Tanjung Balai Karimun, YTKNews.id – Hari Kamis, 2 November 2023, hampir seluruh siswa SD se-Kecamatan Karimun bersiap-siap untuk mengikuti Pawai Budaya yang diselenggarakan K3S Kecamatan Karimun dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Karimun dan Sumpah Pemuda. Tak ketinggalan, peserta Didik SD St Yusuf juga ikut memeriahkan acara ini.
Peserta pawai se Kecamatan Karimun ini diikuti oleh 21 sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta dan acara dibuka secara resmi oleh Bupati Karimun, Bapak Dr. H. Aunur Rafiq, S.Sos., M.Si.
Kegiatan berjalan dengan baik dan lancar didukung oleh cuaca yang cerah. Tampak total 47 peserta SD St Yusuf bersama 18 guru dan pegawai turun ke coastal area untuk memeriahkan pawai budaya. Uniknya, hari itu mereka juga berpakaian tidak seperti biasanya.
Peserta didik memakai pakaian adat yang bermacam ragam, ada adat Melayu, Bali, Jawa, Flores, Aceh, dan Batak.
Walaupun begitu, tetap ada juga anak etnis Tionghoa atau Chinese yang bersedia memakai pakaian adat dari Melayu.
Berarti hal ini sudah terbentuk pemikiran keragaman budaya didalam pikirannya. Seperti yang kita ketahui, aksesoris perlengkapan baju adat tersebut agak ribet. Diantaranya ada Celyne, Joane, Cinta, dan Shin Masahiro yang memakai pakaian adat Melayu tersebut.
Menurut penuturan Shin,siswa kelas 6B, ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti Pawai Budaya dan hari ini sebagai anak Chinese mencoba memakai Baju Melayu yang terbuat dari kain songket yang tebal lengkap dengan tanjaknya, dengan cuaca yang panas, tapi tetap happy karena bisa merasakan keragaman budaya itu sendiri.
Demikian juga hal yang sama dirasakan oleh Celyne, Joane, dan Cinta yang hari ini memakai kostum yang paling tebal dan ribet diantara anak-anak yang lainnya, yang penting happy dan bangga mewakili SD St Yusuf dalam menghargai beragam budaya dengan berbagai macam suku dan etnis.
Selain pakaian adat, juga ada yang memakai baju profesi, diantaranya ada Tentara, Polisi, Dokter, Perawat, Pemain Bola, Guru, dan lain sebagainya.
Juga anak-anak yang memakai pakaian tradisional mancanegara seperti pakaian Korea dan Chinese, terlihat sangat penampilan dari SD St Yusuf tahun ini.
Bapak dan Ibu gurunya juga tidak mau kalah, ada yang memakai pakaian adat dari Flores, Batak, Jawa, dan Melayu. Makna dari semboyan Bhineka Tuggal Ika sangat terasa pada hari itu karena meski berbeda-beda tapi kita tetap satu jua, karena kegiatan ini juga masih terkait dengan peringatan Sumpah Pemuda yang baru beberapa hari kemarin diperingati.
Pihak sekolah berharap anak-anak terus giat belajar dan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Dapat berkarya, berkreasi, serta berinovasi agar bersama bisa membuka pikiran, sentuh hati, membentuk masa depan yang cemerlang menuju generasi unggul, berbudaya, dan berkarakter. *(nov)*
Kontributor : Sri Budiarti