Tanjung Balai Karimun, YTKNews.id — Dalam semangat kebersamaan dan refleksi rohani, para siswa kelas IX SMP Santo Yusup Tanjung Balai Karimun mengikuti kegiatan retret sekolah pada Selasa–Rabu, 21–22 Oktober 2025. Bertempat di Pelataran Gua Maria Guadalupe, Sei Bati, kegiatan ini mengusung tema yang penuh makna: “Menemukan Jati Diri, Meraih Impian.”
Retret ini menjadi bagian penting dari program Pastoral Sekolah, yang bertujuan membantu para siswa mengenali potensi diri, memperdalam iman, serta menumbuhkan semangat untuk melangkah menuju masa depan dengan hati yang teguh dan penuh harapan.

Hari Pertama: Menyatu dalam Doa dan Refleksi
Kegiatan dimulai pada Selasa siang (21/10). Para siswa berkumpul di lapangan sekolah untuk mengikuti absensi dan pengarahan dari wali kelas sebelum berangkat menuju lokasi retret. Sesampainya di Asrama Santo Fransiskus Xaverius, wajah-wajah ceria dan penuh semangat tampak menghiasi suasana.
Setelah foto bersama dan menikmati snack ringan, acara resmi dibuka oleh wali kelas IX yang memberikan sambutan hangat dan menekankan pentingnya momen ini sebagai langkah menuju kedewasaan rohani.
Sesi pertama bertajuk “Menemukan Jati Diri” menjadi pembuka perjalanan batin para peserta. Dalam suasana hening, mereka diajak merenungkan siapa diri mereka sesungguhnya, apa cita-cita yang ingin diraih, dan bagaimana iman dapat menjadi kompas dalam menjalani kehidupan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan dinamika kelompok dan permainan rohani yang dipandu oleh Tim BOC. Permainan penuh kerja sama dan komunikasi ini menciptakan suasana hangat dan penuh tawa, sekaligus mengajarkan nilai penting: bahwa dalam hidup, kita tidak pernah berjalan sendirian.
Menjelang malam, seluruh peserta mengikuti Doa Rekonsiliasi dan Bakar Dosa — momen hening dan penuh makna di mana para siswa diajak mengakui kesalahan, memohon ampun, dan membakar simbol dosa sebagai tanda pembaruan diri. Lantunan lagu rohani mengiringi suasana yang khusyuk dan menggetarkan hati.
Hari pertama ditutup dengan refleksi malam yang singkat namun mendalam, meninggalkan kesan spiritual yang kuat bagi setiap peserta sebelum mereka beristirahat.

Hari Kedua: Merajut Harapan, Melangkah dengan Iman
Rabu pagi (22/10), para siswa memulai hari dengan senam bersama, sebagai bentuk penyegaran fisik dan pembangkit semangat baru. Setelah mandi dan sarapan, kegiatan dilanjutkan dengan sesi inspiratif bertajuk “Motivasi Diri dan Masa Depan” yang kembali dipandu oleh Tim BOC.
Dalam sesi ini, para siswa diajak berani bermimpi besar, menetapkan tujuan hidup, serta menanamkan keyakinan bahwa dengan kerja keras, kejujuran, dan iman, setiap impian dapat diwujudkan.
Momen haru terjadi saat Sesi Penulisan Niat dan Surat untuk Orang Tua. Dengan penuh perasaan, para siswa menulis refleksi pribadi dan ungkapan kasih kepada orang tua. Tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata, menyadari betapa besar cinta dan pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tua selama ini.
Setelah beristirahat sejenak, kegiatan berlanjut dengan Dinamika Bersama Wali Kelas. Dalam suasana akrab dan penuh kasih, para guru mendampingi siswa berbagi pengalaman, kesan, dan pesan selama retret berlangsung. Hubungan batin antara guru dan murid pun terasa semakin erat.
Sebagai puncak acara, seluruh peserta mengikuti Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Jun, SSCC. Dalam homilinya, Romo Jun mengajak para siswa untuk selalu mensyukuri rahmat Tuhan dan berkomitmen hidup dengan hati yang terbuka serta semangat baru dalam menapaki masa depan.
Retret ditutup dengan sesi pesan dan kesan dari para peserta, diikuti foto bersama sebagai kenangan indah sebelum kembali ke sekolah. Tepat pukul 12.45 WIB, rombongan tiba kembali di SMP Santo Yusup Tanjung Balai Karimun, membawa pulang pengalaman rohani yang tak terlupakan.

Makna Mendalam dan Harapan Baru
Melalui tema “Menemukan Jati Diri, Meraih Impian”, retret ini bukan sekadar kegiatan rohani, tetapi juga perjalanan batin yang mengajarkan nilai-nilai iman, tanggung jawab, dan harapan.
Salah satu peserta, Damian, berbagi kesannya dengan penuh semangat. “Saya merasa lebih mengenal diri sendiri dan ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Retret ini membuka mata saya tentang arti bersyukur dan berjuang untuk masa depan.”
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Santo Yusup menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, guru, dan pembimbing yang telah mempersiapkan kegiatan dengan penuh cinta dan dedikasi.
“Retret ini bukan hanya waktu untuk merenung, tetapi juga saat bagi siswa untuk mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan menemukan arah hidup mereka,” ujarnya.
Dengan selesainya kegiatan ini, para siswa diharapkan membawa pulang semangat baru untuk terus bertumbuh dalam iman, karakter, dan cita-cita — menemukan jati diri sejati dan berani mewujudkan impian yang telah Tuhan tanamkan dalam hati mereka. (Tri)
Penulis: Agnes Ramti
