Batam- Penanaman nilai peserta didik di era digital seperti sekarang ini membutuhkan langkah-langkah yang tepat serta hati-hati. Dikatakan tepat karena penanaman nilai merupakan bentuk yang dipahami serta dihayati demi adanya wujud atau aplikasi dalam tindakan sehari-hari. Dengan kata lain bahwa perilaku nyata yang ditampilkan adalah wujud dari apa yang direkam dalam pikiran dan jiwanya melalui pengalaman hidup.
Langkah kehati-hatian dalam penanaman nilai menjadi dasar bagi pelaku pendidik dalam mentrasfer pengetahuan serta perilaku penghayatan pada peserta didik. Transfer tersebut mengandung makna bahwa sebagai pendidik hendaknya menguasai dan menghidupi apa yang diyakininya benar sesuai tata nilai yang ada.
Memahami tata Nilai Pancasila pada dasarnya tidak begitu sulit bagi seluruh warga Bangsa Indonesia, karena Pancasila adalah dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila diciptakan dengan dasar refleksi yang mendalam dari para pendiri bangsa, refleksi yang dituangkan dalam Pancasila dilandasi atas dasar pengalaman nyata dari seluruh elemen bangsa.
Pengalaman akan kepercayaan iman, suku, bahasa, budaya, adat istihadat, cita-cita luhur, dan lain sebagainya adalah pondasi dirumuskannya Pancasila sebagai Dasar NKRI.
Era generasi dan jaman boleh berganti, tetapi tata nilai pada prinsipnya tidak berubah, karena tata nilai (Values) mengacu pada prinsip tuntunan serta perilaku turun-tumurun sehingga melekat pada diri seseorang atau kelompok masyarakat. Tata nilai itu pula yang ahkirnya membentuk cermin serta etika budaya yang dihidupi seluruh Bangsa.
Pendidikan nilai sangat tepat ditanamkan pada usia pendidikan. Dikatakan tepat karena peserta didik ibarat kertas kosong yang perlu untuk dilukis serta melukis agar hasil lukisan nampak seperti yang diharapkan. Pembentukan karakter Bangsa Indonesia hendaknya dibangun mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga aspek di atas hendaknya bersinergi dalam meletakkan unsur-unsur penting dalam mengantar masa depan anak-anak bangsa.
Sinergitas pendidikan menjadi kesadaran bersama dengan pola sadar dan terencana dalam menanamkan tata nilai jati diri bangsa sehingga peserta didik memiliki arus gerak ril dalam sikap dan perilaku dengan menunjukkan nilai khas sebagai warga Bangsa Indonesia.
Pendidikan Pancasila di era digital serta modern membutuhkan pendekatan yang lebih mendalam karena peserta didik tidak mudah ditanamkan doktrin yang bersifat memaksa. Pendekatan dengan hati nurani akan membantu peserta didik memahami secara kognitif dan pada ahkirnya mampu menghasilkan daya rasa dan daya rasional tentang pandangan hidup yang diperoleh melalui informasi yang ada disekitarnya.
Daya rasa dan daya rasional yang menyatu dalam diri peserta didik akan mendorong mereka pada wujud adanya nilai moral, etika moral, serta tanggungjawab terhadap bangsa dan negaranya. Disamping itu pula, motivasi peserta didik untuk mempertahankan dan memperjuangkan nilai-nilai luhur Pancasila tetap berkembang walaupun jaman terus berubah.
Sekolah tempat mengenyam pendidikan menjadi salah satu sumber ilmu yang otentik dalam menjabarkan sejarah bangsa. Tanggung jawab sekolah dengan seluruh elemen yang ada harus memiliki peran penting akan keberlangsungan bangsa ini. Sekolah memiliki tanggungjawab terhadap nilai-nilai luhur bangsa yang tertuang dalam Pancasila.
