Batam, YTKNews.id— Penutupan Raker Yayasan Tunas Karya (YTK) tahun ini, tahun 2024 untuk Tahun Buku 2025, berlansung tanpa rubrik alias protokoler yang ribet dan formal. Tetapi berlangsung dalam suasana persaudaraan. Sebuah penanda, bahwa aspek Dinamis dalam Tata Kelola mulai berproses secara luwes.
Sore itu, 47 Kepala Sekolah dan 3 Kepala Unit, tampil tidak seragam. Warna batiknya serba agak laen. Ada yang hijau mudah. Ada yang oklat, dan ada yang berwarna lain lagi. Mereka menunjukkan bahwa mereka datang dari sekolah dan unit yang berbeda secara konteks dan kultur. Tetapi mempunyai rumah yang sama, yakni, YTK
Begitu pun dengan Pengurus YTK. Mereka pun berbatik, tetapi beda warna. Merek dan harga batik yang mereka pakai pun berbeda. Ada yang pakai batik gratis, alias bermerek “kasio” karena di “Kasih Orang/Umat.” Tetapi ada yang memakai batik yang warnanya bercorak kultur tertentu.
Sebut saja warna kameja yang dikenakan Sekretaris YTK, Alberthus Christian. Mantan Kepala SD Regina Pacis ini, sore itu menjadi sorotan, walau hanya beberapa jam. Pasalnya, Sekretaris YTK yang dikenal dengan “Pekerja Keras” tampil seoalah hari itu adalah perayaan imlek bersama untuk YTK.
Christian memakai baju batik bermotiv tetapi warna dominannya warna merah. Lantas, setiap kali kepala unit ataupun pengurus yang berpapasan dengannya, spontan nyeletuk “Gong Xi Fat Cai.” Ada pula yang lain, termasuk saya, langsung membentuk tangan sebagaimana anak kecil atau orang yang belum menikah meminta angpao pada orangtua pada saat imlek.
Kisah ini begitu menarik dan penuh persaudaraan, karena lahir dari kultur Tionghwa Bangka. Kultur ini secara riil, menjadi setting budaya pelayanan pendidikan dari yayasan tercinta ini, Yayasan Tunas Karya.
Menariknya lagi, walaupun berjalan tanpa rubrik atau protokoler yang fromal, banyak pesan berenergi motivasi pun terbingkaikan secara apik sore itu, di Ballroom baru SMAK Yos Sudarso Batam. Pesan dan motivasi indah ini, tidak hanya diutarakan oleh Pembina YTK, Mgr Prof Dr Adrianus Sunarko, OFM, tetap juga pesan oleh Ketua YTK, RD Servasius Samuel, S.Psi, M.Psi pada momen penutupan raker itu.
Mgr Adrianus memuji tata kelola YTK. Uskup yang juga Teolog ini menyebut bahwa di tengah keterbatasan, ternyata YTK bisa melakukan sebuah lompatan gila. “Saya pernah dengar dari Romo Yudi, walaupun keuangan YTK terbatas, tetapi berkaitan dengan fasilitas tetap diupayakan untuk ditingkatkan. Contohnya adalah gedung baru SMA Yos Sudarso ini,” ungkap Uskup Pangkalpinang tersebut disambut gemuruh tepuk tangan.
Mgr Adrianus OFM pun memuji bahwa YTK juga memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Bagi Wakil Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) ini, pegawai dan pebgurus YTK begitu tekun dan memberi diri dalam pelayanan. “Contohnya, di Keuskupan, tiap pagi pasti Romo Samuel dan Yudi cepat-cepat tinggalkan sarapan dan pergi ke Kantor,” ujar Mgr Adrianus sembari senyum sumringah.
Momen ini mengalir penuh canda dan tawa, karena dipandu oleh kedua MC kawakan dari SD Yos Sudarso I Batam. Kedua MC itu, adalah, Nasib Uratmo Manik, S. Pd dan Justina Budiningsih, S. Pd. Di sela-sela acara, keduanya begitu piwai membumbuhi alur acara dengan komentar dan candaan layaknya mereka berdua punya side job sebagai komedian. Lantas, Bapa Uskup, para Romo dan Bapak Pengurus, juga suster, juga Kadiv, dan frater, bapak, ibu kepala sekolah dan unit, tidak sanggup menahan tawa.
Ketua YTK Ucapkan Terimakasih dan Menyoroti 3 Aspek
Dalam momen penutupan RAKER itu, Ketua Yayasan Tunas Karya (YTK), RD Servaisus Samuel menyampaikan terimakasih kepada semuanya. “Terima kasih untuk kita semua yang telah berpartisipasi dalam seluruh rangkaian kegiatan raker RKAT 2025,” ungkap Romo Servasius Samuel.
Melalui dinamika bersama dalam raker ini, kata Romo Sam, para peserta RAKER tidak hanya belajar berorganisasi tetapi juga belajar bagaimana bekerja secara efektif lewat penyusunan rencana kerja strategis.
“Selain draft Renstra yang sudah diserahkan, kami ingin menyampaikan juga beberapa prinsip dasar yang perlu kita perhatikan dalam menjalankan renstra,” ajak Romo yang juga Psikolog ini. Hal pertama yang ditekankan Ketua YTK, berkaitan dengan human centered atau nilai-nilai kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas termasuk mereka yang terpinggirkan].
Hal kedua, yang disorot Ketua YTK, yakni, transformasi. Bagi Romo Sam, selalu ada kesediaan untuk berubah dan beradaptasi mengikuti perkembangan zaman atau dunia. Lantas pada poin ketiga, Romo yang juga Direktur Lembaga Psikologi Persona (LPT) ini, membentangkan aspek good governance. Dalam aspek ini, Romo Sam mengajak insan YTK dalam momen itu, untuk selalu menjalankan pelayanan dengan prunsip tata kelola yang baik.
“Dengan cara ini kita dapat mewujudkan semangat sinodalitas sekaligus menjaga keberlangsungan YTK,” pungkas Romo Servasius Samuel.
Dari pihak panitia lokal, Didiek Dwi Atmadi, S.Pd, M.M, selaku koordinator, menyatakan bahwa Raker kali ini begitu berkesan. “Karena bersamaan dengan peresmian gedung baru SMA Yos Sudarso, Batam atau SMAKYS yang begitu megahnya dengan fasilitas yang luar biasa dan merupakan Mega Proyek YTK,” ucap Sir Didiek, yang juga Kepala SD Yos Sudarso I Batam ini. (sfn)
Reporter : Stefan Kelen // foto : Angga