Mentok, YTKNews.id—Menjadi sekolah penggerak tingkat nasional angkatan 1 pada 2 tahun lalu, ada bukti komitmen SD Santa Maria Mentok. Terlihat, sekolah yang bertetanggaan dengan Gereja Paroki Mentok ini, mengedepankan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan jaman. Tak ayal, sekolah ini pun menjadi pionir untuk menerapkan merdeka belajar pada satuan pendidikan.
Tak sekedar memahami makna sejati pendidikan dengan jargon Merdeka Belajar, para pendidik di SD Santa Maria Mentok telah meresapi dan mengembangkannya di sekolah.
“Makna pendidikan menurut saya adalah mau menerima perubahan lewat suatu proses belajar tanpa menunggu. Pendidikan harus berkreasi sendiri dalam prosesnya. Pedidikan sejati juga berkarya mencapai hasilnya tanpa digerus perkembangan zaman.” Ungkap Maria Susanti, Kepala SD Santa Maria Mentok.
”Merdeka belajar adalah adanya kebebasan siswa untuk memilih bentuk belajar yang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhan mereka sendiri. Merdeka belajar juga berarti meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperhatikan keberagaman karakteristik peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik.” Ujar Eko Nugroho, guru kelas 2 SD Santa Maria Mentok.
Senada itu, guru muda yang menjadi wali kelas 6, Felixianus, berpendapat merdeka belajar adalah memberikan ruang pada murid mengekspresikan dirinya sesuai bakat dan minat yang dimiliki. Begitu pula dengan guru senior yang juga menjadi wali kelas 6,Donaria. Menurutnya merdeka belajar adalah pendekatan untuk menciptakan suasana belajar yang membahagiakan bagi peserta didik.
Hapus Ranking, Semua Anak Juara!
Salah satu gebrakan SD Santa Maria Mentok dalam menerapkan merdeka belajar adalah, meniadakan ranking kelas berdasarkan akumulasi nilai akademik peserta didik. Awalnya, gebrakan ini menuai pro dan kontra. Namun, orang tua dan peserta didik mulai merasakan manfaatnya.
Apresiasi prestasi siswa tidak hanya dalam akademik nilai hasil belajar saja. SD Santa Maria mengadakan berbagai ruang untuk siswa mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki. Peserta didik tak hanya juara di nilai raport, tetapi dia juga juara di seni, olahraga,pengembangan diri dan sikap emosional serta sosialnya.
“Setiap anak ada kesempatan dapat piala. Jadi, tidak itu-itu saja yang diapresiasi sekolah.” Ujar Malvin Giovaldo, siswa kelas 6 yang pernah menjuarai lomba bercerita hingga tingkat provinsi.()
Reporter : Suwito.