Tidak bisa dipungkiri bahwa era globalilasi akan merusak sendi-sendi kehidupan bangsa jika tidak dicermati dengan baik. Tata nilai ajaran yang bukan berasal dari warisan leluhur dapat menggeser tata nilai bangsa apabila peserta didik tidak didampingi, dididik, diarahkan, dibimbing ke jalur cita-cita luhur bangsa.
Memang peserta didik diberi peluang kebebasan untuk berekspresi dalam mengembangkan kecintaan pada tanah air, tetapi karena faktor usia yang masih labil maka perlu adanya pendampingan serta bimbingan yang lebih komprehensif.
Sekolah sebagai salah satu pusat kegiatan belajar banyak memberikan ruang kepada peserta didik untuk berekspresi dalam mewujudkan cermin kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa sekolah banyak memberikan contoh program pengembangan akan tata nilai ajaran yang tertuang dalam Pancasila, misalnya upaya keyakinan iman menurut ajaran masing-masing, membangun kepekaan sosial dalam berbagi dan bergotong-royong, musyawarah dan mufakat, membangun persatuan dan kekompakan dan lain sebagainya.
Upaya sekolah tersebut merupakan bentuk tanggungjawab sekolah akan masa depan generasi bangsa.
Pendekatan peserta didik untuk mengungkapkan gagasan atau ide kepada guru dan siswa lain adalah bentuk pemahaman peserta didik dalam konteks penjabaran tentang nilai-nilai luhur Pancasila.
Gagasan atau ide tentang nilai luhur Pancasila menunjukkan bahwa Pancasila tetap hidup dan dihidupi generasi bangsa. Wajah akan ajaran tata nilai Pancasila yang hidup akan tergambar pada prilaku generasi bangsa di masa kini dan akan datang.
Tantangan bangsa Indonesia dalam mencapai kesempurnaan cita-cita luhur dipenuhi dinamika dan cobaan. Hal tersebut membutuhkan pengorbanan baik mental, fisik, waktu dan biaya. Tantangan yang datang ibarat sebuah gelombang yang menghantam daratan. Kokohnya pertahanan menjadi pondasi sehingga menyebabkan daratannya kuat dan tahan uji.
Ibarat ujian maka generasi bangsa hendaknya belajar dari pengalaman yang ada. Pengalaman tersebut akan membangkitkan kesadaran untuk kembali kepada dasar utama nilai Pancasila sebagai pondasi NKRI.
Bentuk kegiatan sekolah sebagai wadah kreasi untuk mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam berbagai program, salah satunya adalah pengembangan diri. Program yang disusun apabila melibatkan instansi lain seperti Kepolisian, Koramil, BNN, BKKBN, Kwarcab, dan lainnya akan sangat membantu peserta didik dalam pengembangan diri.
Setiap kegiatan tersebut menurut pengalaman menunjukkan bahwa peserta didik diberi peluang untuk mengekspresikan diri dalam program kegiatan seperti kedisiplinan, menyusun program, membuat tim lomba, gotong-royong, kerjabakti, diskusi, debat terbuka dengan tema yang sudah ditentukan, pentas seni, baris berbaris, dan lain-lain.
Kegiatan di atas pada dasarnya merupakan bentuk ajang ekspresi peserta didik dalam upaya menggerakkan daya nalar, daya hati, daya pikir, serta daya kepekaan terhadap bangsa dan negara.
Maraknya paham radikalisme di belahan dunia ini dapat ditangkal dengan adanya kegiatan-kegiatan positif yang mengedepankan tata nilai ajaran Pancasila. Generasi bangsa adalah aset masa depan bangsa. Menjadi aset berarti menjadi harta yang harus dirawat dan dijaga agar kualitas masa depannya mampu dipertahankan.
Guna mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerjasama semua pihak baik keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah dengan mengambil peran masing-masing dalam meningkatkan tata nilai Pancasila sebagai pondasi Negara. Cinta Pancasila merupakan harga mati demi tumbuhnya NKRI di masa kini dan akan datang.
Selamat Hari Guru 2021
Penulis : F. Agus Sekti Susila, M.Si., Kepala SMP Yos Sudarso
(JnP/YTKNews.id)