Pangkalpinang, YTKNews.id – Kompetensi keahlian Tata Busana di SMK Tunas Karya memasuki tahun kedua. Ibarat perjalanan hidup manusia masih berada pada masa balita yang masih perlu banyak campur tangan dari orang-orang di sekitarnya. Demikian juga dengan jurusan ini, masih perlu banyak pembenahan dan perlengkapan yang harus dipenuhi . Namum demikian, pada tahun kedua ini jurusan Tata Busana sudah mulai menampakkan geliatnya.
Setelah sukses dalam kegiatan pameran hasil karya siswa SMK tingkat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diselenggarakan di GOR Sahabudin pada tahun 2021 lalu, tahun ini Jurusan Tata Busana, terutama kelas XI, mendapatkan tantangan yang luar biasa yaitu membuat seragam batik untuk peserta didik kelas X SMK Tunas Karya tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 234 orang. Tantangan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para siswi Jurusan Tata Busana memraktikkan ilmu dan keterampilan yang telah diperoleh selama ini, memberikan pengalaman tanggung jawab, memupuk rasa percaya diri dalam menyelesaikan pesanan yang diperoleh secara tepat waktu dan terjamin kualitasnya.
“Syukur bahwa pada tahun ini, Jurusan Tata Busana mendapat kepercayaan dari Kepala Sekolah dan Pengurus Yayasan Tunas Karya tentunya, menjahit baju seragam siswa kelas X yang berjumlah hampir dua ratusan siswa lebih,” demikian ungkap Bu Galuh, salah satu pengajar di Jurusan Tata Busana ini mengawali penjelasannya.
“Dalam pembuatan seragam sekolah siswa ini, saya menghubungkannya dengan kompetensi dasar dalam mata pelajaran Tata Busana yaitu KD 4.11 Pembuatan Busana Industri dengan membuat kemeja. Dengan demikian anak-anak dapat belajar karakteristik membuat busana dengan sistem industri seperti konveksi atau garmen, dimana busana industri diproduksi secara massal.
arena produksi dalam jumlah besar maka model yang dibuat hanya satu yaitu kemeja dengan menggunakan ukuran standar yaitu S, M, L, XL, XXL, dan 3L. Jika ada yang berukuran lebih besar lagi atau postur tubuh berbeda pada umumnya dibuatkan pola dengan ukuran tersendiri,” ungkap ibu guru yang memiliki tiga orang putri ini.
“Dalam proses pembuatan seragam ini, satu kelas dibagi menjadi 2 tim, dengan tujuan agar anak-anak dapat belajar membangun teamwork . Setiap anggota tim saling bekerjasama untuk membuat baju sebanyak-banyaknya. Dalam 1 tim proses menjahit berbeda-beda perannya, berbeda- beda dalam pekerjaannya. Ada yang melakukan pengguntingan bahan, merader bahan, menjahit , mengobras, menyetrika, membuat lubang kancing dan finishing.
Dalam proses menjahit ini siswa belajar dengan sistem garmen yaitu sistem bahan berjalan, misalnya siswa A menggunting kain, siswa B menggunting viselin, siswa C merader kain, siswa D menyetrika viselin kancing, siswa E menjahit kelim kancing, siswa F menjahit saku. Setelah sampai pada siswa F kembali lagi ke siswa A sampai proses penjahitan baju selesai, begitu seterusnya hingga terpenuhi 234 kemeja seragam,“ tambah Bu Galuh dengan penuh semangat.
Lagi-lagi ibu guru alumnus Jurusan Busana dari perguruan tinggi di Jakarta ini menambahkan, ”Kurang lebih ada 25 langkah dalam proses menjahit, dari awal hingga kemeja siap pakai yaitu menggunting kain, mengggunting viselin, merader kain, menyetrika viselin kancing, menjahit kelim kancing, menjahit saku, menjahit kelim tangan, menjahit bahu, mengobras bahu, menjahit kerung lengan, mengobras kerung lengan, menjahit sisi, mengobras sisi, mengukur kerah, memotong kain kerah dan kain keras, menyetrika kain keras di kain, menjahit kerah, menjahit kerah ke baju, menjahit kelim baju, menjahit lubang kancing, menjahit kancing, finishing, setrika, melipat , dan terakhir packing. Memang butuh kesabaran ekstra agar hasilnya benar-benar berkualitas. “
“Sebenarnya tidak ada kendala berarti dalam menyelesaikan pembuatan seragam ini. Keterampilan anak-anak sudah sangat baik. Mereka juga sangat antusias mendapatkan tantangan ini. Hanya kendala waktu karena anak-anak mengerjakannya hanya pada saat pelajaran praktik. Sampai saat ini sudah puluhan kemeja yang sudah siap pakai. Semoga dalam waktu yang tidak lama lagi semuanya dapat terselesaikan, “ imbuh bu guru yang murah senyum ini.
Saat penulis berkesempatan mengunjungi aktivitas anak-anak busana di ruang jahit, demikian biasa disebut, tampak semangat dan keceriaan mereka.”Kami senang dengan aktivitas membuat kemeja seragam untuk adik-adik kelas kami. Kami sangat termotivasi untuk memberikan karya terbaik kami. Kami juga senang dapat membagun teamwork yang solid,” jawab Ivella Krismerlin mewakili teman-teman sekelas saat ditanya kesan-kesannya oleh penulis. Sementara itu , Chirly, anak busana lainnya menyampaikan harapannya semoga tahun-tahun berikutnya semakin banyak yang mendaftar ke jurusan Busana. “Ayo adik-adik yang akan lulus SMP jangan ragu untuk mendaftar di jurusan Busana SMK Tunas Karya. Jurusan Busana itu asyik,” katanya sambil melanjutkan aktivitasnya menjahit.
Geliat lain yang tak kalah membanggakan adalah pencapaian pada bulan Agustus, tepatnya 26 – 27 Agustus 2022 lalu. Salah satu siswi Tata Busana, Audrey Viodora mampu meraih Juara III dalam lomba Kompetensi Siswa SMK se Provinsi Bangka Belitung. Siswi jurusan Tata Busana yang akrab dipanggil Audrey ini mengikuti cabang lomba Technology Fashion. Dengan diraihnya predikat juara ini, maka semakin menambah semangat dan kepercayaan diri para siswi Tata Busana dalam belajar di bidang busana untuk menyiapkan masa depannya. Yakin bahwa jurusan Busana ini dari tahun ke tahun akan menjadi semakin berkembang dan menjadi jurusan favorit di SMK Tunas Karya.
Penulis : Lukas Parjiyo