Tanjung Balai, YTKNews.id—Dalam meningkatkan spiritualitas dan iman para pelajar sekolah Santo Yusup Tanjung Balai Karimun merupakan program bersama bahwa dalam setiap bulan. Tepatnya, hari Sabtu pertama setiap bulan, komunitas SD, SMP, dan SMA mengadakan misa bersama.
Pada bulan-bulan yang lalu misa dilaksanakan di sekolah, tetapi pada awal November ini tepat hari Sabtu 4/11 misa bersama dilaksanakan di Gereja Santo Yoseph Tanjung Balai Karimun. Misa ini dipimpin oleh Pastor Kristiono. Misa itu terlihat meriah, karena umatnya tak lain adalah, semua siswa, guru dan karyawan Kristen dan katolik.
Para petugas juga adalah gabungan dari semua unit dan guru-guru. Petugas koor dari unit SMA. Petugas Mazmur dari guru SD. Lantas, petugas lainnya dari siswa-siswi.
Mereka begitu khusyuk, tatkala mengikuti misa. Walaupun suhu dalam gereja agak panas tetapi itu tidak mengurangi kekhusyukan peserta didik dalam mengikuti misa tersebut.
Misa ini bertujuan untuk memperkuat benteng pertahanan iman para siswa-siswi serta membentengi diri sehingga mereka tidak terbawa dengan arus dan berbagai pengaruh perkembangan dunia sekitar dan sosial media yang makin marak menawarkan hal yang dapat saja mengganggu iman dan psikologi remaja yang sedang tumbuh-kembang menuju kedewasaan yang matang dan bertanggungjawab demi meraih masa depan gereja dan bangsa.
Pada misa itu, Pastor Krist, dalam khotbah menyoroti tentang pentingnya kepatuhan peserta didik terhadap peraturan sekolah. “Misalnya datang tepat waktu ke sekolah serta penguasaan diri salah satunya adalah jangan sombong,” kata Romo Paroki. “Karena apabila kita sombong maka itu adalah permulaan kehancuran sehingga peserta didik tidak mencapai cita-cita dalam kehidupannya ke depan,” imbuh Romo Krist.
Untuk memberi ruang refleksi dan peneguhan iman akan besarnya kasih setia Tuhan dalam hidup manusia beriman, bertakwa, pelajar di kota Karimun, gereja dan siswa-siswi harus berjuang untuk memperoleh kesejahteraan hidup dalam iman yang tegar, kuat, dan kokoh yang berbarengan dengan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.
Ada pegawai yang menilai, melalui program misa bulanan, orang tua wali dan para siswa dan atau orang muda, dapat dijadikan moment yang tepat untuk merefleksikan diri. “Suatu cara untuk mengaktualisasi diri umat dan siswa-siswi agar kuat , kokoh, dan tangguh menyaring semual hal yang berpengaruh dalam proses kematangan pribadi menghadapi ujian hidup di tengah geliat jaman yang semakin menggila,” ujar sang pegawai itu. “Benteng satu-satunya adalah iman yang kuat, kokoh dan teguh menghadapi dan menyaring diri dari setiap pergolakan batin dan psikologis,” pungkasnya. (In)
Kontributor : Alfrida Sinnong Lallo