Pangkalpinang, YTKNews.id — Beberapa hari setelah Hari Raya Paskah Kebangkitan Tuhan, SMP St. Theresia Pangkalpinang menggelar kegiatan Paskah bersama yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kartini pada 25 April lalu. Karena tanggal perayaan dan peringatan yang berdekatan – Paskah jatuh pada tanggal 20 April dan Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April, maka kedua fokus perayaan ini dijadikan satu. Untuk memaknai kedua fokus itu dalam satu perayaan dan kegiatan, Ibu Lan Cen selaku kepala sekolah yang diminta memberi renungan Paskah sebagai bagian penting dari perayaan tersebut menguraikan keterkaitan atau benang merahnya.
Dalam renungan yang diberikan, peserta didik diajak untuk memaknai perayaan itu bukan sekedar sebagai kegiatan seremoni, tetapi hendaknya hikmah perayaan ini dapat dipetik dan berbuah dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam renungannya, pertama-tama Ibu Lan Cen mengajak para peserta didik untuk merenungkan makna Paskah Kebangkitan Kristus dan mengajak para peserta didik untuk bangkit pula. Ibu Lan Cen mengatakan bahwa bagi orang Kristiani, Paskah adalah perayaan yang terpenting sebab kebangkitan Kristus yang dirayakan dalam Paskah adalah inti iman Kristen. Kristus yang bangkit adalah tanda kemenangan atas dosa dan maut, sekaligus menjadi harapan baru bagi manusia.
“Paskah mengajarkan, di balik malam yang gelap, pasti ada pagi yang terang. Seperti Yesus yang bangkit di hari ketiga, kita pun diajak untuk bangkit dari hal-hal yang membuat kita lemah. Mungkin dari rasa malas belajar, rasa minder, malas berdoa, suka iri hati, atau suka berkata kasar.” ungkapnya.
Kemudian Ibu Lan Cen menguraikan makna Tahun Yubileum dengan tema “Peziarahan Pengharapan”.
“Kalian, anak-anak muda, adalah bagian penting dari peziarahan ini. Jangan berpikir bahwa kalian masih terlalu muda untuk berbuat sesuatu. Justru di usia SMP ini, kalian sedang membangun dasar untuk masa depan kalian sendiri, masa depan Gereja, dan masa depan bangsa. Tema Paskah Keuskupan Pangkalpinang tahun ini menguatkan: “Dalam persekutuan dengan Kristus yang bangkit, jerih payahmu tidak sia-sia.” Artinya, sekecil apa pun kebaikan yang kalian lakukan, usaha yang kalian berikan — belajar dengan sungguh-sungguh, membantu orang tua di rumah, menghibur teman yang sedih, ikut kegiatan gereja — semua itu punya arti di hadapan Tuhan. Tuhan tidak pernah melupakan setiap jerih payah anak-anak-Nya.” ajak Ibu Lan Cen kepada peserta didik.
Apa kaitannya dengan peringatan Hari Kartini? Berbicara tentang harapan, sosok Ibu Kartini dan perjuangannya sungguh menginspirasi. Di masa hidupnya, perempuan tidak punya banyak kesempatan untuk belajar, apalagi berbicara di depan umum. Tetapi Kartini tidak menyerah. Ia menyalakan api kecil dalam dirinya. Melalui tulisan-tulisannya, ia menyuarakan harapan, keadilan, dan masa depan yang lebih baik, khususnya bagi perempuan dan anak muda.
Kartini adalah contoh bahwa siapa pun bisa menjadi pelita, bisa menjadi pembawa terang di lingkungan sekitar. Para peserta didik diajak belajar dari Kartini bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah, bahwa masa depan bisa diubah oleh mereka yang mau berjuang dan tidak takut berharap. Di sinilah benang merahnya: kebangkitan Kristus membawa terang dan harapan baru. Kartini juga adalah figur teladan yang menjadi cahaya. Bahkan bukunya pun berjudul: Habislah Gelap, Terbitlah Terang. Persis seperti kebangkitan Kristus yang mengalahkan kegelapan dosa dan membawa terang hidup baru.
Renungan Paskah ini menekankan dengan jelas bahwa semangat Kartini sejatinya adalah cerminan dari semangat kebangkitan. Jika Kartini berjuang menghadapi keterbatasan di zamannya demi masa depan yang lebih baik, maka para peserta didik di zaman sekarang pun dipanggil untuk berani bangkit dari kemalasan, ketidakpedulian, dan sikap acuh, serta berjuang untuk meraih cita-cita. Setiap usaha, sekecil apa pun, jika dilakukan dengan penuh ketekunan dan harapan dalam Kristus yang bangkit, tidak akan pernah sia-sia. Sebab sebagaimana tema Paskah Keuskupan mengingatkan, jerih payah umat Allah akan berbuah baik dalam waktu-Nya.
Melalui renungan Paskah ini, diharapkan semangat Kebangkitan Kristus dan perjuangan Kartini dapat terus dihidupi oleh para peserta didik SMP St. Theresia. Mereka diharapkan menjadi generasi yang memiliki iman yang tangguh, karakter yang kuat, serta semangat juang untuk berkontribusi bagi Gereja, masyarakat, dan bangsa.
“Seperti Yesus yang dengan penderitaan-Nya menyelamatkan umat manusia, seperti Kartini yang menulis surat-surat sederhana tetapi akhirnya menggugah banyak orang, kalian pun bisa memberi dampak baik bagi sekitar kalian.”, pesan Ibu Lan Cen di akhir renungannya.
Kontributor: Lidwina