Home » Guru SMP Santa Theresia Ikuti Workshop Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Guru SMP Santa Theresia Ikuti Workshop Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

oleh Marcelina Sandra

Pangkalpinang, YTKNews.id — Sebanyak tiga orang guru dari SMP Santa Theresia Pangkalpinang mengikuti kegiatan Workshop Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang berlangsung selama empat hari berturut-turut. Acara ini diselenggarakan di Aula Bangka City Hotel dan dihadiri oleh perwakilan guru dari 10 SMP Negeri dan 17 SMP Swasta yang ada di Kota Pangkalpinang. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata komitmen dunia pendidikan dalam meningkatkan mutu guru secara berkelanjutan.

Workshop ini menghadirkan Defrizal, S.Pd., M.Pd., seorang praktisi pendidikan sekaligus Kepala SMA Negeri 6 Pangkalpinang, sebagai pemateri utama. Dalam sesi pertama, beliau menyampaikan materi mengenai Model Kompetensi Guru sesuai dengan Perdirjen GTK No. 2626 Tahun 2023.

“Model kompetensi guru mencakup empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh setiap guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.” jelas Bapak Defrizal kepada peserta.

Kompetensi pedagogik dijelaskan sebagai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berpusat pada murid demi tercapainya tujuan pembelajaran. Sementara itu, kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru dalam melakukan refleksi diri, menjalankan tanggung jawab secara etis, dan menjadi teladan baik bagi murid maupun masyarakat. Kompetensi sosial merujuk pada kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bekerja sama secara efektif dengan sesama pendidik, orang tua, dan masyarakat. Adapun kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam menguasai materi secara mendalam untuk menyusun pembelajaran yang bermakna.

Selain mengenal jenis kompetensi, peserta juga diperkenalkan dengan lima level penguasaan kompetensi, mulai dari level 1 hingga level 5. Penjelasan ini membantu guru untuk melakukan refleksi terhadap pencapaian kompetensinya saat ini, apakah sudah sesuai dengan jenjang jabatan mereka atau belum. Guru Pertama dituntut mencapai level 2, Guru Muda level 3, Guru Madya level 4, dan Guru Utama level 5. Tiap level mencerminkan kemampuan mulai dari sekadar memahami teori hingga mampu membimbing guru lain dalam praktik profesional.

Dalam sesi kedua, para peserta dibagi menjadi kelompok berdasarkan asal sekolah masing-masing. Mereka diminta untuk menganalisis Mereka menganalisis narasi kasus yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas, mengaitkannya dengan kompetensi guru dan menggunakan Panduan Operasional Model Kompetensi Guru (POMKG) sebagai alat bantu. POMKG yang digunakan sebagai alat bantu refleksi ini sangat bermanfaat dalam refleksi, evaluasi, dan pengembangan keprofesian guru.

Perwakilan peserta dari SMP Santa Theresia, A. Ivan Pasca Putra, S.Fil. mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini.

“Workshop ini sangat membuka wawasan saya tentang pentingnya refleksi dalam pengembangan kompetensi guru. Panduan Operasional Model Kompetensi Guru sangat membantu kami dalam menilai sejauh mana pencapaian kompetensi kami saat ini. Saya merasa lebih terarah dan termotivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas,” ujarnya

POMKG ini menjadi referensi penting bagi guru dalam menilai diri, serta bagi sekolah dalam menyusun program pengembangan keprofesian yang terarah. Panduan ini juga mendukung kepala sekolah dan instansi terkait dalam melakukan pemetaan kompetensi, perencanaan pengembangan karier, dan evaluasi kinerja guru secara objektif.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru semakin menyadari pentingnya pembelajaran mendalam yang berfokus pada peningkatan pemahaman murid serta pengembangan kompetensi guru tersebut secara berkelanjutan. SMP Santa Theresia menyambut baik kesempatan ini dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikannya melalui berbagai pelatihan dan kegiatan serupa.

 

Kontributor: Alexander

Anda mungkin juga suka