Mentok, YTKNews.com — Suasana haru mewarnai halaman SMP Santa Maria Mentok pada Senin (16/6/2025), saat upacara penutupan tahun pelajaran 2024/2025 berlangsung. Acara yang awalnya berjalan khidmat di bawah terik matahari, berubah menjadi lautan tangis ketika momen perpisahan tiba.
Dipimpin oleh OSIS, upacara penutupan dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih. Setelah itu, Kepala SMP Santa Maria, Letisia Pare, S.Pd., menyampaikan kesan dan pesan atas perjalanan panjang satu tahun pembelajaran. Dalam sambutannya, ia mengungkapkan rasa syukur atas kebersamaan yang telah dibangun bersama siswa, guru, staf, orang tua, dan komite sekolah.
“Suka dan duka telah kita lewati bersama. Banyak pencapaian dan kenangan indah yang akan selalu tertanam di hati. Terima kasih atas segala kerja sama yang luar biasa selama ini,” ungkap Letisia dengan suara bergetar. Ia pun menyampaikan permohonan maaf apabila dalam pelaksanaan tugas sekolah terdapat kekurangan.

Foto Guru Pensiun dan Mutasi
Namun, suasana menjadi pilu saat Letisia mengumumkan kabar perpisahan empat guru tercinta yang akan berpindah tugas maupun pensiun:
- Monika Yunio Paramasanti, pindah ke SMA Santo Yosef Pangkalpinang
- Tarsisius Ramto Idong, pindah ke SMP Santo Yosef Belinyu
- Ernita Munte, pindah ke SMP Santa Theresia Pangkalpinang
- Pelita, Pensiun
Keempat guru tersebut dipersilakan maju untuk memberikan pesan dan kesan. Satu per satu mereka menyampaikan isi hati yang penuh haru. Air mata mulai membasahi pipi para siswa yang tak kuasa menahan perasaan kehilangan. Suasana menjadi begitu emosional, hingga ada guru yang tak mampu berkata-kata karena rasa sedih yang begitu dalam.
Tarsisius Ramto Idong, salah satu guru yang akan dimutasi, mengaku sangat terpukul. “Saat menerima kabar mutasi, saya menangis selama dua hari di ruang guru. Rasanya berat meninggalkan keluarga besar Santa Maria,”ungkapnya lirih. Ia mengenang momen favoritnya selama dua tahun mengajar: Smart Fair, sebuah ajang kolaboratif yang memperlihatkan semangat dan kreativitas siswa.

Kesedihan Tampak di Wajah Setiap Insan
“Saya berharap, suatu saat nanti, saya bisa menemukan ‘Santa Maria’ versi lain di tempat yang baru. Namun Santa Maria yang ini akan selalu saya kenang,” tambahnya.
Setelah sesi penyampaian kesan dan pesan, seluruh siswa dan karyawan berbaris kembali untuk berdoa penutup. Kemudian, satu per satu siswa menyalami guru-guru yang akan berpindah. Tangisan pecah kembali. Pelukan, usapan di pundak, dan kata-kata perpisahan menjadi simbol cinta yang tulus antara guru dan murid.
Dengan mata bengkak dan wajah merah karena tangis, para siswa dan guru mengabadikan momen terakhir bersama dalam jepretan kamera. Foto-foto itu kini menjadi kenangan berharga yang akan selalu tersimpan di hati — tentang kebersamaan, perjuangan, dan kasih yang tak akan pernah hilang meski waktu dan jarak memisahkan.
Penulis : Auryn Lim