kunjungan ini dibagi menjadi dua yaitu pada tanggal 16 Mei 2024 bagi beberapa siswa perwakilan kelas 7 dan kelas 8, serta 18 Mei 2024 perwakilan kelas 9 yang bertepatan dengan hari Museum Internasional.
“Kegiatan kunjungan museum ini merupakan salah satu program kerja perpustakaan SMP Santa Theresia Pangkalpinang dengan tujuan siswa-siswi mampu mendapatkan informasi sekaligus mendapatkan secara rinci seluk beluk dan sejarah timah dan juga salah satu tempat refreshing yang bernilai” ungkap Fransiskus Tri Subakti, selaku kepala perpustakaan.
Museum timah ini merupakan salah satu tempat yang bersejarah, yang ada di kota Pangkalpinang, dimana Ir. Soekarno juga pernah tinggal di museum ini selama pengungsian di pulau Bangka. Pesona museum ini menyajikan berbagai ragam menarik tentang sejarah Timah yang sangat baik diketahuidalam menambah ilmu pengetahuan khususnya bagaimana timah dapat dihasilkan di negeri serumpun sebalai ini. Ketika memasuki museum, dibagian pertama disajikan bagaimana sejarah timah mulai dari sejarah kota Kapur, selanjutnya disajikan alat-alat yang digunakan ketika melakukan penambangan timah pada awal mulanya mulai dari alat-alat tradisional, setelah itu pada ruang ketiga disajikan penambangan timah pada masa kini dengan menggunakan alat-alat yang modern.
Di dalam museum ini juga kita dapat mengetahui bagaimana pada zaman dahulu para pekerja timah mendapatkan upah berupa koin yang menjadikan inspirasi pada titik nol kilometer di kota Pangkalpinang. Selain itu ada juga jenis-jenis balok timah yang sudah diproses yang akan di ekspor.
“Timah juga terdapat di berbagai alat eletronik misalkan saja HP yang kita gunakan loh …” ungkap Pak Hadi, pemandu museum Timah ketika menjelaskan kepada para siswa-siswi.
Selain itu, museum menyajikan penghasilan di Bangka yaitu lada dan kain khas Bangka yaitu kain cual. Bagian yang terakhir adalah memaskui ruang bioskop mini milik museum Timah yang berada di ruangan bawah. Bak menonton di dalam bioskop, siswa-siswi menyaksikan sajian bagaimana PT. Timah melakukan reklamasi dan reboisasi dalam kegiatan setelah penambangan di lakukan baik di lingkungan darat dan laut. Seperti memasang terumbu karang buatan yang berfungsi untuk menampung segala macam jenis ikan, penanaman kembali pohon-pohon serta kampong reklamasi yang berada di Belitung yang tampak indah. Pemandangan nan cantik seperti danau-danau yang disulap menjadi tempat wisata salah satunya yaitu Danau Kaolin, Danau Padding yang berada di Bangka Tengah.
“Kunjungan ke museum timah ini baru pertama kali saya ikuti, saya saya senang karena mendapatkan ilmu ini secara gratis” ucap Stefani Calista Bernike, salah satu peserta.
“Lebih dari itu, melalui kegiatan ini saya semakin tahu bagaimana para penduduk Bangka mencari timah di mulai dengan orang-orang Tionghoa bersama penduduk asli Bangka atau rumpun Melayu” pungkasnya.
Kontributor: Stefani Indah C.