Home » Kisah Heroik Sang Nahkoda Muda di SD St Ignatius Loyola Rempang

Kisah Heroik Sang Nahkoda Muda di SD St Ignatius Loyola Rempang

oleh Redaktur Ytknews

Rempang YTKNews.id—-Segala penantian dan kerinduan akan terbayar pada waktunya. Kisah perjalanan hidup seseorang juga melalui proses yang panjang. Butuh waktu yang cukup lama  Namun, sesungguhnya hidup adalah rentetan-rentetan penantian. Tak ada satu orang pun yang bisa meloloskan diri dari penantian dalam hidupnya.

Lelah, penat, cape, bukan alasan baginya untuk berhenti. Lelah hanyalah penginggat baginya bahwa ada sebuah perjuangan panjang yang baru saja dilewati.Kata menyerah hampir tidak ada dalam kamus hidupnya. Sebanyak apapun tantangan dan rintangan yang menghadang selalu ada  alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah sebuah ujian hidup yang harus diterjang dan dihadapi dengan lapang dada dan kegigihan untuk berusaha lebih keras lagi.

Tidak ada yang lebih melelahkan daripada melawan diri sendiri.ini hanyalah selayang pandang penulis tentang jati diri Sang Nahkoda Muda, berikut petikan wawancara singkat penulis kontributor Ytk News( DW) dengan  Nara sumber sang Nahkoda Muda (AA)

DW : Bisakah bapak ceritakan apa suka dukanya menjadi seorang guru atau tenaga pendidik?.

AA : Guru mempunyai waktu libur yang lebih lama dibandingkan dengan karyawan yang lain. Ada libur semester dan ujian kenaikan kelas. Di saat itu guru bisa mengambil waktu untuk bertemu dengan keluarga,jalan-jalan ke pantai atau tempat hiburan lainnya sekadar melepas lelah. Selain itu juga mempunyai banyak teman atau sahabat, selain rekan guru di sekolah, siswa sebagai sahabat guru, juga sebagai anak-anak guru selama masih di sekolah. Guru juga bersahabat dengan orang tua peserta didik dimana setiap pagi Ketika ortang tua mengantarkan anaknya ke sekolah kadang bisa cerita atau tukar pendapat atau sharing tentang Pendidikan anak-anak. Guru lebih dikenal dilingkungan masyarakat tempat Ia berada. Sejauh ini masyarakat selalu memepercayakan guru adalah orang-oang hebat yang bisa mencerdaskan anak bangsa. Dibalik dari kebahagiaan tersebut ada juga duka guru Ketika dia berada di kelas. Banyak sekali tantangan yang dihadapi seorang guru dimana guru harus menghadapi beragam karakter siswa yang berbeda-beda. Ketika mengadapi siswa yang bandel,nakal kadang hanya bisa mengelus dada, menahan emosi, dan bahkan stress tetapi tidak pernah putus asa untuk menjadikan generasi emas nan gemilang.Guru dibebani administrasi yang cukup banyak. Membuat perangkat pembelajaran, Prota, Promes, RPP, kisi-kisi soal ujian, koreksi hasil ujian, analisis, dan sebagainya. Beban jam mengajar yang banyak ditambah administrasi yang tidak ada habisnya terkadang membuat guru merasa lelah.

 

Seorang guru harus menjadi orang tua kedua bagi murid-muridnya. Segala kesulitan murid-muridnya harus diatasi. Merasa gagal jika ada muridnya yang tidak bisa mengikuti berbagai pelajaran dengan baik atau mendapat nilai ujian yang jelek.Seorang guru harus memiliki mental dan jiwa yang kuat untuk menghadapi kelakuan setiap muridnya. Siap stres dan harus tetap setia dengan pekerjaannya. Terlihat tetap tegar, semangat,dan ceria di hadapan muridnya ketika guru ada masalah pribadi. Suka atau tidak, itulah pilihan.Begitulah suka duka menjadi seorang guru atau tenaga pendidik.

DW : Sepengetahuan bapak, siapa saja yang terlibat secara langsung dalam proses pendidikan yang sudah bapak ikuti dan siapa yang paling berjasa terhadap bapak ?

