(Foto : Kepala Sekolah SD St. Hilarius Parit Tiga )
Pangkalpinang, YTKNews.id– Empat sekolah dari Yayasan Tunas Karya (YTK) lolos seleksi Program Sekolah Penggerak yang dilaksanakan secara nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia (RI), yang pada angkatan pertama ini melibatkan 2500 sekolah se-Indonesia. Sekolah-sekolah YTK yang terpilih adalah TK Santa Maria Mentok, SD Santa Maria Mentok, SD St. Hilarius Parit Tiga, dan SMAK Yos Sudarso Batam.
Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Kepala Sekolah TK Santa Maria Mentok, Sumiyati, S.Pd. mengungkapkan bagaimana sekolahnya bisa terpilih dalam Program Sekolah Penggerak.
(Foto : Kepala Sekolah TK Santa Maria Mentok )
“Untuk menjadi sekolah penggerak itu, kepala sekolah harus melewati beberapa seleksi, pada tahap pertama kami mengisi visi, esai, dan mengikuti tes bakat skolastik, dari hasil tes ini kemudian diberitahukan lolos atau tidaknya,” katanya.
“Setelah dinyatakan lolos maka kami mengikuti tes tahap kedua yaitu wawancara dan tes simulasi mengajar,” ungkapnya.
(Foto : Sekolah TK Santa Maria Mentok )
Kepala Sekolah SD Santo Hilarius Parit Tiga, Yohanes Asep Riawan, S.Pd. mengatakan bahwa saat pertama kali mengikuti tes di tahap pertama, ia diminta untuk mengisi persyaratan dan menjawab pertanyaan yang diajukan tentang apa yang telah dilakukannya di sekolah, kendala yang dihadapi di sekolah, penyelesaian masalah, serta hasil yang dicapai.
“Dari pertanyaan pertama hingga akhir itu ada kesinambungan antara apa yang telah dilakukan di sekolah, masalah yang dihadapi, seperti apa solusi yang diberikan oleh kepala sekolah, kemudian hasilnya seperti apa, dan ada atau tidak evaluasi dari hasil tersebut,” kata Yohanes.
“Pada seleksi tahap kedua, kami diwawancarai kembali, seperti flashback terkait jawaban yang kita berikan pada seleksi tahap pertama, jadi kita memang benar-benar dites apakah jawaban-jawaban yang telah kita berikan itu benar jawaban dari kepala sekolah yang bersangkutan atau tidak,” ungkap Yohanes.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAK Yos Sudarso Batam, Christina Sumiyati, S.Pd. menyampaikan bahwa Program Sekolah Penggerak merupakan program Kemdikbud yang dimulai pada Tahun 2021 dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan yang menenkankan pada penciptaan siswa-siswi dengan profil Pelajar Pancasila.
(Foto : Kepala Sekolah SMAK Yos Sudarso Batam )
“Melalui konsep pembelajaran yang memerdekakan siswa dan guru artinya guru lebih leluasa untuk membuat atau mengembangkan metode atau proses pembelajaran dengan mengedepankan kebutuhan dan karakteristik siswa,” kata Christina Sumiyati.
(Foto : Sekolah SMAK Yos Sudarso Batam )
Ia mengungkapkan bahwa Program Sekolah Penggerak dengan kurikulum baru akan mulai diimplementasikan oleh sekolah-sekolah yang lolos seleksi pada Bulan Juli 2021 seiring dimulainya tahun ajaran baru 2021-2022.
“Jadi hanya ada 2500 sekolah se-Indonesia yang lolos dan akan mengimplementasikan Program Sekolah Penggerak pada Tahun Ajaran baru 2021-2022 bulan Juli nanti,” ungkap Christina Sumiyati.(JnP/YTKNews.id)