Tanjung Balai Karimun, YTKNews.id — Suasana penuh semangat dan warna-warni budaya menyelimuti panggung utama SMP Santo Yusup pada Senin (28/4). Para siswa kelas 9 menampilkan karya tari kreasi modern Nusantara dalam gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema kebhinekaan. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian proyek yang telah dijalankan selama empat hari sebelumnya.
Dalam proyek ini, seluruh siswa kelas 9 dibagi ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat bimbingan langsung dari tim fasilitator yang terdiri dari guru seni dan narasumber luar. Mereka dibekali dengan pengetahuan tentang tari tradisional dari berbagai daerah, lalu diberi kebebasan untuk memadukannya dengan unsur modern agar lebih relevan dengan generasi muda.
Puncak kegiatan berlangsung pada hari kelima, yakni Senin, 28 April 2025, di panggung utama SMP Santo Yusup. Penampilan mereka disaksikan langsung oleh seluruh siswa kelas 7 dan 8, para guru, serta karyawan sekolah. Panggung pun dipenuhi tepuk tangan meriah ketika masing-masing kelompok menampilkan tarian kreasi mereka, yang tak hanya menonjolkan kreativitas gerak dan kostum, tetapi juga menyampaikan pesan kebersamaan dan keberagaman budaya.
Kepala SMP Santo Yusup, Aloysia Reni Setyawati, S,Pd. dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya terhadap kerja keras siswa kelas 9. “Melalui proyek ini, kita bisa melihat bahwa kebinekaan tidak hanya dipelajari, tetapi juga dihayati dan diwujudkan lewat karya seni. Ini adalah bagian dari pembentukan karakter pelajar Pancasila yang cinta tanah air dan menghargai perbedaan,” ujarnya.
Salah satu fasilitator proyek, Lisdiu Hutajulu, S.Pd. juga mengungkapkan kebanggaannya atas progres para siswa. “Meski hanya berlatih selama empat hari, mereka menunjukkan semangat kolaborasi yang tinggi. Mereka tidak hanya belajar menari, tapi juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya nusantara, belajar menyusun konsep, bekerja dalam tim, dan menyampaikan pesan melalui seni.”
Dengan mengusung semangat gotong royong dan inklusivitas, gelar karya ini menjadi bukti bahwa seni bisa menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, khususnya dalam konteks kebinekaan. Acara ditutup dengan penampilan kolaboratif seluruh kelompok yang membawakan tarian gabungan bertema “Satu Langkah, Seribu Warna”, menggambarkan semangat persatuan di tengah perbedaan. ***
Kontributor: Alfrida Sinnong Lallo dan Agnes Ramti