AA : Yang terlibat secara langsung dalam proses Pendidikan saya pertama adalah orang Tua dan yang kedua adalah guru. Orang Tua adalah tokoh penting yang sangat berpengaruh dalam proses pendidikan seorang anak demikian juga halnya dengan saya. Dalam banyak hal orang Tua telah mengajarkan kepada saya terutama pada tingkat usia dini, di mana perhatian dan kasih sayang orang tua yang tulus telah membentuk saya menjadi seroang pribadi yang berkarakter dan bermoral.

Guru adalah seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.Seorang guru  telah mengabdikan dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut.Dalam hal ini, guru tidak hanya mengajarkan pendidikan formal, tapi juga pedidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani oleh para muridnya. Dari penjelasan tersebut, maka kita dapat memahami bahwa peran guru sangat penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya.

DW : Bisakah Bapak membagikan pengalamannya mengapa bapak memilih profesi sebagai Guru atau tenaga pendidik ? pada hal banyak juga profesi yang lain yang lebih menjanjikan atau mendapat gaji yang lebih besar dari seorang guru atau tenaga pendidik.

AA  :    Menjadi guru bukanlah tuntutan dari orang lain tetapi pilihan hidup saya sendiri. Alasan saya memilih profesi sebagai guru karena Guru mempunyai waktu libur yang lebih lama dibandingkan dengan karyawan yang lain. Ada libur semester dan ujian kenaikan kelas. Di saat itu guru bisa mengambil waktu untuk bertemu dengan keluarga,jalan-jalan ke pantai atau tempat hiburan lainnya sekadar melepas lelah. Selain itu juga mempunyai banyak teman atau sahabat, selain rekan guru di sekolah, siswa sebagai sahabat guru, juga sebagai anak-anak guru selama masih di sekolah. Guru juga bersahabat dengan orang tua peserta didik dimana setiap  pagi Ketika ortang tua mengantarkan anaknya ke sekolah kadang bisa cerita atau tukar pendapat atau sharing tentang Pendidikan anak-anak. Guru lebih dikenal dilingkungan masyarakat tempat Ia berada. Sejauh ini masyarakat selalu memepercayakan guru adalah orang-oang hebat yang bisa mencerdaskan anak bangsa.

DW : Saat masih di jenjang pendidikan dasar. Apakah bapak sudah memililki cita-cita menjadi seorang guru atau sejak kapan bapak memutuskan untuk memilih profesi sebagai guru ?

AA : Sejak masuk Sekolah dasar saya sudah memilih cita-cita menjadi seorang guru. Saya terinspirasi dari para guru saya sewaktu menempuh pendidikan dasar di mana mereka sangat gigih dan tabah dalam mengajar dan mendidik  kami. Walaupun kami datang dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda dan secara umum belum mengenal calistung, tetapi hal tersebut tidak sedikitpun  membuat mereka kuatir atau merasa tidak mampu untuk membuat kami menjadi anak anak yang pintar dan cerdas, sebaliknya dengan segala kemampuan yang mereka miliki  mereka curahkan dengan tulus hati walaupun dengan keterbatasan sarana pembelajaran yang ada atau dengan penghasilan yang mereka terima yang boleh dikatakan masih jauh dari kata layak

bersama suster dan para siswa saat pelepasan

DW : Kalau awalnya bapak bercita cita ingin menjadi guru dan cita cita itu sudah menjadi kenyataan, namun dalam perjalanan karier bapak sekarang justru bapak diangkat oleh Yayasan untuk memangku jabatan sebagai kepala sekolah. Bagaimana peristiwa itu terjadi ?

Secara pribadi sebenarnya saya merasa sudah senang sekali sudah menjadi seorang guru, hal itu memang sudah menjadi cita -cita saya sejak kecil namun Yayasan mengangkat saya menjadi Pjs. kepala sekolah periode 2022/2023. awalnya saya merasa berat untuk menjadi kepala sekolah karena menjadi guru saja harus masih benyak belajar  apalagi kepala sekolah. Tetapi seiring berjalannya waktu saya mampu menjalani tugas yang dipercayakan Yayasan kepada saya. Demikian terima kasih. (red)

Keterangan : AA =  Alfonsus Arianto, S.Pd, Kepala Sekolah SD. Santo Ignatius Loyola

Kontributor: humas ytknewssdign

Anda mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

* Dengan menggunakan formulir ini Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh situs web ini.