Pangkalpinang, YTKNews.id – Dalam suasana penuh hikmat dan refleksi, SMA Santo Yosef Pangkalpinang menyelenggarakan ibadat Jalan Salib pada Jumat, 7 Maret 2025. Kegiatan ini menjadi momen istimewa bagi peserta didik, guru, dan staf sekolah untuk menghayati kembali perjalanan sengsara Yesus Kristus, sebagai bagian dari persiapan batin memasuki masa Prapaskah.
Ibadat ini dipimpin oleh kelompok Pendalaman Iman Katolik sekolah, dengan melibatkan seluruh peserta didik dalam perhentian demi perhentian Jalan Salib. Setiap perhentian menggambarkan penderitaan Yesus, mulai dari pengadilan oleh Pontius Pilatus hingga wafat-Nya di kayu salib dan pemakaman-Nya. Dalam setiap perhentian, dibacakan renungan yang mengajak peserta didik untuk merenungkan kasih dan pengorbanan Kristus, serta menghubungkannya dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Masa Prapaskah adalah waktu bagi umat Katolik untuk bertobat dan memperbaharui iman mereka. Sebagaimana tertulis dalam Yeheskiel 36:26, “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu; Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Ayat ini mengingatkan umat untuk kembali kepada Tuhan dengan hati yang bersih dan penuh kasih.
Dalam awalan sebelum ibadat dimulai, Koordinator Pendalaman Iman Katolik, Antonius Budi, menekankan bahwa Jalan Salib bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga kesempatan untuk meneladani pengorbanan Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
“Yesus telah mengajarkan kepada kita tentang kasih yang tak terbatas. Seperti yang tertulis dalam Yohanes 15:13, ‘Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.’ Melalui Jalan Salib ini, marilah kita semakin menghayati kasih Yesus dan membagikannya kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
Sepanjang prosesi, para peserta didik diajak untuk merenungkan bagaimana mereka dapat menerapkan nilai-nilai pengorbanan, kesabaran, dan kepedulian dalam kehidupan sehari-hari.
Wendelinus Rudi, memberikan kesan mendalamnya, “Saat melangkah dari satu perhentian ke perhentian berikutnya, saya merasa seolah-olah ikut menyertai Yesus dalam penderitaan-Nya. Ini mengingatkan saya untuk lebih sabar dalam menghadapi masalah dan lebih peduli terhadap orang lain.”
Ibadat ini ditutup dengan doa bersama, memohon kekuatan agar umat semakin dikuatkan dalam iman dan mampu menjalani masa Prapaskah dengan penuh kasih, pertobatan, dan harapan akan kebangkitan.
Dengan semangat yang diperoleh dari ibadat Jalan Salib ini, diharapkan para peserta didik SMA Santo Yosef semakin meneladani hidup Kristus dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana yang diajarkan dalam Matius 16:24, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” Melalui refleksi yang mendalam ini, seluruh peserta diharapkan semakin siap menyongsong Paskah dengan hati yang baru, penuh cinta kasih, dan semakin dekat dengan Tuhan.