Tanjung Balai Karimun, YTKNews.id __ Di tengah hiruk-pikuk keresahan warga Tanjung Balai Karimun akan kelangkaan beras, mahalnya harga-harga barang terutama sembako, jiwa nasionalisme para peserta didik dan guru-guru di sekolah Santo Yusup, Karimun mulai dari unit TK, SD, SMP, dan SMA tetap membara.
Dimulai dari tanggal 15 hingga 19 Agustus tepatnya dari hari Jumat hingga Selasa suasana semarak peringatan HUT RI sangat terasa di sekolah swasta itu sepanjang hari. Persiapan demi persiapan, upacara puncak pada hari Minggu (17/08) dan perayaan dilakukan di unit masing-masing.
Selasa, (19/08) di SD Santu Yusuf, berbagai perayaan digelar di lapangan sekolah. Dari kelas 1 hingga 6, beraneka lomba antarkelas diadakan. Begitu bel masuk sekolah berbunyi, peserta didik memasuki kelas masing-masing. Para wali kelas memimpin anak-anaknya di dalam kelas, mempersiapkan peserta lomba untuk berkompetisi dengan kelas lain. Beberapa menit kemudian, terdengar aba-aba Bapak Andreas Eko. J.S., S.T. dari lapangan supaya semua perserta didik turun ke lapangan sekolah. Semua pertandingan diadakan di lapangan sekolah yang berada tepat di depan kelas.
Lagu “Hari Merdeka” berkumandang menambah kemeriahan suasana di lapangan sekolah pagi itu. Disusul dengan sambutan pembuka dari pembawa acara yang dibawakan oleh Yuni Karina Surbakti, S.Pd.
Sambutan dari Benediktus Slamet, S.S selaku kepala sekolah menjadi salah satu acara yang tidak kalah penting. Sebelum perlombaan diadakan, peserta didik dari ekstrakurikuler menari menampilkan sebuah tarian, yang pasti menambah kemeriahan acara pagi itu.
Perlombaan demi perlombaan pun diadakan. Kelas kecil yang terdiri dari kelas 1 dan 2 bersama-sama memperebutkan juara dalam lomba meniup gelas plastik yang digantung dengan tali. Pada game ini dibutuhkan kekuatan pernafasan untuk meniup gelas plastik yang tergantung dari garis start hingga finish. Peserta yang terpilih dari tiap kelas berusaha sekuat tenaga untuk menjadi yang terbaik. Jenis lomba kedua untuk kelas kecil adalah menyusun kerucut secara estafet, dilanjut dengan game memindahkan bola pingpong secara estafet bagi putri kelas 3 dan 4. Teriakan semangat dari teman-temannya menambah hidupnya suasana lomba.
Para guru dan pegawaipun tak kalah serunya mengikuti game melempar dan menangkap kantong berisi air, jika salah tangkap alhasil basah.
Perlombaan yang paling banyak menyita perhatian adalah lomba futsal bagi peserta didik putra kelas 3 sampai kelas 6. Babak-demi babak berlangsung sengit. Para bintang lapangan SD Santu Yusuf berkompetisi sebagai pemain futsal terbaik. “Goooooo……..lll,” teriakan gol dari pendukung masing-masing kelas menambah sengitnya pertandingan itu.
Walau cuaca mendung dan di akhir pertandingan hujan rintik-rintik membasahi para pemain namun justru hal itu menambah semangat bertanding semakin terpancar di wajah para pemain. Pada akhirnya putra kelas 6-lah yang menjadi jagonya futsal tahun ini.
Bagi-bagi hadiah, inilah yang ditunggu peserta didik. Kelas yang menang mau pun yang kalah semuanya mendapat hadiah. “Kita semua satu, semuanya menang, semuanya Merdeka,” ungkap Yuni saat menutup acara hari itu. Semua peserta didik kembali ke kelas masing-masing membagikan hadiah yang mereka dapatkan. Dirgahayu Republik Indonesia ke-80, Merdeka. *(nys)*
Kontributor : Nety Friska Siahaan, S.Pd.