Tanjung Balai Karimun, YTKNews.id — SMP Santo Yusuf menampilkan tarian nusantara yang dikemas melalui Tari Profil Pelajar Pancasila pada pagelaran karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan berlangsung di Aula Sekolah Santo Yusuf, Senin, (13/11/2023). Pagelaran tari tersebut dihadiri oleh siswa kelas 6 SD, dan orang tua siswa kelas 7 yang diundang ke sekolah untuk menyaksikan dan memberi penilaian terhadap penampilan tarian nusantara anak-anak mereka.
Sedangkan siswa kelas 6 diundang untuk menyaksikan acara pagelaran tersebut sehingga mereka lebih mengenal SMP Santo Yusuf, terlihat siswa kelas 6 SD begitu tertib dalam menyaksikan pagelaran tersebut.
Adapun karya P5 yang digelar mengusung tema “Bhinneka Tunggal Ika” dan dalam karya P5 tersebut, nampak siswa dan siswi SMP Santo Yusup menampilkan beraneka ragam karya seni mulai dari pakaian adat, lagu daerah, hingga tarian daerah.
Siswa kelas 7 berjumlah 80 orang dibagi dalam 8 kelompok tari. Kelompok 1 menampilkan tarian Batak, kelompok 2 tarian Flores, kelompok 3 tarian Batak, kelompok 4 Tarian Jawa, kelompok 5 tarian Batak, kelompok 6 Tarian Jawa, kelompok 7 dan 8 menampilkan tarian Batak. Walaupun siswa kelas 7 hanya beberapa yang suku Flores, suku Batak dan suku Jawa tetapi mereka mampu menguasai tarian daerah yang mereka tampilkan dengan baik.
Untuk persiapannya, siswa hanya berlatih 5 hari. Awal dimulainya pelajaran baru yang mana mengusung tema Kebhinnekaan Global, jadi tiga 5 hari itu dimulai dari perkenalan atau penjelasan P5 khususnya tentang kebinekaan global pada dikurikulum merdeka tahun ini.
Fasilitator yang mengajar projek P5 dibagi dalam tim. Untuk fasilitator P5 kelas 7 ada 4 orang yaitu, Alfrida, Lisdiu, Rudi, dan Agnes. Tim inilah yang bekerja bersama-sama dalam mendampingi siswa dalam latihan.
Dalam pagelaran tersebut ditampilkan juga pengisi acara dari OSIS dan guru yang tergabung dalam sebuah Grup Band mereka menampilkan lagu-lagu daerah sesuai dengan tema yaitu Bhinneka Tunggal Ika tarian nusantara. Selain ada juga tarian pembuka yang sangat memukau yaitu tarian P5, juga menampilkan puisi dan nyanyian solo dari para pengisi acara.
Salah satu siswa SMP Santo Yusuf yang bagian perlengkapan dari OSIS, Jacky, mengatakan pagelaran karya P5 ini sangat bagus, menyenangkan dan ia berharap ke depannya bukan hanya kelas 7 yang tampil tetapi dari kakak-kakak kelas juga dipersilahkan untuk menampilkan tariannya.
Kepala SMP Yusuf, Theresia Sulastri berharap dengan adanya P5 ini di SMP Santo Yusuf bisa menerapkan kurikulum merdeka serta mampu berkontribusi dengan baik. Model pembelajaran P5 berbasis praktik sangat menumbuhkan kreativitas siswa, kekompakan, dan kerja sama dalam tim untuk menampilkan yang terbaik.
Sementara itu orang tua siswa pun sangat mengapresiasi pagelaran tari tersebut, karena pembelajaran tidak hanya secara klasikal tetapi variatif sehingga anak-anak bisa menampilkan sesuatu yang luar biasa. Dengan adanya gelar karya kelas 7 tersebut membangun kerjasama antara seluruh warga sekolah mulai dari para guru, karyawan, pihak keamanan sekolah, OSIS, dan siswa kelas 7 pada khususnya.
Wakil Kepala Aloysia Reni Setyawati, SMP Santo Yusup mengatakan pergelaran ini merupakan puncak dari tema Bhinneka Tunggal Ika yang dilaksanakan di Aula sekolah Santo Yusuf. Menurutnya pelaksanaan pagelaran tari nusantara ini sangat luar biasa terutama peserta didik kelas 7 begitu antusias sehingga orang tua yang diundang untuk mengikuti pagelaran tersebut merasa senang dan sangat mengapresiasi putra-putri mereka. Salah satu usulannya adalah ke depan dengan tema yang sama tetapi bisa menggali aspek yang lain. Tema kebhinnekaan menggali adat-istiadat, makanan khas, lagu-lagu daerah, pakaian dari setiap daerah, atau karya sastra yang lain seperti puisi rakyat.
“Dalam kurikulum merdeka memang ada 30% yang harus dilaksanakan yang namanya penguatan profil pelajar, sehingga SMP Santo Yusuf pada hari ini melaksanakan tema yang pertama yaitu Bhinneka Tunggal Ika, kebetulan pagi ini puncak pergelaran untuk tema tersebut,” ujar Aloysia.
Hal senada dituturkan Jenni, MC hari itu menuturkan melalui tema Bhinneka Tunggal Ika ini, keberagaman masyarakat Karimun, khususnya Sekolah Santo Yusuf tumbuh diharapkan tetap bersatu dan tidak ada terjadi perpecahan, sesuai tema Bhinneka Tunggal Ika.(In)
Kontributor : Alfrida Sinnong Lallo