Pangkalpinang, YTKNews.id — Suasana pagi di SMP Santa Theresia pada 21 Mei lalu terasa istimewa ketika Komunitas Generasi Samaritan datang ke sekolah dengan misi untuk mengedukasi siswa-siswi kelas 8 tentang bahaya kekerasan seksual. Dengan pendekatan yang interaktif dan menggembirakan, anggota komunitas ini berhasil menciptakan ruang diskusi yang asik guna menyadarkan para peserta didik akan pentingnya memahami isu sensitif ini.
Komunitas yang berkecimpung di bagian Human Traficking ini memberikan materi tentang isu yang lebih berhubungan langsung dengan hidup para peserta didik sehingga dipilihlah materi tentang Kekerasan Seksual. Tak seperti biasanya, penyuluhan ini dirancang menarik dengan games seru dan kuis berhadiah. Antusiasme siswa langsung terlihat ketika para anggota komunitas Generasi Smaritan masuk berdua-dua ke setiap kelas, menyapa dengan canda dan ice breaking, lalu perlahan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih serius.
“Kalian tahu nggak, kekerasan seksual itu nggak cuma soal pemaksaan fisik? Banyak bentuknya, dan sering terjadi di sekitar kita tanpa disadari,” ujar salah satu anggota Generasi Samaritan, membuka diskusi tentang realitas yang sampai sekarang masih sering dianggap tabu.

Para pemateri menjelaskan bahwa kekerasan seksual mencakup segala tindakan yang merendahkan, melecehkan, atau menyerang tubuh dan fungsi reproduksi seseorang, yang muncul dari ketimpangan relasi kuasa atau gender. Dampaknya bukan hanya fisik, tapi juga psikis.
“Jika tidak segera meminta bantuan dan ditangani bisa berdampak dalam jangka panjang hingga merusak masa depan korban.” ujar pemateri.
Sembilan jenis kekerasan seksual berdasarkan UU TPKS No. 12 Tahun 2022 dipaparkan satu per satu, dilengkapi contoh kasus nyata di kalangan remaja. Mulai dari pelecehan nonfisik seperti komentar kasar dan cat calling, pelecehan fisik, pemaksaan kontrasepsi, hingga kekerasan berbasis elektronik dipaparkan secara gamblang.
“Banyak korban diam karena takut atau malu. Padahal, semakin kita diam, pelaku justru merasa diizinkan terus melakukan kejahatan,” tegas salah satu pemateri.
Kegiatan ini ditutup dengan sebuah pesan yang dibacakan bersama-sama.

“Diam bukanlah pilihan ketika ketidakadilan terjadi. Setiap suara yang berani berbicara adalah langkah menuju perubahan”
Dengan ini, para peserta didik SMP Santa Theresia diajak bersatu menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, serta berani speak up jika melihat adanya tindakan kekerasan seksual baik di sekolah maupun di rumah.
Kepala sekolah, Lan Cen, S.Ag. merasa sangat senang dengan kegiatan yang diprakarsai oleh Generasi Samaritan ini karena dapat menambah wawasan para peserta didik.
“Saya sungguh berharap anak-anak mendapatkan tambahan pengetahuan tentang kekerasan seksual dan menghindari, mencegah tindakan seperti ini, dan tentu saja tidak melakukannya. Bahkan mungkin ada juga yang tertarik bergabung dalam kelompok yang memberi perhatian dan pertolongan kepada korban tindakan kekerasan seksual, seperti kakak-kakak dari Generasi Samaritan itu.” pungkasnya.
Kontributor: Alexander