Home » Ini Filosofi Kerja dan Kebersamaan YTK, Menurut Romo Yudi dan Beberapa Pegawai Baru

Ini Filosofi Kerja dan Kebersamaan YTK, Menurut Romo Yudi dan Beberapa Pegawai Baru

oleh Redaktur Ytknews

Pangkalpinang, YTKNews.id—-Pengayaan pegawai baru Angkatan V Yayasan Tunas Karya (YTK) wilayah Babel hari kedua, diawali dengan sharing menarik. Sharing ini diutarakan oleh Romo Yudi Kristianto, MM Finance. Romo Yudi menawarkan motivasi bagi para guru dan pegawai baru YTK dalam memaknai kerjanya di lingkup yayasan pendidikan Keuskupan Pangkalpinang itu.

“Semua orang membutuhkan uang. Tetapi bukan berarti kita bekerja hanya untuk mendapatkan uang atau gaji, tetapi bekerja sebagai aktualisasi diri,” ujar Bendahara YTK ini.

“Mungkin kita mengenal Abraham Maslow. Pemikir ini berpendapat, aktualisasi diri adalah kebutuhan paling mendasar bagi setiap pribadi,” ungkap Romo yang juga ahli keuangan ini. Menurut Romo Yudi lagi, jika dalam kerja, seorang pegawai berorientasi pada hanya untuk makan minum dan hedonis alias senang-senang, maka aktualisasi diri akan kesulitan untuk tercapai.

Aktualisasi diri, kata Romo Yudi, akan dengan mudah tercapai jika dalam kerja, kita utamakan kebaikan bersama. Romo Yudi memberi contoh tentang para Romo yang bekerja di YTK, mengutamakan tanggungjawab untuk kebaikan bersama karena gajinya disetor ke Keuskupan Pangkalpinang.

Romo Yudi ketika menjelaskan filosofi kerja di YTK

Selain inspirasi menarik dari Romo.Yudi, beberapa pegawai pun mempunyai komentar tersendiri atas kegiatan pengayaan itu.

Revaldy, S.Pd, guru SD St Agnes Belinyu ketika ditanya tentang kesannya terhadap kegiatan pengayaan itu, mengatakan ia tertarik akan kebersamaan. ‘Kesan saya mengikuti acara kegiatan pengayaan yang mengusung tema “bertumbuh dalam pelayanan pendidikan yang unggul dan memerdekakan,” saya begitu suka dengan kebersamaannya,” ungkap Revaldy.

“Saya bertemu dengan bermacam-macam karakter teman sehingga membuat saya lebih memahami cara bersosialisasi,” imbuhnya. Banyak hal yang menurut pria asal Bangka Selatan ini, menjadi pengalaman tak terlupakan.

Yang ia dapatkan ketika melaksanakan kegiatan pengayaan pegawai baru YTK, adalah ilmu yang bermanfaat baginya. Bahkan kebersamaan ini, kata Revaldy, sungguh mencerminkan rasa toleran dan universal. Pasalnya hal itu terasa sangat erat terjadi di kalangan pegawai  YTK yang mengikuti kegiatan ini. “Kerja ternyaman bukan perihal gaji yang besar tapi rasa cinta kekeluargaan yang erat,”  pungkas Revaldy.

Begitupun dengan Mega Simanjuntak, peserta Pengayaan dari SD Regina Pacis Tanjungpandan, Belitung.  Mega merasa bahagia tatkala menjadi  bagian atau pegawai YTK. “Meskipun pada awalnya saya merasa bingung apa yang harus saya berikan atau kontribusi apa yang dapat saya berikan kepada YTK. Tetapi saya akhirnya merasa bahagia bisa melayani di YTK ,” ujar Mega usai mengikuti Pengayaan.

Dengan Pengayaan, Mereka Menjadi Tahu YTK

Dengan adanya kegiatan Orientasi dan Pengayaan. Pengetahuan pegawai tentang YTK menjadi jelas. “Dengan mengikuti orientasi dan kemudian pengayaan ini, semakin jelas apa yang harus saya lakukan melalui jabatan yang saya miliki,” ujar Mega dari SD Regina Pacis.

Dengan materi yang dibawakan 3 narasumber atau fasilitator itu, Mega merasa medapat landasan pemahaman untuk melaksanakan tugas dengan baik dan benar sesuai kompetensi yang ia miliki. “Saya saya didorong untuk tidak hanya melakasanakan tugas dengan baik benar, tetapi juga secara bertanggungjawab,” imbuh Mega.

Lantas, bagaimana dengan Tarsisius Ramto Idong, guru SMP St Maria Mentok. “Melalui kegiatan Pengayaan Pegawai Baru YTK ini saya menerima banyak wawasan baru,” ujar Tarsisius. Ia tidak hanya mengetahui tugas yang berkaitan dengan jabatannya sebagai guru, atau tenaga pendidik, melainkan juga tugas teman-teman lain yang bekerja sebagai tenaga kependidikan.

Melalui kegiatan ini saya juga belajar bahwa roda gerak kemajuan suatu unit atau sekolah tidak hanya berada pada Kepala Sekolah saja tapi pada semua pihak yang berada di sekolah, seperti Guru, TU, Pramusaji, Satpam, dan Driver,” aku pria kelahiran Parittiga, Bangka Barat ini. “Lebih dari itu, saya juga mendapat wawasan terkait sistem penggajian Yayasan Tunas Karya. Satu hal yang dapat saya ambil, bahwa Yayasan begitu luar biasa dalam mensejahterakan pegawainya,” tandas Tarsisius. (sfn/nys)

Peserta Pengayaan sedang kerjakan ujian

Reporter : Stefan

Anda mungkin juga suka

Tinggalkan Komentar

* Dengan menggunakan formulir ini Anda setuju dengan penyimpanan dan penanganan data Anda oleh situs web ini.