Pangkalpinang, YTKNews.id — Setelah bermain-main dan mengalami keseruan dengan roket air buatan sendiri pada hari pertama kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Rekayasa dan Teknologi, pada hari kedua, para peserta didik kelas VII SMP St. Theresia Pangkalpinang mengalami keseruan lain lagi. Pada hari kedua peserta didik mulai diajak untuk secara langsung mengerjakan projek yang direncanakan. Setelah mengulas ulang tentang tema Teknologi dan Rekayasa, guru pendamping projek membangun kesadaran peserta didik untuk melakukan inovasi sederhana dari barang-barang bekas serta mulai mengajak peserta didik merancang desain produk yang akan dihasilkan dari projek kali ini. Sebagai referensi contoh, peserta didik mengakses Youtube untuk menonton video-video terkait rencana projek.
Setelah mendapat gambaran tentang produk yang akan dihasilkan melalui kegiatan projek kali ini, peserta didik dibimbing ke dalam tahap-tahap pengerjaan produk. Kegiatan pertama untuk pengerjaan produk adalah membuat anyaman dari tali kur untuk menggantung pot yang nanti akan ditata di area depan kelas lantai 1 dan dinding tembok pada area lapangan olahraga. Pada awalnya peserta didik mengalami kesulitan memahami langkah-langkah menganyam tali. Hal ini karena cukup banyak tali yang harus dipegang, ukuran tali yang cukup panjang pun semakin menambah kerumitan. Tetapi akhirnya, setelah dipraktikkan dan mencoba berkali-kali dengan diberi contoh langsung oleh para guru pendamping, peserta didik mulai mengerti caranya dan dengan antusias menganyam tali sehingga berhasil. Dalam proses itu, para peserta didik mampu menemukan solusi mengatasi berbagai kerumitan, mereka bekerja sama dan saling mengajari.

Saat awal pembuatan tali, peserta didik merasa agak kesulitan. Ini disebabkan tali yang digunakan cukup panjang. Untuk membuat anyaman diperlukan 6 tali dengan ukuran 4 meter. Banyaknya tali semakin menambah kerumitan peserta didik dalam memulai anyaman. Menurut mereka, sangat susah membagi kedua tali menjadi sama panjang. Belum lagi harus memegang tali yang banyak tersebut dengan kuat. Pada akhirnya, peserta didik mampu menemukan solusi yaitu bekerja sama dengan teman sekelompok untuk memegang beberapa bagian tali sementara bagian yang lain mulai dianyam.
Dapat dilihat dalam proses kegiatan hari ini, ketika mengalami sesuatu yang baru, para peserta didik senang dan antusias. Saking antusiasnya, para peserta didik meminta diajari cara menganyam sehingga semua guru pendamping menjadi cukup repot, terus berpindah dari peserta didik yang satu ke peserta didik yang lain, mengajari dan memberi penjelasan. Sejauh mata memandang, tampaklah kelompok-kelompok peserta didik dengan tali kur di tangannya memenuhi seluruh bagian selasar kelas di lantai 1 hingga ke lobi sekolah. “Anak-anak sangat aktif dan juga penasaran, mereka terus bertanya ini sudah benar atau belum. Mereka ingin tahu dan ingin bisa. Mereka sangat antusias, bahkan ketika sudah waktunya habis pun, mereka masih tetap ingin menganyam tali,” kata Bu Feby, salah seorang guru pendamping.

Meskipun belum sepenuhnya selesai karena kegiatan menganyam masih akan dilanjutkan di hari ketiga, namun peserta didik sudah mampu mengikuti dan mencapai target sesuai rencana. Ketika beberapa peserta didik ditanya bagaimana pengalaman mereka dalam kegiatan P5 hari kedua ini,
“Seruuuuu. Besok mau lagi.” Ucap Geneva, peserta didik kelas VII B.
“Tangan sakit, tapi seru, seru. Senang juga bisa bekerja sama-sama menganyam tali.” seru Nero Reska menimpali.
Seperti apa ya produk akhir projek kali ini? Tunggu di hari terakhir P5.
Kontributor: Lidwina