Home » YTK Adakan Diklat Pegawai di Paroki St Petrus Lubuk Baja, Sembari Kilas Sejarah Sekolah di Batam

YTK Adakan Diklat Pegawai di Paroki St Petrus Lubuk Baja, Sembari Kilas Sejarah Sekolah di Batam

oleh Redaktur Ytknews

Lubuk Baja Batam, YTKNews.id—Yayasan Tunas Karya (YTK) kembali mengadakan Pendidikan Pelatihan atau Diklat Kenaikan ruang pegawai Angkatan II di Batam. Kali ini, YTK sepertinya tidak hanya berkolaborasi dengan SMAK Yos Sudarso, tetapi juga berpatner dengan Paroki St Petrus Lubuk Baja Batam. Pasalnya, diklat itu terlaksana di Gedung Serba Guna (GSG) milik paroki pertama di Kota Batam itu.

Diklat itu  dibuka pada Kamis, 16 Mei 2024 tersebut ternyata mempuyai makna historis.Sebab, sambil mengikuti diklat, mereka juga sambil mengingat Kembali bahwa asal muasal sekolah Katolik YTK di Batam, didirikan di Nagoya. Tidak jauh dari tempat terlaksanannya diklat.

Mengawali dengan sebuah pantun, Pascalis Pandu Sanjoyo, S.Pd, Guru SMAKYS yang didapuk sebagai pembawa acara pada pembukaan Diklat itu, memberi warna suasana tersendiri.

Dalam sambutan pembuka oleh Ketua YTK, RD Servasius Samuel, S.Psi., M.Psi.,Psikolog menyampaikan ada keunikan mengikuti diklat YTK. “Diklat YTK punya keunikan, selalu dimulai dengan makan bersama agar tercipta suasana yang senang dan penuh sukacita,” ujar Romo Samuel.

Di lain hal, Romo yang juga Direktur Lembaga Psikologi Persona ini, menyinggung soal  perubahan tempat kegiatan. “Kegiatan yang biasa dilakukan di Ruang Serba Guna atau Sergun SMA Yos Sudarso Batam, namun pada diklat ini berada  GSG Lubuk Baja,” tandas Romo yang pernah beberapa tahun jadi Guru SMA St Yosef itu.

Bagi Romo Samuel, momen diklat yang terjadi di GSG Lubuk Baja juga sebagai saat yang bisa dimanfaatkan  untuk mengenang awal mula perjalanan sekolah YTK di Batam. “Sebenarnya, dengan berada di tempat ini, kita bisa  mengingat kembali bahwa sekolah YTK di Batam  berawal di lokasi daerah Nagoya,” kenang Romo Ketua YTK.   “Dengan mengingat Sejarah ini,  kiranya  membuat kita semakain banyak belajar dari pengalaman,” imbuh Romo Samuel.

Ketua YTK juga menegaskan juga bahwa kegiatan ini tentunya bermanfaat untuk para peserta. “Yakni membangun semangat pengayaan atas tugas yang dijalankan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan di unit masing-masing dan bisa digunakan sebagai refleksi atas karya yang sudah dijalankan,” tandasnya.

Pada pemaparan awal materi oleh Ketua Yayasan Tunas Karya menyampaikan tentang penguatan Visi Misi, Spiritualitas, 10 Keutamaan YTK ,  Tata kelola SDM  serta Prinsip Kerja Sekolah menjadi pegawai YTK yang dijabarkan secara runtut dan sistematis.

Untuk menghidupkan suasana sesi ini, Romo Samuel melibatkan peserta melalui tanya jawab. Pertanyaan diberikan kepada salah satu guru, yang bernama Agustina Parhusip, S.Pd. “Apakah Ibu mau dimutasi ke tempat lain?”, tanya Romo Diosesan Pangkalpinang yang kerap disapa Romo Sam itu.

Pertanyaan ini disambut gelak tertawa para peserta. Suasana di ruang diklat pun riuh ceriah.  Gelak terawa karena mendengar jawaban sang guru SMA Yos Sudarso Batam itu, seolah-olah memecah keheningan yang terjadi pada awal sesi.

Lebih lanjut Ketua YTK mengutarakan bahwa Lembaga YTK memberi kesempatan kepada pegawai untuk terus belajar dan belajar tidak mengenal umur, ujar Romo Samuel pada sesinya. Di akhir sesi para peserta diberikan tes uji pemahaman serta refleksi pada materi yang disampaikan.

Selain itu, Ketua Panitia, Kristiawan Tri Wardana, S.Pd.Ing dalam keterangan yang diberikan kepada tim ytknews, peserta diklat di Kepri ini mempunyai keunikan terletak pada daya juang peserta. “Daya juang peserta perlu diberi jempol.” ujarnya.

Bagi mantan Kepala SMP Maria Goretti Sungailiat ini, mereka berjuang dating dari Ujung Beting, Tanjungpinang, Tanjung Uban dan Tanjung Balai untuk menyeberang ke Batam dengan penuh semangat,” ungkap pria yang kerap disapa Wawan ini.

Bahkan, kata Kadiv SDM dan Personalia YTK ini, ada dua guru yang terhitung mau memasuki masa pension, tetapi tetap setia mengkuti program tata kelolah SDM YTK ini. “Saya salut, ada dua orang guru, yakni Ibu Rohani dan Bu Antonia yang terlihat begitu antusias mengikuti diklat ini, walaupun mereka akan pensiun,” ungkap Kristiawan.

“Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari 44 guru, 1 pramusaji, 1 Satpam”, tandas Kristiawan yang juga Ketua Panitia ini.

Kristiawan juga menambahkan seluruh peserta yang hadir berjumlah 50 orang, terdiri dari 3 orang kepala sekolah, 1 orang wakil kepala sekolah, 44 0rang guru, 1 orang pramusaji, dan 1 orang satpam.

Menurut data di sekretariat Panitia, peserta paling banyak berasal dari Batam. Sebanyak, 31 orang. Juga terdata, ada 7 orang dari Tanjungpinang. Dari Tanjung Balai, ada 4 orang .   (sfn/foto : Angga)

Reporter  : Sumiyati

Anda mungkin juga suka