Pangkalpinang, YTKNews.id – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMP Santa Theresia Pangkalpinang tahun ajaran ini berlangsung dengan nuansa yang berbeda. Kegiatan pengenalan sekolah yang biasanya identik dengan kesan formal dan kaku, kali ini dikemas dengan lebih santai, menyenangkan, namun tetap bermakna dan mendidik. Mengusung semangat joyful, mindful, dan meaningful. Seluruh rangkaian kegiatan dirancang agar murid baru merasa nyaman, diterima, dan sekaligus memahami dengan baik materi-materi yang diberikan para guru.
Kegiatan MPLS secara simbolis dibuka pada apel pagi hari pertama, saat seluruh murid baru mengenakan papan nama buatan mereka sendiri yang telah dipersiapkan di rumah. Prosesi sederhana namun bermakna ini menjadi tanda bahwa mereka telah siap menjalani masa transisi dari jenjang sebelumnya menuju kehidupan baru di lingkungan SMP.
Selama tiga hari berturut-turut, para murid baru mengikuti berbagai sesi pengenalan yang diisi dengan materi-materi penting yang disampaikan secara santai namun tetap serius. Para guru dibantu para pengurus OSIS menyampaikan materi tidak dengan pendekatan satu arah yang membosankan, melainkan melibatkan interaksi yang membuat para murid baru terlibat aktif.
Materi-materi yang diberikan mencakup pengenalan terhadap sepuluh keutamaan Yayasan Tunas Karya, sebagai nilai-nilai dasar yang menjadi pondasi pendidikan di sekolah ini. Selain itu, para murid juga mempelajari tata krama serta tata tertib kehidupan sosial di sekolah agar mereka memahami batasan dan etika dalam bergaul. Mars St. Theresia turut dikenalkan sebagai bagian dari identitas sekolah yang penuh semangat dan nilai spiritualitas. Tak kalah penting, visi, misi, serta tujuan sekolah juga dijelaskan agar para murid memahami arah dan harapan besar yang ingin dicapai bersama. Di sisi akademik, murid diperkenalkan pada struktur kurikulum, kegiatan belajar mengajar, kriteria kenaikan kelas, serta sistem remedial dan pengayaan sebagai bagian dari upaya mendukung perkembangan belajar setiap individu.
Menanggapi perkembangan zaman dan tantangan sosial yang kian kompleks, para murid juga dibekali dengan penyuluhan mengenai bahaya narkotika dan zat adiktif (NAPZA) serta perjudian online yang semakin marak menyasar para remaja. Materi ini disampaikan dengan pendekatan yang membumi agar para murid dapat memahami risiko dan dampaknya dalam kehidupan nyata.
Salah satu kegiatan paling berkesan dalam MPLS tahun ini adalah tur keliling sekolah yang dikemas dalam bentuk permainan pencarian harta karun. Dalam kelompok kecil, murid diberikan petunjuk atau clue untuk menemukan ruangan-ruangan yang ada di lingkungan sekolah. Metode ini tidak hanya memperkenalkan lingkungan secara menyenangkan, tetapi juga menumbuhkan semangat kerja sama, kreativitas, dan rasa ingin tahu dalam proses eksplorasi.
Selain itu, dilakukan pula tes kemampuan literasi dan numerasi yang bertujuan untuk memetakan pemahaman awal para murid. Hasil dari tes ini akan digunakan oleh para guru untuk merancang strategi pembelajaran yang lebih tepat sasaran, sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing murid.
Para murid baru memberikan tanggapan positif atas pelaksanaan MPLS tahun ini. Salah satu murid, Ezra, mengaku sangat senang karena kegiatan pengenalan sekolah tidak membuatnya tegang seperti yang ia bayangkan sebelumnya.
“Awalnya saya takut tidak dapat teman saat MPLS, tapi ternyata saya bisa dapat teman baru dan materi yang diberikan tidak tegang dan cukup dapat dimengerti” ujar Ezra sambil tersenyum.
Sementara itu, Christoper, murid lainnya, merasa terbantu dengan cara penyampaian materi yang membuat mereka paham tentang aturan dan budaya sekolah.
“Kita belajar banyak tentang tata tertib sekolah, visi-misi, dan juga tentang bahaya narkoba dan judi online yang penting banget untuk anak-anak zaman sekarang,” ungkapnya.
Pada hari terakhir, kegiatan MPLS ditutup dengan pameran ekstrakurikuler. Para murid disuguhi berbagai pilihan kegiatan yang bisa mereka ikuti di luar jam pelajaran, termasuk pengenalan terhadap ekstrakurikuler wajib seperti Pramuka. Di kesempatan yang sama, para pengurus OSIS dan MPK juga diperkenalkan kepada murid baru, guna menginspirasi mereka untuk aktif berorganisasi dan berkontribusi dalam kehidupan sekolah.
MPLS secara resmi ditutup dengan apel penutup, di mana para murid secara simbolis melepaskan papan nama yang mereka kenakan sejak hari pertama. Simbol pelepasan ini menjadi penanda bahwa mereka kini bukan lagi orang baru, tetapi telah menjadi bagian dari keluarga besar SMP Santa Theresia yang siap tumbuh dan berkembang bersama, dalam semangat gembira dan penuh kesadaran.
Kontributor: Alexander